"!!!!!!!!!!!?????!!!!!!"
betapa terkejutnya Eden mendapati Arthur, Marco dan Justin yang berada di depan mereka.
"!!!!!!!?????!!!!!!!!"
begitupula Arthur yang tak menyangka bahwa Eden selama ini tidak di culik melainkan tinggal bersama Noah.
Noah mencoba memahami situasi keduanya, namun Arthur buru-buru tersadar dan mulai bersandiwara,
"siapa nona cantik yang berada di sebelah anda"
ucap Arthur sambil menunjukkan sikap sopan terhadap Eden di depan Noah.
Eden menyadari bahwa Arthur mencoba untuk berpura-pura tak mengenali dirinya dan Eden pun menjawab
"perkenalkan nama hamba Laluna, semoga pangeran dalam lindungan Dewi"
sembari membungkukkan badan.
melihat keduanya saling berkenalan, Noah tak memiliki rasa curiga sama sekali, ia kemudian mengajak Eden duduk dan mempersilahkan pangeran Arthur untuk kembali ke tempat duduknya.
suasana makan yang canggung bagi Marco dan Justin, mereka hanya bisa mengikuti alur pembicaraan dan tidak berani merespon, mereka berdua hanya menjawab pertanyaan seperlunya saja.
Arthur kemudian mencoba berbicara pada Noah,
"hamba dengar yang mulia habis mendapat buruan besar beberapa Minggu yang lalu"
"buruan apa yang di maksud pangeran Arthur?"
tanya Noah sedikit bingung.
"seorang blood Hunter, ku kira yang mulia tidak tertarik dengan para pemburu kecil seperti mereka"
ucap Arthur mencoba mencari tahu alasan Noah menculik Lucas.
Noah mulai paham kemana arah pembicaraan Arthur sebenarnya ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dan tak ingin membahasnya di depan Eden,
"saya rasa kurang tepat membicarakan urusan suatu negara terlebih lagi bersama dengan pangeran dari negara tetangga"
ucap Noah dengan ekspresi wajah yang tidak senang.
"mohon maafkan kelancangan hamba, karena hamba khawatir jika penangkapan blood Hunter dapat merusak reputasi raja Noah"
jawab Arthur dengan nada sedikit menyindir.
Noah semakin tidak senang dengan sindiran Arthur padanya, ia bahkan menggeratkan gigi karena sedikit emosi.
melihat hal tersebut Eden tersadar bahwa perasaan Noah sedang tidak baik, ia mencoba mengalihkan perhatian Noah dengan menyuapinya sepotong daging.
Noah yang melihat Eden tersenyum dan menawarkan daging padanya menjadi luluh akan sikap Eden.
suasana hati Noah malam itu menjadi baik karena perlakuan Eden padanya.
Arthur, Marco dan Justin malah merasa tak senang karena seolah Eden menjadi tertekan di dekat Noah hingga membuat mereka tertunduk dan tak memperhatikan keduanya.
setelah selesai makan malam, Noah menyuruh asisten pribadinya untuk mengantar pangeran Arthur dan pengikutnya ke tempat istirahat.
Noah kemudian memohon pamit dan pergi berjalan-jalan bersama Eden.
tibalah keduanya di balkon utama kerajaan, Dimana pemandangan kota terlihat sangat cantik.
Eden menikmati suasana malam itu, sangat sendu, angin malam menghembuskan rambut panjang Eden dan ada daun kecil tersangkut di rambutnya.
Noah menyentuh rambut Eden dan mengambil potongan daun tersebut, ia kemudian membelai lembut rambut Eden.
Eden tak menolak karena belaian tangan Noah bukanlah sebuah ancaman bagi Eden, bahkan sesekali Eden menoleh ke arah Noah kemudian tersenyum padanya.
melihat Eden yang begitu cantik membuat Noah spontan akan mencium bibir Eden, namun Eden menghindari nya, gestur Eden sedikit menjauh dari Noah hingga membuat Noah merasa tak nyaman namun ia berusaha mengerti sikap Eden padanya dan malah tersenyum memandangi Eden.
Noah kemudian mencium rambut Eden dan memeluknya sebentar, Eden tak berusaha menolak dekapan Noah dan malah berkata,
"jangan pernah melewati batas mu raja Noah"
ucap Eden pelan
"di istana ini tak ada batasan yang berlaku untuk ku"
menjawab Eden dengan tersenyum.
Eden merespon dengan melepaskan dekapan Noah.
ia tak mengucapkan sepatah katapun melainkan hanya memandang Noah kemudian berlalu pergi meninggalkannya.
Eden begitu membenci sikap Noah yang arogan dan overprotektif padanya, ia benar-benar muak berada di istana Assiria.
