Chereads / Laluna / Chapter 22 - Racun

Chapter 22 - Racun

Liliana Thomson merupakan anak ketiga dari bangsawan Thomson.

bagi tuan Harris Thomson, Liliana merupakan karunia paling berharga yang dapat di jual dengan harga tinggi dalam pasar pernikahan. rambut panjang berwarna blonde, mata biru yang cantik, bibir merah merona, lekuk tubuh yang sempurna, bisa di bilang dia adalah wanita tercantik di antara kaum bangsawan. bahkan banyak pria dari kalangan terpandang rela melakukan apapun agar bisa mempersunting Liliana.

semua keinginannya selalu terpenuhi, ia selalu mendapat apa yang diinginkan kecuali hati sang Raja Louise yang hanya untuk Eden. sebesar apapun usaha yang ia lakukan, hati raja Louise bukanlah untuknya melainkan untuk Eden.

'kenapa dia menolak wanita secantik Liliana? emm.. tapi apa untungnya untuk ku memikirkan rubah itu'

ucap Eden dalam hati sambil menggelengkan kepalanya dan menunjukkan ekspresi wajah yang aneh.

melihat Eden yang terdiam lantas membuat raja berjalan mendekat dan memeluk Eden dari belakang, ia melingkarkan lengannya di pundak Eden,

"ada apa kenapa diam saja, kau tak suka?"

ucap raja Louise dengan memeluk erat Eden dari belakang.

Eden hanya terdiam dan tak merespon pertanyaan raja Louise,

"apakah kau sudah membaik?

sambil terus mendekap dan sesekali mencium rambut Eden.

"ahh iya begitulah"

jawab Eden singkat sambil memegang tangan Louise yang melingkar di pundaknya.

"apanya yang begitulah? dada mu masih sakit kan"

tanya raja Louise sambil melepaskan dekapan eratnya lalu mengarahkan Eden agar menghadap padanya.

"iya masih terasa sakit, sepertinya masih ada racun yang tersisa"

ucap Eden sambil memegang dan mengelus-elus dadanya.

Eden kemudian berbalik, berjalan menuju bunga-bunga yang bermekaran untuk mencari middlemist Camelia di antara bunga-bunga tersebut.

bunga middlemist Camelia telah Eden temukan, ia kemudian memetik beberapa tangkai dan membawanya ke sebuah meja di taman.

Eden berjalan sambil meneloh sekeliling mencari batu lalu mengambilnya untuk digunakan sebagai alat penumbuk ..

Louise mendekat pada Eden, ia memperhatikan tanpa mengganggunya. Eden mulai menumbuk middlemist Camelia hingga lembur, setelah itu ia memeriksa sekeliling dan mendapati sebuah tanaman dengan daur yang lebar tumbuh di dekat air mancur, Eden berjalan untuk memetik daun tersebut lalu menggunakannya sebagai wadah penampung air.

ia membawa air tersebut menggunakan daun menuju ke meja taman, Eden lalu mencampurnya dengan middlemist Camelia.

raja Louise ikut memegangi daun berisi middlemist Camelia tersebut, ia berusaha membantu Eden.

Eden lalu melepaskan daun tersebut dan membiarkan raja Louise membantu nya.

sambil melirik ke sekitar tubuh raja Louise Eden kemudian mencabut sebilah belati yang tersembunyi di bagian dalam jubah raja Louise.

"apa yang akan kau lakukan?"

tanya raja Louise pada Eden, ia terlihat khawatir.

"hanya membuat sedikit luka"

sambil meraba tangan menuju lengan kemudian berhenti pada area dadanya.

"hei jangan bilang kau akan melukai di bagian itu"

sambil menunjuk dada Eden dengan muka sedikit memerah

"kenapa?? perlu kau ketahui Raja Louise, kulit ku tidak semulus kulit wanita bangsawan Aztec tapi aku dapat menjamin bahwa meskipun terluka aku tak akan pernah memiliki bekas luka"

seru Eden menjawab raja Louise ketus.

