malam hari, Eden yang kini memiliki nama Laluna sudah bersiap untuk melesatkan anak panahnya.
sesuai kesepakatan dengan Lucas, ia akan bersembunyi disekitar bar tempat target berada.
sudah 30 menit berlalu, Lucas tak kunjung keluar dari bar.
perasaannya jadi tidak enak, karena biasanya tak butuh waktu lama untuk memancing target keluar.
karena takut terjadi hal yang buruk pada Lucas, ia memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya dan melihat keadaan di dalam bar.
benar saja, Lucas mengalami kesulitan.
banyak dari para penjahat mengeroyoknya, pertarungan sangat tidak seimbang diantara mereka.
Eden berusaha masuk untuk menolong Lucas namun tak sempat, ia melihat seseorang menusukkan belati pada Lucas.
tubuh Lucas tumbang, belati itu tepat tertusuk pada perutnya hingga membuat ia kehilangan banyak darah.
melihat kejadian tersebut dari arah luar bar, Eden sangat marah, begitu marahnya hingga membuatnya kehilangan kendali, ia tak sengaja mengeluarkan panah bumerang yang berasal dari Cincinya.
matanya berapi-api, tatapannya begitu tajam.
tak ada yang menyadari kedatangannya, dari depan pintu Eden membidik 3 orang penjahat yang mengeroyok Lucas dan melesatkan anak panah ke arah mereka.
anak panah tersebut tepat menembus jantung ketiganya hingga membuat mereka mati ditempat.
orang-orang yang berada dalam bar terkejut dengan lesatan anak panah Eden hingga membuat mereka tak bisa berkata apa-apa.
"la laluna!" ucap seorang penjahat yang sedikit ketakutan.
beberapa penjahat lain mencoba menyerang Eden, namun mereka tak sempat untuk mendekat dan malah terkena serangan anak panah Eden hingga merekapun tewas di tempat.
seolah kehilangan keberaniannya, penjahat yang lain tak berani untuk melawan.
bahkan ketika Eden berjalan kearah Lucas, semua orang menyingkir dan tidak menghalangi jalan Eden.
Eden kemudian mendekati Lucas, ia meletakkan tangan Lucas dan membantunya untuk berdiri.
Eden membantu Lucas berjalan pelan dan berusaha membuatnya agar tetap bertahan.
tak berselang lama, Louise sampai bersama seorang prajurit pribadi.
ia melihat ada keributan dan buru-buru mendekati bar tersebut, ia melihat Laluna (Eden) membopong seorang pria.
Eden melewati Louise begitu saja tanpa menghiraukannya.
Louise memanggilnya dengan nama 'laluna' dan menawarka bantuan namun tak dihiraukan.
Eden kemudian bersiul, ia memanggil white yang tak lama sampai di hadapannya.
Eden meletakkan tubuh Lucas pelan kemudian meminta white untuk mengantar Lucas ke tempat mereka tinggal sementara agar Justin dan Marco dapat merawatnya terlebih dahulu.
white pun menuruti Eden dan bergegas pergi mengantarkan Lucas.
Eden ingat betul wajah orang-orang yang telah mengeroyok Lucas.
ia membalikkan badannya seraya mendekati Louise dan mengambil pedang milik Louise kemudian berjalan masuk ke dalam bar.
malam itu terjadi pertumpahan darah besar-besaran, Eden sangat brutal.
meskipun ia seorang perempuan namun ia mampu menghabisi penjahat seisi ruangan dan hanya menyisakan bar tender.
wajah cantik dan bajunya berlumuran darah, ia keluar dengan tatapan kosong dan mengembalikan pedang Louise kemudian berjalan pergi.
"panggil yang lain dan bereskan semua kekacauan di dalam" ucap Louise pada salah seorang prajurit yang menemaninya.
setelah memberi perintah, Louise mengikuti Laluna.
ia terus berjalan dibelakangnya tanpa berkata apapun.
hingga sampailah keduanya di tempat kuda Lucas berada.
Louise berusaha menghentikan langkah laluna, "Laluna, itukah nama mu?" tanya Louise
Eden tak merespon sama sekali dan sedang sibuk melepas ikatan kuda pada pohon.
"jadi pertemuan kita memanglah takdir" imbuh Louise.
Eden masih tak menghiraukan Louise.
"berikan ini pada teman mu" mengambil ekstrak middlemist Camelia yang berada pada sakunya.
tatapan tajam Eden tertuju pada Louise, Louise sedikit kikuk dengan tatapan dingin tersebut.
"ini bukan racun, orang yang ku kenal pernah menggunakan ini untuk menyembuhkan luka, ini adalah ekstrak middlemist Camelia, ambil lah" mendekati Eden dan memegang tangannya kemudian meletakkan ekstrak middlemist Camelia pada telapak tangan Eden.
Eden kembali menatap Louise seolah bertanya kenapa dia menolongnya.
Louise yang bisa menerjemahkan ekspresi wajah kemudian berkata, "jika teman mu dapat sembuh maka kau harus menemui ku 2 hari lagi di taman kota" ucap Louise percaya diri.
Eden yang kembali tak menghiraukan perkataan Louise kemudian memilih untuk menaiki kudanya dan meninggalkan Louise begitu saja.
