"raja Noah kau benar-benar sudah melewati batas, aku ingat sekarang siapa kau sebenarnya!!!!!!!!!"
ucap Eden dengan suara keras dan sedikit menitihkan air mata.
'mungkinkah ingatannya telah kembali!!?' gumam Noah dalam hati setelah mendengar ucapan Eden padanya.
Noah mencoba mendekati Eden namun Eden terus melangkah mundur dan ia melompat turun dari balkon istana Noah.
Noah begitu marah, ia sangat menyesal karena tidak bisa mencegah Eden pergi.
Eden sendiri setelah melompat ia terus berlari, ia mengingat bahwa semalam Noah menyebutkan istana tempat Arthur menginap, karena itulah ia memutuskan untuk menuju kesana.
Eden dengan lincahnya melompat, berlari, bahkan bersembunyi dari para penjaga.
ia melakukan hal tersebut agar tidak ada prajurit yang melaporkan tindakannya tersebut pada Noah.
Eden memilih untuk masuk dari samping, melalui balkon karena itu adalah tempat yang paling mudah untuk di jangkau oleh Eden.
ia berhasil menaiki balkon dan masuk ke istana tempat Arthur menginap, disana ia mendapati Arthur, Marco dan Justin sedang duduk dan membicarakan hal serius.
Marco tak sengaja memergoki Eden yang sedang masuk ke dalam, ia lantas berdiri dan menghampirinya,
"syukur lah kau selamat"
sembari memeluk erat Eden, Justin ikut mendekati Eden dan ikut memeluknya.
Eden buru-buru melepas pelukan mereka dan menghampiri Arthur.
dengan tatapan wajah yang terlihat sedih, Eden meminta bantuan pada Arthur.
"bantulah aku"
ucap Eden
"tentu saja aku akan membantu mu, katakan apa yang kau butuhkan?"
ucap Arthur pada Eden
"pasukan, aku membutuhkan pasukan yang sangat banyak"
ucap Eden
"itu permintaan yang tidak sulit, lalu akan kau gunakan untuk apa pasukan tersebut?"
tanya Arthur penasaran dengan permintaan Eden.
Eden kemudian menjelaskan kejadian yang ia alami selama di Assiria dan juga mengenai perlakuan Noah terhadapnya.
ia sangat kesal bahwa Noah menjadi sangat terobsesi terhadap Eden padahal Eden sendiri tidak mengingat apapun tentang Noah.
Eden merasa tidak nyaman mendapat perlakuan dari Noah yang asing Dimata Eden.
selanjutnya Eden memberitahukan rencana agar ia bisa segera keluar dari Assiria, mendengar rencana Eden tersebut Arthur setuju dan bersedia membantu Eden.
setelah selesai, Eden langsung berpamitan dan pergi, ia tak bisa berlama-lama di istana Arthur karena Eden menduga saat ini mungkin Noah sedang mencarinya.
Eden pun bergegas kembali menuju istananya.
* * *
(di penjara kerajaan)
jauh berbeda dari dugaan Eden sebelumnya, Noah pergi menemui Lucas.
ia menyiksa Lucas habis-habisan dengan tangannya sendiri.
Noah menyalahkan Lucas atas sikap Eden yang melihat asing pada Noah.
ia terus mencambuk, memukul bahkan menendang Lucas hingga berdarah-darah.
Chris dan Cecilia bahkan terus berteriak dan menyumpahi Noah agar dia menghentikan penyiksaan yang tidak berujung, namun Noah begitu keras kepala dan malah semakin menyiksa Lucas.
Lucas yang lemah terkulai tak berdaya hanya bisa menerima serangan Noah.
ia bahkan tak berniat untuk membela diri, yang ia lakukan hanyalah tersenyum meremehkan Noah bahkan terkadang menyulut emosi Noah dengan kata-kata tajamnya.
bagi Lucas tak ada hal baik dalam diri Noah sehingga iapun tidak ingin bersikap lembut pada Noah.
setelah melihat Lucas tak berdaya, Noah pun pergi meninggalkannya.
Chris yang sel nya bersebelahan dengan Lucas terus mengajaknya berbicara untuk memastikan agar Lucas tertap terjaga dan tidak mati karena penyiksaan Noah.
malah hari, Lucas masih saja menanggapi pertanyaan Chris meskipun agak sedikit melantur.
tak berselang lama seorang penjaga membawakan makanan untuk ketiganya, saat membuka pintu dan mendekat pada Chris ia berbisik
"rambut merah"
kata tersebut membuat Chris sedikit terkejut karena itu merupakan kata sandi bagi Chris, Cecilia, Kate, Diana dan Laura.
