pertemuan pertama mereka setelah berpisah beberapa waktu lalu tanpa ada kabar dari Noah membuat Eden menahan rindu yang teramat dalam.
"kau pasti sangat merindukan ku" ucap Noah
Eden kemudian berhenti terlena dan melepas dekapan nya terhadap Noah.
Eden terlihat begitu marah kemudian memukul Noah. ia seperti ingin membuat perhitungan dengan Noah, alasannya sangat sederhana karena Noah tidak berpamitan Saat akan pergi.
mengingat waktu yang telah mereka habiskan bersama tentu saja membuat Eden sedih di tinggal pergi begitu saja.
"katakan pada Louise aku sedang ada urusan dengan teman lama, aku tidak bisa menghadiri perjamuan" sambil memegang tangan Noah kemudian menariknya dan berjalan pergi
"tunggu dulu, kakak akan kecewa jika kau tidak hadir" ucap Arthur
"katakan padanya aku akan menunggu di ruang latihan, aku bersedia menerima pukulannya" sambung Eden kemudian berlalu begitu saja
Arthur menghela nafas panjang, ia tidak bisa menghalangi Eden dan memutuskan segera pergi ke ruang perjamuan untuk menemani Louise.
sepanjang perjalanan Noah berpikir bahwa Eden pasti sangat akrab dengan raja Louise hingga berani memanggil namanya saja. Noah sempat merasa cemburu, karena tidak ada celah untuknya menyusup diantara Eden dan raja Louise.
Eden terus memegang tangan Noah dan membawanya ke taman dekat istana Vie rose.
Eden seolah ingin memberi pelajaran pada Noah.
Noah yang melihat Eden begitu marah sedikit ketakutan. ia merasa seolah Eden ingin membunuhnya.
Eden mulai merobek gaun bagian bawah, tanpa banyak bicara ia mulai menyerang Noah.
mulai dengan tendangan, sampai pukulan dan Noah berhasil menghindari nya.
"aku minta maaf karena tidak berpamitan" sambil terus menghindari serangan Eden
"katakan alasannya" kembali menendang Noah
"ada urusan mendesak" sambil mengindari serangan Eden
"katakan dengan spesifik" memukul kearah perut Noah dan Noah tidak berhasil menghindari serangan Eden.
ia pun terjatuh, "sudah cukup, hentikan.. aku berjanji lain kali akan berpamitan secara langsung dengan mu" ucap Noah dengan nafas yang terengah
Eden tersenyum sinis mendengar ucapan Noah. ia menghentikan serangannya dan duduk di sebelah Noah.
sembari beristirahat Eden mulai membuka percakapan, ia menceritakan banyak hal yang telah terjadi selama Noah pergi.
Noah memperhatikan cerita Eden, ia berusaha untuk mengerti keadaan Eden yang mengantarkannya hingga masuk kerajaan.
Noah kemudian berganti menceritakan tentang dirinya, Noah mengakui identitasnya sebagai seorang kesatria Assiria. Noah mengerti benar bahwa Eden tidak menyukai memiliki hubungan dengan seseorang yang memiliki jabatan tinggi seperti seorang raja.
di mata Noah, Eden hanyalah gadis biasa yang tidak ingin memiliki hubungan rumit dengan siapapun. ia hanya ingin sebuah kebebasan, melihat Eden kini hidup di istana membuatnya begitu sedih. ia berusaha menawarkan bantuan, namun Eden menolak karena ini adalah pilihan hidup nya.
keduanya menghabiskan waktu bersama hingga sore hari.
Noah kemudian memohon diri untuk berpamitan, karena ia harus hadir di acara perjamuan.
ia juga mengajak Eden bersamanya, namun Eden menolak karena gaunnya telah rusak. Eden lebih memilih untuk tinggal di istana Vie Rose dan mengikuti acara perjamuan selanjutnya esok hari.
