Vivian Marquez tersenyum simpul menanggapi ucapan Eden.
ia benar-benar tak menyangka bahwa Eden akan membutuhkan bantuan darinya, untuk itu Vivian pun langsung merespon Eden,
"baiklah, apa yang ingin kau tawarkan dan apa yang ingin kau dapatkan"
ucap Vivian merespon Eden sambil meletakkan cangkir teh ke meja
"aku menginginkan kebebasan"
ucap Eden sembari menunjukan kartu bebas akses milik Noah pada Vivian.
"putri Vivian pasti tau mengenai kartu ini, aku yakin putri Vivian juga bisa mengira-ngira seberapa besar cinta Noah terhadap ku"
imbuh Eden.
ucapan Eden disambut gelak tawa Vivian,
"hahahaha.. hahahaha.. hahahahaa.. lucu sekali.."
Vivian tertawa hingga sedikit menitihkan air mata dan mengusapnya kemudian melanjutkan ucapannya,
"lalu apa yang akan ku dapatkan jika kau bebas?"
tanya Vivian sembari memangkukan tangan pada dagunya
"tentu saja kau bisa mendapatkan Noah dan menjadi ratu, namun jika aku tetap berada di sini aku bisa saja meminta Noah untuk menjadikan ku sebagai ratu. aku yakin putri Vivian tau bahwa Noah bisa melakukan hal apapun demi diri ku"
imbuh Eden, ucapannya membuat Vivian tertarik dan bertanya apa yang bisa ia lakukan agar Eden terbebas.
lalu keduanya mendiskusikan rencana dan menyusun sekenario sempurna agar Eden bisa keluar dari istana bahkan dari wilayah Assiria.
keduanya menemukan kesepakatan dan setuju untuk bekerja sama.
* * *
keesokan harinya, mereka mulai bergerak.
pertama, Eden meminta Vivian untuk memberinya seorang kurir, kurir tersebut bertugas mengawasi penjara khusus tempat Lucas di tahan dan juga sebagai pengirim pesan pada Lucas.
satu-satunya hal yang ingin Eden ketahui ialah keadaan Lucas yang sebenarnya dan kenapa Noah sangat berupaya untuk menyembunyikan informasi mengenai Lucas dari dirinya.
kurir itu kini sedang melaksanakan tugas, ia ditempatkan sebagai pengirim makanan penjara.
sembari memberikan makanan pada para tahanan, ia juga mengawasi situasi yang ada di penjara, berapa penjaga yang bertugas dan kapan waktu penjaga sedang lengah.
saat sampai di sel tahanan Lucas, si kurir bersikap biasa, ia meletakkan surat dalam makanan untuk Lucas namun tanpa memberitahunya.
ini dilakukan agar penjaga tak terlalu curiga terhadapnya.
setelah selesai melaksanakan tugas, si kurir kemudian pergi menuju istana tempat tinggal putri Vivian untuk melaporkan apa yang ia lihat.
di istana tempat putri Vivian tinggal sedang di kunjungi eden.
si kurir menghadap untuk melaporkan apa yang ia lihat dalam sel tahanan.
betapa terkejutnya Eden mendengar bahwa penjagaan di sel tahanan Lucas begitu ketat dan bahkan tidak seperti penjagaan pada umumnya.
Vivian yang ikut mendengar laporan tersebut pun terheran karena biasanya hanya penjahat berbahaya yang mendapatkan penjagaan khusus.
tak berselang lama, seorang pelayan masuk dan membawa sebuah buku permintaan dari Vivian.
buku yang dipesan Eden mengenai bangsawan berambut merah dan kejadian pembantaian 19 tahun yang lalu.
Eden langsung membaca buku tersebut ditemani oleh Vivian, Eden membaca dengan seksama satu persatu baris san halaman untuk menemukan informasi yang ia cari.
dari situlah Eden mengetahui tentang identitas asli dirinya bahwa ia adalah keturunan keluarga Lewis.
Vivan yang ikut membaca dokumen bersama Eden pun sedikit tidak percaya dengan apa yang ia baca.
buku mengenai bangsawan berambut merah merupakan dokumen rahasia negara namun Vivian tak berani bertanya karena ia menghargai privasi Eden.
saat tengah asik mendiskusikan rencana selanjutnya, salah seorang pelayan masuk dan terlihat tergesa-gesa.
ia datang untuk memberitahukan bahwa raja Noah sedang dalam perjalanan untuk menjemput Eden.
baik Eden maupun Vivian menjadi kacau, mereka tergesa-gesa dan sibuk membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja.
'tidak bisa seperti ini, Noah akan segera masuk dan melihat berkasnya'
gumam Eden dalam hati.
ia kemudian menarik Vivian keluar untuk menyambut Noah datang.
mereka akan mengalihkan perhatian Noah sementara para pelayan akan merapihkan dokumen dan menyembunyikan nya di tempat yang aman.
keduanya keluar dari kamar dan berjalan sembari menunggu Noah datang, mereka terus mengawasi hingga Noah sudah terlihat berjalan memasuki ruang utama.
keduanya mulai berakting seolah sedang saling mencibir satu sama lain, ketegangan terlihat dari raut wajah keduanya.
hingga Vivian mulai menjambak rambut Eden, begitupula Eden yang ikut menjambak rambut Vivian.
akting keduanya sangat sempurna hingga membuat Noah yang baru saja masuk sama sekali tak curiga dan menganggap bahwa Vivian telah mengganggu Eden,
"hentikan!"
ucap Noah mencoba melerai.
