"hei bolehkah aku bertanya sesuatu?"
ucap Lucas memotong pembicaraan Chris dan Cecilia
"katakanlah apa yang ingin kau tau"
jawab Chris
"apakah nona kalian itu seorang ahli dalam hal memanah?"
"ya tentu saja, bahkan kau tak akan menemukan orang yang lebih ahli dalam hal memanah selain nona kami. kenapa kau menanyakan hal itu"
jawab Chris dengan bersemangat
"sepertinya nona mu memiliki kemiripan dengan teman ku yang bernama Laluna. dia memiliki rambut merah dan ahli memanah" imbuh Lucas.
ucapan Lucas membuat Cecilia dan Chris terkejut, karena ini bukanlah sebuah kebetulan yang di sengaja.
di another world tidak ada bangsawan yang memiliki rambut merah kecuali Eden.
Lucas lantas menceritakan awal mula ia menemukan Eden, bagaimana ia terluka dan berhasil melewati masa-masa sulit ketika koma.
Lucas bahkan menjelaskan bahwa kemungkinan besar Eden telah mengalami trauma yang berat selain efek samping dari benturan kepala yang telah membuat sebagian ingatannya menghilang.
karena itu selama bersama Lucas Eden tak pernah menyebut nama orang yang ia kenal, ia seperti tersesat dalam dirinya sendiri.
mendengar penjelasan Lucas, Chris dan Cecilia menjadi bertekad untuk segera menyelamatkan nona nya dan membantu pemulihan ingatannya.
Cecilia kemudian menceritakan mengenai hubungan Noah dan Eden yang menurutnya Eden tak begitu dekat dengan Noah.
namun Noah seolah menjadi terobsesi pada Eden setelah kejadian menghilang nya Eden.
bahkan ketika Cecilia mengobati Eden kemarin, Noah selalu berada disampingnya, tak sedetikpun meninggalkan Eden berdua dengan Cecilia.
Chris memiliki sebuah solusi untuk menyelamatkan Eden, namun ia tak bisa mengirim pesan keluar.
ia berniat meminta bantuan tuan Jose dan rekan-rekannya yang berada diluar.
karena sel tempat mereka di kurung sangat tertutup sehingga tak ada banyak cahaya bisa masuk kecuali dari lubang ventilasi yang lebarnya tak lebih dari 20 cm.
mereka kembali terduduk lesu, sembari memikirkan ide agar mereka bisa keluar atau setidaknya mengirimkan pesan keluar.
* * *
pasca siuman, perlahan kondisi Eden membaik.
ia sudah mulai berjalan di taman ditemani oleh beberapa pelayan dan pengawal.
selama ia koma beberapa hari, Eden bermimpi ia berada di sebuah kota dengan keadaan yang begitu asing.
bahkan pakaian yang ia kenakan tak pernah ia temui selama ia berpindah pindah tempat.
dalam mimpinya ia memiliki rambut yang persis sama seperti saat ini, ia bermain bersama seorang gadis yang ia sebut adik.
Eden terus memikirkan mimpinya tersebut dan membuatnya semakin penasaran apakah itu mimpi ataukah kejadian yang pernah ia alami di masa lalu.
untuk menenangkan diri, Eden memutuskan untuk berjalan ke danau kerajaan.
ia melihat begitu jernihnya air hingga membuatnya tak kuasa menahan diri dan memilih untuk berenang di danau tersebut.
'segar sekali'
ucap Eden dalam hati.
ia terus berenang, menikmati sejuknya air yang menyelimuti tubuhnya.
ketika dirasa sudah cukup, Eden berenang kembali ketepian.
tak disangka Noah sudah berdiri menunggu Eden di bawah pohon dekat danau.
Eden naik kepermukaan, ia berjalan mendekati Noah, Noahpun ikut mendekati Eden membawakannya handuk dan menyelimuti tubuh Eden.
Noah menuntun Eden ke bawah pohon, disana telah tersedia makanan untuk dimakan berdua.
seperti piknik, itulah yang ada di pikiran Eden ketika melihat apa yang telah disiapkan Noah untuknya.
Eden kemudian duduk, ia mulai menikmati roti coklat dan beberapa buah-buahan.
mereka berdua tak banyak bicara, hanya melihat ke arah danau dan menikmati sejuknya angin yang berhembus.
terkadang Noah sembari memperhatikan Eden yang sedang memakan roti.
karena sedikit tak nyaman, akhirnya Eden membuka pembicaraan yang membuatnya penasaran, tentang mimpi yang ia alami ketika koma.
"apakah kau tau siapa nama lengkap ku?"
tanya Eden sembari memakan roti
"tentu saja aku tau, Eden Georgia Ludwig"
jawab Noah sambil terus menatap Eden
"Eden? jadi itu nama asli ku, lalu dari mana aku berasal?"
tanya Eden kemudian menatap Noah untuk memastikan jawaban Noah tidak bohong
"tentu saja kau berasal dari Assiria"
jawab Noah dengan yakin
'dia berbohong' gumam Eden dalam hati
"benarkah? lalu bagaimana cara kita bertemu?"