Chris mencoba menyembunyikan ekspresi wajahnya agar tak ketahuan oleh penjaga di luar.
penjaga pengantar makanan pun pergi, Chris terus memakan makanan tersebut dan terdapat secarik kertas dalam makanannya.
Chris membaca pesan tersebut dan mendapati bahwa Kate, Laura, dan Diana sudah memasuki istana Assiria, mereka akan segera membebaskan Chris dan Cecilia.
Kate berharap agar Chris menunggu sebentar lagi sampai waktunya tiba.
namun Chris teringat akan Lucas, ia merasa bahwa tindakan Noah telah melewati batas sehingga Chris bertekad untuk menolongnya bila saatnya tiba nanti.
* * *
(di istana tempat Eden tinggal)
ia meminta semua pelayan untuk tidak mengizinkan Noah masuk ke dalam kamarnya apapun yang terjadi.
meskipun Noah adalah raja mereka namun Eden juga menekankan bahwa dirinya adalah calon ratu Assiria sehingga semua pelayan harus menuruti nya juga.
setelah memberi perintah Eden berdiam di dalam kamar.
tak berselang lama terjadi keributan, seperti yang sudah di duga oleh Eden bahwa Noah akan datang padanya dengan membuat huru hara.
Eden sudah siap menunggu di kamarnya, ia memilih untuk duduk dan menikmati teh di balkon.
'braaakkkkk'
suara dobrakan pintu yang dilakukan oleh beberapa penjaga.
Eden dengan santainya tak menanggapi suara tersebut dan tetap tenang sembari menyeruput teh nya.
Noah yang mendapati Eden sedang duduk dengan tenang pun lantas menghampiri Eden dan meminta para pelayan untuk jangan ada yang mendekat selama ia berada dalam kamar Eden.
beberapa penjaga pun menutup pintu kamar Eden.
Noah berdiri di hadapan Eden, namun Eden sama sekali tak tertarik untuk menoleh padanya bahkan melirik pun tidak.
ia terus berdiri selama 10 menit kemudian berlutut di hadapan Eden.
Eden masih saja tak memperdulikan Noah, ia terus menatap keluar dan menikmati udara segar yang menghembuskan rambutnya.
tangan mungilnya menyilakkan rambut panjangnya ke belakang telinga sambil berkata,
"dimana harga diri mu raja Noah? bagaimana bisa kau berlutut dengan mudah dihadapan seorang wanita"
ucap Eden dengan lemah lembut namun perkataan tersebut sangatlah melukai harga diri seorang raja dari negara manapun.
"maaf"
ucap Noah lirih
"apakah kau ingin aku memaafkan mu?"
ucap Eden
Noah merespon dengan menganggukkan kepalanya
"baiklah kalau begitu, bebaskan aku"
ucap Eden yang membuat Noah spontan berdiri dari posisi berlutut nya.
ia menunjukkan raut wajah yang tidak senang.
"baiklah kalau kau tidak mau membebaskan ku maka bebaskan Lucas"
ucap Eden dengan senyum simpul.
lagi-lagi Noah tak berkata apapun, ia hanya menanggapi Eden dengan ekspresi yang dingin dan tatapan penuh kebencian.
ekspresi tersebut berubah menjadi senyuman kemudian gelak tawa yang terkesan dipaksakan dan berhenti dengan ekspresi wajah yang dingin kembali, inilah ekspresi wajah asli Noah yang selama ini tak ditunjukan di depan Eden.
Eden melihat ekspresi wajah itu jadi tahu yang sebenarnya bahwa selama ini Noah hanya berpura-pura baik padanya.
mereka berdua saling melakukan kontak mata, tak ada yang mau mengalah meredam ego masing-masing,
"kau akan tinggal disini, selamanya"
begitulah ucapan Noah pada Eden, ucapan yang biasanya lembut kini terdengar begitu dingin dan mengancam.
Noah pun pergi meninggalkan Eden, tak berselang lama penjagaan di istananya diperketat bahkan adapula para tentara yang berjaga di taman.
melihat hal tersebut Eden lantas keluar kamarnya, tak di sangka bahkan para tentara berjaga di luar kamar tidurnya bahkan menghalangi jalan Eden ketika ia ingin keluar.
Noah memerintahkan para tentara untuk berjaga dan tidak membiarkan Eden keluar sekalipun hanya untuk makan, Eden hanya diperbolehkan melakukan aktivitas di dalam kamarnya.
Eden lantas kembali ke kamar dan menutup pintunya, ia begitu kesal, saking kesalnya sampai ia menendang lemari dan juga melempar selimut dan bantal di ranjangnya.
'keterlaluan!!!'
gumam Eden dalam hati