Chereads / Laluna / Chapter 36 - Pertemuan dengan Arthur

Chapter 36 - Pertemuan dengan Arthur

sementara itu, Eden Marco dan Justin tengah berada di kursi penonton untuk melihat pertunjukan.

pertunjukan pembuka pun di mulai dengan tari-tarian dan juga lagu-lagu yang menghibur dari orkestra.

semua penonton begitu senang dan bahagia melihat jalannya pertunjukan.

15 menit berlalu, pertunjukan utama akan dimulai.

pemain biola terkenal yang bernama Arthur memasuki gedung pertunjukan.

paras tampannya membius mata setiap penonton wanita. bahkan kaum laki-laki pun mengakui kharisma dari pemain biola tersebut.

ia berdiri di tengah panggung, menyapa para penonton yang hadir kemudian mulai memainkan biolanya.

kira-kira 2 lagu telah ia mainkan, Arthur kemudian kembali berbicara di hadapan penonton.

ia menceritakan sebuah kisah yang amat menarik dimana ia bercerita telah kehilangan seorang sahabat terdekat nya beberapa waktu lalu.

Arthur bercerita bahwa ia sempat bertemu dengan sesosok yang mirip dengan sahabatnya saat dalam perjalanan diplomatik di salah satu wilayah another world.

namun sayangnya baik Arthur dan sahabat nya itu tidak saling mengenali, Arthur sadar ketika sahabat nya itu telah pergi jauh.

Arthur menutup ceritanya dengan mempersembahkan sebuah lagu untuk sahabat nya itu dan tak lupa ia menyebutkan namanya, "sebuah lagu yang akan ku persembahkan untuk sahabat ku Eden" ucap Arthur di sambut sorakan dan tepuk tangan para penonton.

Eden yang duduk di kursi penonton tiba-tiba merasa tak asing dengan suara si pemain biola, ia mencoba mengingat kembali seperti pernah bertemu dengan pemilik suara tersebut di suatu tempat.

tak lama kemudian Eden mengingatnya, mereka pernah bertemu di perbatasan wilayah hibrid.

tekat Eden sudah bulat, ia akan menemui si pemain biola setelah pertunjukan selesai.

untuk itu Eden bergegas untuk berpamitan akan pergi ke toilet kepada Marco dan Justin.

keduanya mengizinkan Eden untuk pergi, namun dengan syarat Eden harus segera kembali.

Eden mulai berjalan, ia tak sengaja melewati kerumunan orang yang telat masuk ke dalam gedung.

ia tak sengaja berpapasan dengan Chris dan Cecilia, awalnya Cecilia tak sadar namun ia kemudian sadar seperti melihat Eden dengan rambut berwarna pirang.

Cecilia menoleh dan mencoba untuk mengejar wanita yang ia lihat tadi, Chris yang melihat Cecilia berputar arah kemudian mengejarnya.

Cecilia yakin bahwa orang tersebut adalah Eden, ia menemukan seorang wanita dengan rambut berwarna pirang yang tepat berjalan di depannya, dengan sigap Cecilia menyentuh pundak wanita tersebut dan mencoba membalikkan badannya, "nona Eden" ucap Cecilia

si wanita menoleh namun dia hanyalah orang asing yang memiliki rambut berwarna pirang.

Cecilia terburu-buru meminta maaf pada wanita tersebut.

Chrispun mendapati raut wajah Cecilia yang terlihat kecewa.

Chris mengerti, mungkin saja Cecilia sangat mengkhawatirkan Eden sehingga ia merasa melihat sosok yang mirip dengan Eden di dalam kerumunan orang tadi.

Chris kemudian mengajak Cecilia untuk duduk di bangku penonton, dan kebetulan yang tidak disengaja, kursi mereka tepat berada di depan kursi Marco dan Justin duduk.

mereka kemudian melihat jalannya pertunjukan.

Eden terus berjalan melewati lorong-lorong dalam gedung pertunjukan, ia sesekali mendengarka. pembicaraan penjaga yang lalu lalang dan tak sengaja mendengar tentang ruang khusus yang digunakan oleh si pemain biola.

kabarnya ruangan tersebut di jaga sangat ketat oleh para prajurit, namun Eden tak gentar dengan penjagaan yang begitu ketat.

ia kemudian dengan hati-hati berjalan menuju ruangan si pemain biola.

setelah 10 menit berjalan, Eden menemukan sebuah ruangan dengan beberapa lapis penjagaan, 'itu dia' gumam Eden dalam hati.

untuk memuluskan aksinya, Eden berjaga dan melihat situasi..

ia menemukan sebuah ruang pelayan tak jauh dari ruangan si pemain biola.

Eden menunggu ruangan tersebut kosong, ia kemudian masuk dan mengenakan pakaian pelayan.

Eden kemudian berpura-pura membawa minuman dan menuju ke ruang si pemain biola.

salah seorang prajurit sedikit ragu dengan kedatangan Eden.

ia kemudian mendekati Eden dan bertanya, namun prajurit lain berkata bahwa di dalam ruangan pangeran Arthur tidak ada minuman sama sekali sehingga si prajurit membiarkan Eden masuk.

setelah melewati pintu, Eden sedikit kebingungan karena begitu banyak pintu di dalam ruangan tersebut, ia kemudian mengintip satu persatu pintu dan ia menemukan sebuah ruangan dengan kotak biola di atas kursi.