"kita adalah sahabat sejak kecil, kita sudah sering bermain bersama" ucap Noah dengan sedikit mengalihkan pandangannya
'dia berbohong lagi' gumam Eden dalam hati
"lalu di mana keluarga ku? siapa nama ayah ku dan siapa nama ibu ku? apakah aku memiliki adik?" ucap Eden dengan antusias
"cukup!! hentikan!! aku sedikit lelah karena urusan kerajaan.. akan ku ceritakan nanti" menjawab Eden dengan nada tinggi kemudian kembali berbicara dengan lembut dan menatap Eden.
Eden tau bahwa Noah berbohong padanya, terlihat jelas dari pandangan Noah yang terus menghindari kontak mata dengannya.
Eden tak menjawab perkataan Noah, ia hanya menganggukkan kepala sembari meneruskan makan roti.
tangannya sedikit gemetar karena mengetahui Noah yang berbohong, namun Eden berusaha untuk tetap tenang.
ditambah lagi, ia tak pernah membicarakan masalah Lucas.
Noah terang-terangan ingin menahannya di kerajaan namun karena perlakuan Noah yang baik terhadapnya hingga membuat Eden tak bisa menemukan celah keburukan Noah.
sejujurnya Eden sangat stres memikirkan dirinya yang tak boleh memasuki perpustakaan.
padahal perpustakaan adalah sumber informasi yang penting untuknya, yang tentu saja berkaitan dengan ingatannya dimasa lalu.
ia ingin mencari tahu mengenai asal-usul dirinya dan keluarganya.
namun karena Noah telah membuat larangan khusus untuknya hingga membuat Eden tak bisa berbuat apa-apa.
* * *
setelah melakukan perjalanan selama tiga hari dua malam akhirnya Justin dan Marco sampai di the Great Aztec.
sebelum menuju kerajaan, mereka berdua mengumpulkan informasi tentang pangeran Arthur dan cara bagaimana menemuinya.
informasi yang mereka dapatkan tak begitu berguna karena pangeran Arthur selalu menghabiskan sebagian besar waktunya di kerajaan.
ditambah selama enam bulan terakhir pangeran arthur selalu bepergian untuk tugas negara.
namun salah seorang sumber mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu pangeran Arthur telah kembali dari tugas negara dan kini sedang berada di istana.
Justin dan Marco tak berpikir panjang, ia memilih menemui pangeran Arthur secara langsung.
mereka menuju gerbang utama istana dan mencoba meminta izin untuk masuk.
awalnya penjaga di gerbang utama tak mengizinkan karena Justin dan Marco tak memiliki surat resmi.
kemudian Marco mendekati si penjaga dan membisikkan sesuatu "Eden" ucap Marco lirih.
penjaga awalnya terlihat serius namun ia kemudian tertawa terbahak bahak mendengar kata yang di ucapkan Marco.
penjaga seolah meremehkan Justin dan Marco, ia menganggap mereka berdua hanyalah orang iseng lantas mengusir keduanya.
mendengar keributan di depan gerbang utama membuat Louise mendekat, penjaga kemudian memberi hormat namun di cegah oleh Louise dan meminta penjaga tersebut untuk melanjutkan tugasnya.
sedangkan ia mengajak Marco dan Justin menjauh dari pintu gerbang.
Louise memperkenalkan diri sebagai bangsawan di the Great Aztec.
ia menyembunyikan identitasnya agar mudah berbicara dengan Marco dan Justin.
sebelumnya Louise telah memperhatikan mereka dari jauh.
ia dapat mengenali mereka sebagai seorang Hunter kelas kakap.
hal itu terlihat dari cara mereka berpakaian dan terus terlihat tenang meskipun tidak sedang berada di wilayahnya.
Louise menanyakan keperluan mereka datang ke istana, ia bahkan menawarkan bantuan untuk keduanya.
awalnya Justin sempat curiga dengan niat baik dari Louise namun Marco lebih memilih percaya pada Louise karena ia telah menyelamatkan mereka berdua dari penjaga.
Marco kemudian berkata bahwa ia memiliki pesan yang harus disampaikan pada pangeran Arthur dan Marco menekankan bahwa ia tak dapat mengatakan pada siapapun.
Louise sudah menduga sebelumnya bahwa maksud kedatangan mereka berdua tidaklah sembarangan.
melainkan ada hal yang penting yang harus ia sampaikan sehingga membuat mereka nekat menunjukkan wajah di depan umum.
bagi seorang Hunter, wajah merupakan hal yang harus disembunyikan seumur hidupnya.
untuk itu Louise mengantar keduanya untuk menemui Arthur.
sesampainya di ruang kerja Arthur, Louise memberi kode agar Arthur berpura-pura mengenali Louise sebagai bangsawan biasa.
ia mempersilakan Marco dan Justin untuk masuk.
Marco dan Justin memperkenalkan diri mereka, nama dan pekerjaan mereka.
kemudian Marco mengambil sesuatu dari kantong mantelnya dan menunjukkan nya pada Arthur, "Laluna, maksud ku Eden membutuhkan bantuan mu"
"???!!!!!?????!!"
baik Louise dan Arthur keduanya terkejut mendengar ucapan Marco