"tunggu dulu, apakah benar caranya harus seperti ini?"

sambil menahan tangan Eden yang akan melukai dadanya

"hei tenang lah, aku tidak akan meninggalkan bekas luka, kau hanya membuat ku menjadi tidak berkonsentrasi"

sambil melepas cengkraman raja Louise dan membuka sedikit lengan bajunya lalu mulai membuat luka pada dada bagian atas..

'krrkkkkkkkkkk'

"auuww"

suara Eden merintih kesakitan

"duduk dan bersandarlah pada kursi"

ucap Raja Louise sambil memegang pundak Eden dengan tangannya lalh menyandarkan tubuh Eden pada kursi.

Eden mulai melakukan prosedur penyembuhan, ia memasukkan air campuran middlemist Camelia melalui luka yang telah ia buat.

pada dasarnya cairan middlemist Camelia yang dimasukkan melalui luka akan mengalir melalui pembuluh darah menuju ke area jantung dan sekitarnya.

middlemist Camelia dapat membedakan mana racun dan yang bukan racun, sehingga ketika cairan middlemist Camelia telah berhasil menemukan letak racun maka secara otomatis ia akan membawanya keluar melalui lubang yang sama (luka).

prosedur ini cukup rumit dan membutuhkan konsentrasi tinggi, awal mula Eden melakukan prosedur jenis ini ketika menyelamatkan Cecilia dari racun ular.

proses nya membutuhkan waktu yang lama karena baru pertama kali bagi Eden, bahkan ia sempat kualahan dan hampir kehabisan tenaga.

kali ini Eden mencoba melakukannya dengan benar sehingga tak sampai 10 menit racun itu berhasil di keluarkan dari tubuh Eden.

karena kondisinya masih lemah, Eden mulai mengeluarkan keringat, melihat hal itu Raja Louise dengan sigap mengelap keringat Eden.

saat racun berhasil di keluarkan Raja Louise terkejut karena racun yang tertinggal dalam tubuh Eden lebih banyak dari yang ia kira.

'hosh..hosshh..hosshh"

Eden mulai kelelahan, nafas nya mulai tidak teratur karena tenaganya mulai habis, tapi ia berusaha untuk mengatur nafas agar tetap menjaga kesadarannya.

sekarang tinggal prosedur terakhir, Eden harus menutup luka dengan mengoleskan middlemist Camelia pada luka yang telah ia buat sebelumnya.

pemandangan menakjubkan terlihat di mata raja Louise, luka Eden mulai menutup bahkan kembali seperti semula, seperti tidak ada goresan sama sekali.

"uhhuukk..uhhuukk"

Eden terbatuk, darah keluar dari mulutnya, nafasnya masih saja tak teratur..

"apakah kau baik-baik saja?"

tanya Raja Louise yang terlihat begitu khawatir pada Eden.

"hosh.. tenanglah Raja, ini hanya efek samping penyembuhan"

ucap Eden sambil terus mengatur nafasnya.

"aku pikir semua racun sudah teratasi saat kau di arena pertandingan, anehnya kenapa masih sebanyak itu?"

tanya Louise sambil mengelap keringat Eden yang terus mengalir di keningnya

"aku rasa racun ini semakin berkembang selama aku pingsan. ada ramuan tertentu yang membuat sisa racun nya tidak menghilang bahkan malah mengembangkan racun yang ada dalam tubuh ku"

ucap Eden seraya mengubah posisi duduknya agar lebih nyaman.

"maksud mu, jangan-jangan..?!"

ucapan nya terhenti sejenak

"aku tidak ingin menuduh pegawai mu, tapi bisa saja itu terjadi kan? seseorang sengaja memberiku ramuan yang malah menjadikan racun ini semakin berkembang"

ucap Eden sambil terus mengatur nafasnya

raja Louise tidak menjawab Eden, ia hanya terdiam dan memikirkan siapa yang berani mencelakai Eden dalam keadaan pingsan selama tiga hari yang lalu.

