Eden berusaha menolak, ia mendorong bahkan memukul tubuh Louise namun semakin Eden menolak semakin kuat Louise mendekap tubuhnya, ia tak kuasa menolak.
tubuhnya seperti tersihir oleh Louise, mata Eden den tertutup, ia mulai menikmatinya
'mmmm...mmmmm.. ahhh..mmm'
'dia sangat pandai berciuman.. bahkan aku menikmati nya.. eh tunggu dulu kenapa aku seperti ini'
gumam Eden dalam hati kemudian sadar dan membuka matanya
"hentikan"
Eden mendorong Louise lalu keduanya terlepas..
Eden menutup wajahnya dengan tangan kemudian berbaring dan menutup kepalanya menggunakan bantal,
"hei ada apa? apa kau malu?"
tanya Louise lembut sambil menyentuh rambut Eden.
Eden tidak merespon dan tetap diam,
"ahh baiklah, aku akan keluar, gunakan waktu mu untuk beristirahat"
ucap Louise kemudian berdiri lalu berjalan keluar kamar.
melihat tingkah Eden membuat Louise tersenyum sesaat, bahkan senyuman itu masih terus terlihat jelas dari raut wajah Louise setelah menutup pintu kamar Eden.
beberapa pelayan yang melintas merasa aneh dengan ekspresi Louise, mereka hanya tertunduk namun sesekali melirik kearahnya.
'arrggggggggg'
jeritan tanpa suara..
Eden begitu malu dan salah tingkah..
ia tidak berfikir bahwa ciuman pertama nya akan di ambil oleh Louise.
'bodoh.. kenapa aku tidak menolaknya tapi malah menikmati nya'
gumam Eden kesal dan masih saja teringat akan kejadian sebelumnya.
* * *
(di kerajaan Assiria)
seorang utusan menghadap pada Noah dan melaporkan sesuatu yang diperintahkan oleh Noah sebelum nya,
"hamba izin melapor yang mulia"
ucap seorang utusan sambil menundukkan kepala.
"katakan"
ucap Noah sambil meletakkan beberapa dokumen yang sebelumnya ia baca untuk berkonsentrasi mendengarkan laporan dari utusan yang ia kirim secara diam-diam.
"hamba telah menyelidiki sesuai perintah yang mulia sebelumnya, mengenai nona Eden. hamba telah pergi ke The Great Aztec dan mendapati bahwa nona Eden secara diam-diam mengikuti kompetisi pencarian ratu the great Aztec. hamba sempat kesulitan untuk mencari nona Eden karena ia juga mewarnai rambut untuk menutupi identitas aslinya"
ucap si penjaga selesai melapor
"lalu apa hasilnya?"
tanya Noah penasaran sambil menyatukan ke dua tangan di depan wajahnya lalu memangkukan dagu pada ke dua tangan tersebut.
"nona Eden keluar sebagai pemenang tuan, secara resmi kini ia telah menjadi calon ratu The Great Aztec"
jawab si utusan dengan nada yang canggung
'bbrraaakkkkk'
suara pukulan meja yang keluar dari tangan Noah
"Louise keparat itu!!! berani-beraninya menahan Eden dengan cara seperti itu!!! sial!!"
sambil mengerutkan dahi dan menggeratkan gigi Noah tampak sangat marah pada raja Louise
"siapkan jadwal untuk pertemuan dengan The Great Aztec, sampaikan pesan bahwa aku akan berkunjung kesana"
perintah Noah pada asisten yang juga berada di dalam ruangan tersebut..
"baik yang mulia akan hamba sampaikan"
jawab si asisten lalu pergi untuk mempersiapkan jadwal keberangkatan.
Noah masih tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Eden, ia merasa janggal dengan keikutsertaan Eden sebagai peserta, Noah mulai berpikir yang tidak-tidak terhadap Louise dan juga The Great Aztec.
ia menduga bahwa Louise hanya ingin menggunakan Eden sebagai boneka dan perasangka itu semakin menjadi-jadi setiap detiknya hingga membuatnya hampir gila.
Noah kini bertekad untuk membawa Eden ke Assiria apapun yang terjadi.
* * *
(di ruang kerja kerajaan Aztec)
Liliana datang menemui raja untuk melakukan protes atas kemenangan Eden.
ia membawa beberapa perwakilan bangsawan yang tidak setuju jika Eden menjadi ratu.
"hormat hamba yang mulia, maksud kedatangan hamba menghadap yang mulia karena memiliki urusan penting dan tidak dapat di tunda.. mohon yang mulia bersedia untuk mendengarkan pendapat kami"
ucap salah seorang bangsawan dengan lemah lembut sambil sedikit membungkukkan badan seolah memberi hormat.
kedatangan para bangsawan tersebut tak membuat raja Louise menjadi peduli melainkan ia tetap sibuk membaca dokumen di atas mejanya dan tidak menanggapi salam dari bangsawan tersebut.