Noah mendekati Eden sembari merapihkan rambut Eden, ia kemudian menatap sinis ke arah Vivian.
tanpa berkata apapun Noah mengajak Eden pergi meninggalkan Vivian.
dari belakang Eden memberikan kode jempol pada Vivian atas keberhasilan mereka mengecoh Noah.
Vivian merasa lega karena ia dan Eden berhasil mengecoh Noah.
* * *
sesampainya di kamar Eden, Noah merapihkan baju dan rambut Eden, ia terlihat begitu hati-hati dengan mengusap lembut seolah tak ingin Eden terluka.
Eden yang penasaran menanyakan ada hal apa sehingga membuat Noah datang sendiri untuk menjemput dirinya, Noah menjawab bahwa Eden harus bersiap karena ia akan ikut menyambut tamu sepesial dalam perjamuan makan nanti malam.
Eden tak bisa menolak, ia hanya bisa menuruti keinginan Noah agar ia bisa segera mendapat kepercayaan Noah lagi.
para pelayan tengah bersiap untuk mendandani Eden, Noah menyiapkan baju yang indah bahkan di desain khusus hanya untuk Eden.
Eden merasa tidak nyaman dengan persiapan yang terlalu berlebihan seolah akan terjadi sesuatu yang buruk.
tapi Eden membuang jauh-jauh firasat buruknya itu dan tetap diam saat di dandani. di ruang perjamuan, para pelayan dan koki sedang sibuk mengatur meja makan, hidangan spesial dengan jenis yang bervariasi tengah disiapkan diatas meja makan.
bahkan secara khusus Noah memanggil pemusik kerajaan untuk bermain dalam perjamuan malam itu.
Noah menunggu Eden dengan setia di depan kamar, ia dengan tenang duduk dan menyempatkan diri untuk membaca dokumen penting sampai Eden selesai berdandan.
'cekkllekk' suara pintu terbuka, Eden keluar dari kamarnya, ia begitu terlihat anggun dengan gaun yang ia pakai.
rambut pirang panjangnya terikat dan di tata dengan rapih, gaun berwarna peach membuat kulit Eden terlihat begitu bersih dan bersinar cantik hingga membuat Noah terpana melihat Eden.
begitu cantik nya sampai-sampai wajah Noah sedikit tersipu, ia bahkan memuji Eden,
"kau terlihat begitu cantik malam ini"
ucap Noah mendekati Eden sembari mencium tangan kirinya.
Noah kemudian mengajak Eden berjalan menuju ruang perjamuan.
Eden berjalan begitu anggunnya, bahkan Noah tak melepaskan pegangan tangan Eden darinya.
* * *
di ruang makan telah menunggu tamu spesial Noah, dia adalah pangeran Arthur.
sebelum datang ke Assiria, Arthur terlebih dahulu mengirimkan surat pada Noah bahwa ia membutuhkan bantuan dan akan segera mengunjungi Assiria.
Noah yang menerima surat tersebut tentu saja senang dan berinisiatif untuk membuat perjamuan makan malam.
Noah berencana mengenalkan Eden sebagai Laluna karena menurut Noah tidak ada yang bisa mengenali Eden dengan rambut pirangnya kecuali Cecilia dan Chris.
karena itu Noah tidak khawatir, menurutnya Arthur tidak akan mengenali Eden dengan penampilan barunya.
ketika pertama kali tiba di ruang perjamuan sebenarnya Arthur sedikit merasa gelisah, kedatangannya disambut begitu meriah oleh Noah, seolah ada hal sepesial yang sedang terjadi di istana hingga membuat Noah begitu senang.
Arthur tidak datang sendirian, ia ditemani oleh Marco dan Justin yang menggunakan pakaian pejabat kerajaan.
keduanya sepakat untuk ikut bersama Arthur menemui raja Noah.
tujuan mereka datang ke Assiria ialah untuk meminta bantuan Noah dalam mencari Eden.
Arthur percaya bahwa hubungan diplomatik yang telah dibangun antara the Great Aztec dan Assiria beberapa waktu yang lalu akan berdampak baik bagi keinginan Arthur tersebut.
untuk mencairkan suasana, Arthur meminum sedikit anggur yang telah di tuangkan dalam gelas untuknya.
tak berselang lama, pengawal mengumumkan kedatangan Noah dan calon permaisuri.
Arthur sedikit terkejut dengan pengumuman tersebut namun ia segera berdiri untuk menyambut kedatangan Noah.
Noah dan Eden memasuki ruangan,
"!!!!!!!!!!!?????!!!!!!"
betapa terkejutnya Eden mendapati Arthur, Marco dan Justin yang berada di depan mereka.
"!!!!!!!?????!!!!!!!!"
begitupula Arthur yang tak menyangka bahwa Eden selama ini tidak di culik melainkan tinggal bersama Noah.