Eden yakin bahwa ruangan tersebut adalah tempat si pemain biola untuk singgah.

ia masuk ke dalam ruangan dan meletakkan minuman yang ia bawa pada sebuah meja.

Eden kemudian melepas baju pelayan yang ia kenakan lalu bersembunyi di salah satu sudut ruangan.

'cklek' suara pintu terbuka, Arthur masuk keruangan dan mendapati ada teh yang masih panas di meja.

ia kemudian menutup pintu, mendekat ke arah teh tersebut dan berkata,

"keluarlah, aku tau ada yang bersembunyi di dalam ruangan ini"

Eden kemudian menampakkan dirinya, ia menggunakan mantel dan cadar untuk menutupi sebagian wajahnya.

"kau penyusup, penguntit atau kau hanya orang yang penasaran?" tanya Arthur dengan tenang sambil duduk di kursinya

Eden tak menjawab pertanyaan Arthur, Arthur sadar bahwa orang yang di hadapannya bukanlah orang yang berbahaya, ia kemudian lanjut bertanya,

"jadi kau orang yang penasaran ya, jika kau ingin aku menjawab rasa penasaran mu maka bukalah penutup kepala dan juga cadar mu" ucap Arthur memberikan penawaran pada Eden.

Eden yang beberapa kali mendengar suara Arthur semakin merasa tak asing dengan sosok yang ada dihadapannya.

namun Eden tak bergeming, ia tetap berdiri tanpa melakukan tindakan apapun.

"baiklah kalau kau tidak mau, aku akan pergi karena masih ada banyak urusan" sembari mengambil secangkir teh dan menyeruputnya

Eden tak bisa menolak, ia begitu penasaran siapa orang yang ada di hadapannya.

mungkin bisa saja ia dapat membantu menemukan ingatan Eden, atau mungkin orang yang ada dihadapannya adalah orang jahat.

setelah mempertimbangkan, Eden memutuskan untuk mengikuti permintaan Arthur.

Eden melepas penutup kepala dan cadarnya, ia merapihkan rambut pirangnya dengan mengurainya ke arah belakang menggunakan tangannya.

Arthur tak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya, ia benar-benar mengenali wajah Eden meskipun rambutnya berwarna pirang.

"kau mengenaliku?" ucap Eden

Arthur kemudian meletakkan gelas dan berdiri untuk menghampiri Eden, langkahnya terburu-buru, Arthur memeluk Eden,

"Eden" sembari menitihkan air mata

Eden yang terkejut berusaha melepaskan pelukan Arthur namun tidak bisa

"meskipun rambutmu berbeda aku dapat mengenali dirimu, bagaimana ini bisa terjadi bahkan kau tak mengingat ku" ucap Arthur sembari melepaskan pelukannya terhadap Eden.

"ayo kita pulang ke Aztec" ucap Arthur sembari memegang tangan Eden.

Eden kemudian melepas cengkraman tangan Arthur dan berkata,

"tunggu dulu, mungkin kau salah orang. bisa saja kami hanya mirip"

"tidak, kau adalah Eden kami.. kau adalah wanita nomor satu di Aztec" jawab Arthur

"kalau begitu katakan apa yang membuat mu yakin bahwa aku dan Eden adalah orang yang sama.." imbuh Eden

"rambut asli mu berwarna merah, karena tidak ada yang memiliki warna rambut itu selain kau bahkan di seluruh wilayah another world ini"

Eden sedikit terkejut dengan ucapan Arthur, ia kemudian menambahkan

"maaf tuan tapi warna rambut ku adalah pirang, maaf aku telah salah menduga bahwa kau adalah orang yang ku kenal" ucap Eden menyangkal kemudian membalikkan badan

"laulna" ucap Arthur, "Laluna, itukah nama baru mu? aku tidak memaksa mu untuk mengingatnya tapi percayalah aku aku adalah orang baik, jika kau tidak dapat menemukan ingatan mu maka aku bersedia membantu mu" ucap Arthur

Eden kemudian berjalan menuju pintu, dari luar terdengar suara prajurit yang ingin memeriksa ruangan karena ada penyusup yang masuk meskipun dengan penjagaan ketat.

Arthur kemudian merespon, ia menjawab prajurit yang ada di luar dan mengatakan bahwa tak ada orang lain selain dirinya di dalam ruangan.

namun prajurit bersikeras untuk menerobos masuk, tapi tetap tidak di ijinkan oleh Arthur.

keributan di depan ruangan pangeran arthur menyebabkan raja Noah terpancing untuk mendekat, ia kemudian berbicara dari luar ruangan dan meminta pangeran Arthur untuk membuka ruangan dan mematuhi prosedur di Assiria.

Arthur tak bisa menolak, Eden kemudian melihat ke arah jendela dan langsung saja melompat ke arah keluar tepat setelah Arthur membuka pintu ruangan.

kali ini Arthur tak bisa membawa Eden pulang meskipun ia tepat dihadapannya, namun Arthur cukup puas karena ia telah berhasil meyakinkan Eden tentang jati dirinya.

Arthur yang memahami Eden berpikir bahwa mereka mungkin akan bertemu lagi nanti..