"hamba mohon dengarkan kami yang mulia"
ucap Liliana mencoba merayu raja Louise namun Louise bersikap acuh terhadap Liliana.
merasa kesal, Liliana kemudian menggunakan cara menjijikkan.
ia mendekati raja dan merayunya di depan banyak orang, bahkan berani meletakkan tangannya pada raja dan merangkul nya.
raja Louise pun menepis Liliana dan berkata,
"meneruskan gerak tangan mu sama saja menyerahkan nyawamu pada ku!"
ucap Louise dengan santai namun bagi yang mendengar seolah seperti sebuah ancaman yang berbahaya.
mendengar hal tersebut Liliana terkejut karena Raja mengucapkan kata-kata yang jahat, ia kemudian mulai berakting sambil menunjukkan wajah yang begitu lemah,
"yang mulia, sebenarnya apa salah hamba.. selama ini hamba selalu menuruti yang mulia, bahkan kita sudah melakukannya yang mulia.. apa anda lupa?"
ucap Liliana sambil berlutut di sebelah Raja Louise
"jangan salah paham Liliana Thompson, kau sendiri yang naik ke atas ranjang dan merayuku, apakah kau tidak ingat betapa agresif nya dirimu duduk di atas ku.."
sambil menunjukkan senyum simpul dan menatap Liliana, terlihat jelas bahwa raja sudah mempermalukan Liliana dengan mengumbar aibnya.
Liliana tampak begitu malu, raja membongkar rahasia ranjangnya di depan semua orang bahkan di hadapan ayahnya sendiri yang kala itu sedang berada di ruangan tersebut.
Liliana lalu melihat sekeliling, nampak jelas pandangan semua orang seolah merendahkannya, bahkan ayahnya sendiri hanya tertunduk kaku tak dapat membela.
matanya mulai berkaca-kaca, ia tak dapat menahan rasa sakit hati atas perlakuan Louise terhadap dirinya.
ia kemudian berdiri perlahan sambil menundukkan kepala, ia kembali menatap raja Louise dengan tatapan kebencian namun tak di sangka raja Louise membalas tatapan Liliana dengan sangat mengerikan, tatapan yang dimiliki oleh seseorang yang jahat hingga membuat tubuh Liliana lemas dan mulai menggigil ketakutan.
tatapan itu baru pertama kali ia lihat selama menjalin hubungan dengan Raja Louise.
Liliana mundur perlahan, ia berjalan keluar di temani oleh bangsawan lain yang datang bersama dirinya sebelumnya.
sorot matanya begitu ketakutan, ia bahkan menyatukan ke dua tangan di depan dadanya dengan tubuh sedikit meringkuk seolah trauma dengan raja Louise.
dalam benaknya ia tak menyalahkan raja Louise, terbersit dalam pikirannya bahwa orang yang harus disalahkan adalah Eden,
'ya benar, dia lah yang salah! wanita itu yang salah! ini semua gara-gara Eden sialan!!!'
ucapnya dalam hati, liliana tidak kehabisan akal, ia bergegas pergi menuju istana Vie Rose tempat Eden tinggal saat ini.
saat ingin masuk ke dalam istana Vie Rose, penjaga menghalangi Liliana untuk masuk, bahkan terjadi keributan antara pihak penjaga dengan Liliana.
tentu saja raja Louise telah memperketat keamanan di sekitar Eden setelah ia terkena racun sebelumnya.
karena tidak bisa masuk, akhirnya Liliana memutuskan untuk kembali ke rumah dan menyusun rencana baru.
* * *
(keesokan harinya)
'aku bosan sekali, aku merindukan Chris dan Cecilia.. apakah mereka baik-baik saja'
Eden bergumam sambil melihat keluar jendela.
'arrg.. uhuk.. uhuk.. aku rasa masih ada racun yang tertinggal dalam tubuh ku.. sepertinya aku harus ke taman untuk melakukan prosedur penyembuhan'
'tok..tok..tok'
suara ketukan pintu dari luar yang membuat Eden menoleh
"masuk"
ucap Eden mempersilahkan tamu yang berada di luar
"Arthur"
ucap Eden kemudian berlari dan memeluknya.
Arthur terkejut dengan tindakan Eden terhadapnya, tetapi ia sendiri tidak bisa menolak pelukan Eden dan membalasnya.
"ah maaf aku tiba-tiba saja memeluk mu"
ucap Eden sambil melepas pelukannya
"apakah kau baik-baik saja?"
tanya Arthur sambil memegang ke dua tangan Eden
"ya aku baik-baik saja"
Eden melepas tangan kanannya kemudian sedikit menggaruk kepala bagian belakang.