"apakah kau masih ingin di sini?"

tanya raja Louise pada Eden

"iya, jujur saja disini adalah tempat paling nyaman di kerajaan"

jawab Eden sambil menutup matanya seolah ingin beristirahat.

"baiklah, aku akan memanggilkan Arthur untuk menemanimu. aku ada urusan penting"

ucap raja Louise sambil berdiri

"iya pergilah.. terimakasih sudah membawa ku kemari"

jawab Eden tanpa membuka matanya dan berusaha untuk beristirahat

"dengan senang hati ratu ku"

ucap raja Louise sambil mengecup kening Eden lalu pergi meninggalkan nya.

Eden masih saja tersipu malu dengan sikap Louise padanya, wajahnya memerah, ia tak bisa berkonsentrasi untuk istirahat.

* * *

(di ruang kerja kerajaan)

raja Louise memerintahkan beberapa pasukan khusus untuk melakukan penyelidikan terhadap para pelayan dan dokter istana yang merawat Eden.

raja Louise merasa perlu melakukannya karena ia sangat marah pada orang yang berusaha mencelakai Eden selama dalam keadaan pingsan kemarin.

setelah selesai memberi perintah datanglah seorang utusan dari Assiria yang membawa pesan untuk raja Louise.

ia memberi hormat lalu menyerahkan sebuah surat pada raja Louise melalui penasehatnya yaitu tuan Hansel.

tuan Hansel menerima surat tersebut dengan senang hati lalu berjalan mendekati raja dan memberikan padanya.

matanya terfokus untuk membaca, setelah itu ia memerintahkan Jose untuk segera menyiapkan perjamuan khusus dalam rangka kedatangan raja Noah.

Jose memperkirakan raja Noah akan sampai adalah 3 atau 4 hari lagi, karena perjalanan dari Assiria menuju Aztec setidaknya membutuhkan waktu 3 hari..

Jose pun bergegas untuk mempersiapkan perjamuan yang di minta oleh raja Louise.

tak lupa raja Louise juga memerintahkan Hansel untuk mempersiapkan segala kebutuhan Eden dengan baik agar datang dalam perjamuan tersebut.

raja sepertinya ingin menunjukkan posisi Eden sebagai calon Ratu di The Great Aztec pada Noah.

* * *

(di kediaman Liliana Thomson)

'praanngggggg'

suara gelas yang di banting, Liliana sangat marah pada Eden.

ia begitu membenci Eden karena telah merebut Raja Louise darinya.

"bodoh!!! bagaimana wanita itu bisa tersadar!!"

sambil melempar benda-benda pada pelayannya bahkan ia dengan ringan menampar salah satu pelayan yang berdiri tepat di depannya.

"kau bilang ia akan mati dalam tiga hari!!!" sambil terus memukuli pelayan itu.

Liliana Thomson tidak ragu memberikan pelajaran berupa siksaan fisik pada orang yang tidak berhasil melaksanakan tugas yang ia berikan.

'tok..tok..tok..'

suara ketukan pintu

"nona ada seseorang yang mencari anda" ucap penjaga yang ada di luar pintu kamar Liliana

"suruh dia masuk"

'kriiieettt'

suara pintu terbuka.

Liliana terkejut melihat seseorang yang datang menemuinya adalah pria paruh baya yang wajahnya sangat asing baginya.

Liliana kemudian menanyakan keperluan si pria dan si pria mengenalkan diri pada Liliana.

si pria menjelaskan maksud dan tujuannya datang menemui Liliana adalah mengenai Eden.

mendengar maksud tersebut, Liliana meminta semua orang yang ada dalam ruangan untuk keluar.

ia bermaksud mendengar sendiri rencana rahasia si pria terhadap Eden.

dengan senyum jahatnya, Liliana menerima tawaran si pria dan terjalin lah kerjasama antara mereka berdua.