Noah yang melihat Eden pergi meninggalkannya berfikir bahwa Eden hanya marah karena hal kecil dan ia tak berusaha menghentikan langkah Eden untuk pergi, Noah hanya membiarkannya malam itu tanpa meminta penjelasan apapun darinya.
* * *
di sel tahanan khusus, Chris masih mencoba mencari cara untuk bisa mengirim pesan keluar.
bahkan ia dan Cecilia terus mengawasi situasi penjagaan di sel mereka.
tiba-tiba seseorang melemparkan sepucuk surat pada Chris, Chris sedikit kebingungan namun ia segera menyembunyikan surat tersebut.
matanya terbelalak melihat isi surat tersebut, Kate, Diana dan Laura telah berhasil menembus ketatnya penjagaan dan sekarang mereka sedang mencari cara untuk mengeluarkan keduanya.
Chris kemudian memberitahukan pada Cecilia dan mereka sepakat untuk tetap tenang sampai Kate berhasil membebaskan mereka.
di satu sisi, Lucas masih belum menyentuh makanannya.
ia sama sekali tak berniat untuk makan makanan yang disediakan oleh Assiria karena ia masih harus waspada kalau Noah mencoba untuk meracuninya.
namun Chris mengirim secarik kertas pada Lucas melalui dinding-dinding berlubang yang membatasi sel keduanya.
Lucas merespon apa yang di lakukan Chris, iya dengan cepat mendekati letak surat yang jatuh dan diam-diam mengambil nya kemudian membaca isi surat tersebut di pojok sel tempat ia di kurung.
Lucas sedikit tidak percaya dengan rencana Chris, namun dari balik tembok Chris mencoba meyakinkan bahwa rencana nya akan berhasil, Chris mengirim kode dengan mengetuk tembok sebanyak 2x yang berarti bersiaplah.
seperti semacam kode rahasia yang hanya dimengerti oleh para pemburu, dan Chris sempat mempelajarinya sebelum ia bertemu Eden.
kali ini Lucas mencoba berpegang teguh terhadap rencana Chris dan memilih untuk mengikutinya.
* * *
(di istana tempat Arthur, Marco dan Justin menginap)
Arthur benar-benar kesal dengan sikap Noah, ia sadar bahwa cinta Noah terbaru Eden sangat dalam hingga membuatnya begitu terobsesi pada Eden.
hal tersebut menjadi lebih sulit bagi Eden yang suka akan kebebasan, Arthur tidak membenarkan cara Noah yang mengekang dan mengatur Eden, Arthur benar-benar tidak sabar sehingga ia mencoba mengirimkan surat pada kakaknya.
malam itu Arthur memanggil burung pos dan menerbangkannya melalui balcon, Marco yang melihat Arthur di luar kemudian menghampirinya dan menanyakan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
Arthur meminta Marco untuk tenang karena ia akan menyelidiki dimana Lucas disembunyikan dan juga beberapa hari lagi kakaknya akan datang untuk menjemput Eden.
mendengar penjelasan Arthur, Marco percaya pada rencananya dan memilih untuk tidak melakukan tindakan yang gegabah.
* * *
(keesokan harinya)
Eden berjalan-jalan di sekitar istana, hari ini ia tak memiliki jadwal apapun.
tak sengaja ia melangkahkan kakinya menuju istana Noah, ia penasaran seperti apa tempat Noah bekerja.
karena ingin mengejutkan Noah, Eden akhirnya merobek gaunnya menjadi setengah kaki dan naik ke lantai dua istana Noah melalui pilar-pilar dihadapannya.
ia memanjat satu persatu pijakan dan sampailah ia diatas balkon.
saat akan masuk, Eden tak sengaja mendengar pembicaraan Noah.
"lalu mengenai Cecilia dan Chris biarkan saja mereka di sel tahanan, aku akan membutuhkan keduanya untuk menekan Eden bila ia sudah ingat nanti"
ucap Noah dengan tegas
"dan jangan biarkan Eden tau mengenai Lucas, perketat penjagaan disana, aku tak tahu bila bajingan itu akan berguna disaat seperti ini"
imbuh Noah kemudian meminta asistennya pergi, Noah menoleh ke arah samping dan mendapati Eden sedang berdiri di depan pintu.
"Eden"
ucap Noah sambil berdiri, ia kemudian menghampiri Eden dan mencoba menyentuh tangannya
"bagaimana kau bisa..."
"singkirkan tangan mu.."
ucap Eden marah.
"hei kau kenapa?"
"raja Noah kau benar-benar sudah melewati batas, aku ingat sekarang siapa kau sebenarnya!!!!!!!!!"
ucap Eden dengan suara keras dan sedikit menitihkan air mata.
'mungkinkah ingatannya telah kembali!!?' gumam Noah dalam hati setelah mendengar ucapan Eden padanya.