"sepertinya kau terlihat bosan"
ucap Arthur
"iya kau benar, aku sangat bosan di sini sendirian. apakah kau mau mengantar ku ke suatu tempat?"
tanya Eden sambil terus menatap Arthur
"kau ingin aku mengantar kemana?"
tanya Arthur penasaran
"aku ingin ke taman pribadi raja, aku harus mengambil middlemist Camelia sebagai obat. aku merasa masih ada racun yang tertinggal di tubuh ku"
keluh Eden sambil menyentuh bagian dadanya.
Arthur sedikit ragu untuk menerima permintaan Eden, bahkan ia tidak bisa menjawab nya,
"hei kenapa? apakah kau tidak bisa mengantar ku?"
tanya Eden sambil terus menatap Arthur
"ahh i itu sebenarnya akupun tidak bisa sembarangan masuk tanpa persetujuan raja. meskipun dia adalah kakak ku tapi taman itu adalah miliknya.. aku yakin kau mengerti maksud ku"
ucapnya terhenti
"tunggu dulu, aku bisa masuk kesana, kenapa kau tidak?"
Eden memotong ucapan Arthur
"karena kau adalah orang yang spesial untuk itu kakak ku mengizinkan mu masuk"
jelas Arthur
"itu benar"
ucap raja Louise sambil masuk ke dalam kamar Eden.
Eden spontan bersembunyi di belakang Arthur karena masih merasa malu dengan kejadian kemarin.
melihat Eden yang tiba-tiba bersembunyi, Arthur merasa ada sesuatu yang telah terjadi di antara mereka berdua.
dengan gerakan-gerakan aneh ke kanan dan ke kiri, Arthur berusaha memblokir raja Louise saat hendak melihat ke arah Eden, bahkan berusaha menghalangi raja Louise saat akan mendekati Eden,
'brukkkk'
raja Louise mendorong Arthur ke samping hingga membuatnya terjatuh.
raja Louise terlihat begitu kesal karena Arthur menghalangi pandangannya,
"kakak kau tega sekali.. huuhuuuhuuu"
seru Arthur marah pada diskriminasi Louise terhadap dirinya.
"itu karena kau menghalangi pandangan ku" sedikit acuh menjawab Arthur
"Eden tolong aku.."
memohon pada Eden dengan manja
"pergi kau, dasar tidak berguna"
sambil menendang Arthur kemudian Arthur keluar kamar.
melihat hal tersebut Eden sedikit tertawa.
"apanya yang lucu?"
tanya raja Louise pada Eden
"ahahaa kalian berdua sangat lucu sehingga membuat aku.."
ucapannya terhenti, ia kembali berusaha menghindari kontak mata dengan raja Louise .
"ada apa kenapa tidak teruskan ucapan mu" tanya raja dengan sedikit memaksa.
Eden hanya diam dan tertunduk malu, melihat hal itu, raja kemudian menggendong Eden.
"heiii apa yang kau lakukan.. turunkan aku!!!" ucap Eden sambil sedikit meronta-ronta
"diam lah, kau masih sakit, lihatlah wajah mu yang memerah itu .. kau masih demam, aku akan membawa mu ke taman pribadi ku untuk mengambil middlemist Camelia"
ucap raja lembut pada Eden lalu berjalan keluar kamar.
para pelayan yang tak sengaja melihat pun merasa terkejut dengan perlakuan raja terhadap Eden.
sebuah pemandangan tak biasa bagi mereka melihat raja Louise yang begitu perhatian terhadap seorang wanita.
Eden hanya terdiam dan tersipu malu karena Louise menggendongnya bahkan ia masih berusaha menghindari kontak mata dengan Louise, namun entah kenapa ia bahkan tak bisa menolak perlakuan Louise terhadap dirinya..
Louise pun berjalan menuju taman pribadinya, beberapa bunga di sana sedang bermekaran dan berwarna warni, melihat hal tersebut mata Eden jadi berbinar cerah.
ia sangat kagum dengan keindahan taman pribadi Louise yang sebelumnya tak pernah ia lihat saat malam ketika ia mengambil bunga middlemist Camelia.
Louise menurunkan Eden secara perlahan, spontan kata-kata terucap dari mulut Eden,
"waahhh indah sekali"
sambil terus berjalan melihat bunga-bunga yang bermekaran di hadapannya.
Louise merasa lega karena Eden senang melihat taman pribadi miliknya, sontak ia pun berjalan mendekati Eden dan memeluknya dari belakang yang membuat Eden terhenti langkahnya karena tindakan Louise terhadap dirinya ...