Louise tak bisa mengejarnya, malam itu ia membiarkannya pergi begitu saja.
ekstrak middlemist Camelia selalu Louise bawa kemanapun, sebagai persiapan bila suatu saat ia bertemu Eden dalam keadaan terluka.
Dan nyatanya Louise benar-benar bertemu Eden, meskipun ia mengenali Eden dengan nama barunya sebagai Laluna.
Louise kemudian pergi dan ikut membereskan kekacauan yang telah dibuat oleh Laluna.
* * *
black forest merupakan hutan tempat Eden, Lucas, Marco dan Justin tinggal sementara di aksum.
hutan tersebut tergolong kedalam hutan yang jarang untuk disinggahi karena cuaca yang tak menentu selalu terjadi dalam hutan tersebut.
sesampainya di goa, Eden melihat kondisi Lucas yang sedang di balut dengan perban.
menurut Justin, kondisinya lumayan parah kerena kehilangan banyak darah saat perjalanan kembali ke goa.
Eden kemudian mengeluarkan ekstrak middlemist Camelia yang diberikan Louise padanya.
Eden meneteskan middlemist Camelia pada Lucas dan meletakkan tangannya diatas luka Lucas agar cairan tersebut tak keluar.
ajaibnya, pendarahan yang dialami Lucas berhenti.
Eden seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia kembali meneteskan middlemist Camelia hingga tak tersisa sedikitpun dan meletakkan tangannya diatas luka di perut Lucas.
kali ini lukanya mulai tertutup, meskipun tak sempurna namun baik marco, Justin dan Eden seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
malam itu kegelisahan mereka sedikit mereda karena ramuan yang dibawa Eden telah membantu penyembuhan Lucas.
* * *
di bar tempat kejadian, Lucas dan para pengawalnya begitu kerepotan mengurus mayat-mayat yang ada di dalam hingga membuat raja aksum turun tangan dan datang ke lokasi kejadian.
di dampingi oleh Arthur sebagai juru bicara Louise, ia kemudian sampai dan melihat keadaan.
raja aksum terlihat shock melihat para penjahat yang meresahkan warganya mati tak tersisa.
ia begitu kagum dengan kemampuan orang yang telah menewaskan penjahat-penjahat tersebut.
Arthur juga tak menyangka akan ada kejadian seperti ini.
tanpa berbelit-belit, Louise menginginkan agar kejadian ini di tutup rapat karena tak ingin seseorang mendapat masalah.
raja aksum menebak siapa orang tersebut yang tak lain adalah Laluna.
Louise tak bisa menyembunyikan semua yang ia ketahui tentang Laluna hingga membuat raja aksum mengerti akan keinginan Louise dan memilih untuk menyembunyikan kejadian malam itu.
Arthur masih kebingungan dan sedikit marah dengan sikap kakaknya tersebut, fokusnya sekarang teralihkan pada orang lain dan bukan Eden.
Louise kemudian menjelaskan mengenai Laluna yang kemungkinan besar adalah Eden.
namun Louise belum dapat memastikan apakah Laluna dan Eden merupakan orang yang sama karena jika memang laluna adalah Eden seharusnya ia mengenali Louise namun ketika bertemu mereka berdua seolah seperti orang asing.
Louise menambahkan bahwa 2 hari lagi, mereka akan bertemu di taman kota, Louise meminta Arthur untuk ikut dengannya.
dan Arthur setuju dengan permintaan Louise
* * *
dua hari berlalu, Louise sudah menunggu di taman.
ia menunggu selama berjam-jam namun Laluna tak kunjung datang.
kegelisahannya menjadi-jadi ketika waktu menunjukkan lewat tengah malam namun Laluna tak menunjukkan batang hidungnya.
dalam pikirannya mungkin memang benar bahwa Laluna bukan Eden, sehingga middlemist Camelia tak dapat menyembuhkan luka temannya.
Arthur yang malam itu menemani Louise memintanya untuk tetap tenang dan menunggu.
hingga pagi hari tiba, Laluna benar-benar tak datang.
Louise yang merasa gelisah kemudian pergi menunggangi kuda dan pergi untuk mencari laluna, ia ingat betul malam itu Laluna menunggangi kudanya menuju black forest.
sesampainya di dalam hutan, Louise melihat area sekitar dan menemukan sebuah goa.
goa tersebut merupakan tempat Eden dan teman-temannya tinggal sementara di aksum.
Louise mulai masuk ke dalam goa, di dalam cukup gelap dan tak terlihat apapun sampai Louise menemukan bara api yang sedikit menyala.
Louise menyadari bahwa seseorang pernah tinggal di goa tersebut dan ia telah pergi beberapa saat yang lalu.
Louise keluar dari goa, ia disambut oleh Arthur yang menunggunya di luar.
Louise begitu terpukul karena ia tak dapat bertemu dengan Laluna, entah kenapa meskipun Laluna dan Eden terlihat berbeda namun perasaan Louise begitu sakit seolah ia telah kehilangan seseorang yang paling berharga.
ia tak kuasa menahan rasa sakit tersebut, hingga membuat Arthur mendekati Louise dan menepuk bahunya.
"kita pasti akan segera menemukannya kak" ucap Arthur untuk menguatkan kakaknya.