Chereads / Trouble Is A Friend / Chapter 12 - Kediaman Tuan Reza

Chapter 12 - Kediaman Tuan Reza

Happy Reading...

***

Sebuah bangunan nuansa putih dengan cahaya terang setiap sisi. Ini layak disebut sebuah istana. Rumah mewah milik Natasha sudah bisa dibilang sangat besar. Dan ini, sebuah mansion dengan ukuran empat rumah mewah milik Natasha.

"Kenapa tidak tinggal disini?" tanya Natasha pada Arsen yang kini sedang duduk di sofa bersamanya. Beberapa menit lagi mereka akan disidang.

"Gue gak betah disini. Ngapain sendirian disini. Mending di Apartemen, gue keluar bebas. Disini jam dua belas malem udah di tutup semua gerbang juga pintu."

Natasha mengangguk-angguk. Memang ada benarnya disini pasti membosankan, Arsen yang sedikit liar ini akan merasa dipenjara di tempat tinggalnya sendiri.

"Ekhem..." suara deheman Reza membuat Natasha membenarkan posisi duduknya, berbeda dengan Arsen yang menyandarkan tubuhnya di sofa.

Ruangan 10 x 12 meter persegi itu hanya ada tiga orang. Seorang ayah, anak juga satu orang lain. Tatapan Reza yang menusuk, membuat Natasha keringat dingin. Pantas saja tatapan Arsen begitu menusuk, ternyata dari Papa-nya.

"Kalian harus menikah."

Arsen menatap Papa-nya, tak kalah menusuk. Natasha melongo dibuatnya.

"Maaf Om, tapi kami benar-benar tidak melakukan apapun."

"Belum. Jika saya terlambat. Apa yang akan terjadi?"

Natasha diam seketika.

"Papa selalu memutuskan semaunya!" Arsen buka suara.

"Ya sudah kalau kalian tidak setuju. Kamu Natasha harus tinggal disini, dan pindah sekolah."

"Tapi Om, ini tidak masuk akal."

"Arsen tidak mungkin mau tinggal disini. Dan untuk mencegah kalian bertemu, kamu dalam pengawasan saya," jelas Reza.

"Kenapa dia harus pindah sekolah? Bukannya dia akan dijaga super ketat?" tanya Arsen.

"Oke... benar juga! Tapi yang pasti kalian tidak boleh sama-sama, kecuali menikah."

Natasha tak bisa banyak bicara, dia tidak tahu harus bagaimana. Ada yang harus dipertahankannya. Ia harus merebut apa yang harus jadi miliknya. Mana mungkin dia memberikan rumah, satu-satunya peninggalan ayahnya.

***

Masih di mansion, kini Arsen sedang fokus bermain game. Natasha tertidur di Soffa, disamping Arsen. Karena tidak memungkinkan untuk pulang. Lagi pula dia memang di suruh tinggal di mansion ini. Ini sudah hampir pagi, dan Arsen dengan gilanya belum ngantuk.

Keduanya tidak terlibat perbincangan setelah keputusan akhir Reza-Papanya Arsen itu.

Natasha masih memikirkan bagaimana caranya dia mengambil alih rumah itu. Apa ia harus bicara pada Papanya Arsen? Tapi siapa dia? Dia hanya wanita yang terjebak dengan keadaan ini.

Arsen menatap cewek disampingnya yang tertidur pulas. Cantik. Arsen tersenyum kecil beberapa menit sebelum dia tidur, dia sempat menyuapi Arsen, karena Aryo bilang Arsen belum makan. Layaknya seorang ibu yang marah pada anaknya karena belum makan. Natasha memaksanya makan sampai menyuapinya. Reza menggelengkan kepalanya ketika tahu perilaku Arsen juga Natasha, tak mengerti dengan hubungan keduanya.

"Arsen perlu gertakan untuk mengakui," ucap Reza pada Aryo.

"Maksudnya Tuan?"

"Ayolah Yo... Kamu pasti mengerti maksud saya."

"Saya tidak cukup berani Tuan..."

Reza tertawa kecil, Aryo memang sangat setia pada Arsen. Berhianat pada Arsen adalah hal mustahil bagi Aryo.

"Ini perintah, kamu tenang saja. Arsen hanya perlu gertakan sedikit."

***