Noah pun pergi meninggalkan Eden sendiri di taman.
saat sedang melamunkan sesuatu, tiba-tiba seorang pelayan menghampiri Eden dan menyerahkan sebuah surat lalu memohon diri untuk pergi.
membaca surat tersebut membuat raut wajah Eden berubah. ia begitu terkejut hingga ia berdiri kemudian segera berlari menuju gerbang utama, bahkan ia tak sempat untuk berganti pakaian dan juga sepatu.
Eden tak menyadari kakinya sedikit lecet karena terlalu lama berlari.
seekor kuda terikat di dekat pos penjagaan, tanpa berpikir panjang Eden langsung menaiki kuda tersebut dan pergi menuju keluar istana.
sesuatu telah terjadi, tidak ada seorangpun yang menyadari kepergian Eden.
* * *
(di ruang perjamuan)
setelah selesai berganti pakaian, Noah menuju ruang perjamuan.
raja Louise sudah menanti kehadiran Noah, ia bahkan tersenyum sinis dan tak ragu untuk berjalan kearah Noah.
kedua nya bertemu tepat di tengah ruangan, tatapan dingin keduanya membuat orang-orang yang melihat menjadi merinding. seperti seekor serigala dan ular yang saling bertatapan.
Arthur berusaha melerai keduanya namun tidak di hiraukan.
"jadi apa yang membuat raja Noah begitu lama menuju ruang perjamuan?" ucap raja Louise dengan tatapan seolah ingin membunuh
"itu karena sebelum kesini aku bertemu dengan seekor anak anjing yang sangat lucu" Noah menggambarkan Eden sebagai seekor anak anjing karena bagi Noah Eden adalah perempuan yang cantik dan lucu.
tentu saja raja Louise paham siapa yang di maksud anjing lucu itu, kemudian membalas ucapan Noah, "ku kira anjing lucu itu kini telah menjelma menjadi Kerberos, bagaimana rasanya digigit olehnya?"
"sedikit pedih namun aku menikmati nya" menjawab raja Louise dengan tersenyum
mendengar percakapan keduanya membuat Arthur semakin takut, ia tak tahan dengan percakapan menegangkan itu hingga berinisiatif untuk memberi wine pada keduanya, "woowww mari bicarakan 'anak anjing lucu' itu di tempat lain" sambil memberikan wine pada Noah dan Louise
Arthur pun menggiring keduanya ke balkon di lantai 2.
sesampainya di balkon, keduanya memulai percakapan dengan membahas masalah perbatasan wilayah yaitu hutan utopia yang sampai sekarang masih menjadi sengketa keduanya.
Louise mencoba untuk menanyakan alasan kenapa Assiria ingin mengambil alih wilayah tersebut, padahal utopia merupakan wilayah netral yang tidak bisa dimiliki baik oleh The Great Aztec maupun Assiria.
Noah tidak mengatakan alasan sebenarnya berkaitan dengan Eden, malah menjelaskan alasan lain bahwa utopia merupakan tempat yang aman sehingga ia ingin memiliki wilayah yang selama ini tidak dianggap oleh pemimpin sebelum nya.
tentu saja keputusan Louise masih sama, ia tidak akan pernah menyetujui utopia sebagai wilayah suatu negara. meskipun utopia terkenal sebagai hutan mati namun wilayah tersebut dapat menolong seseorang yang sedang terdesak atau sedang dalam pengejaran.
mendengar penjelasan Louise, Noah mulai melunak. ia pun tidak bisa memaksa Louise karena masalah hutan utopia sudah tertulis dalam kitab perjanjian lama dan tidak ada yang berniat mengubah perjanjian tersebut.
untuk itu Noah mengurungkan niatnya itu.
sebenarnya hutan Utopia hanya alasan Noah saja agar bisa menemui Eden.
selanjutnya keduanya membahas masalah hubungan kerjasama di bidang lain, mengingat Assiria dan The Great Aztec merupakan negara besar dengan perekonomian yang stabil maka keduanya memutuskan untuk bekerjasama pada sektor pertanian dan juga maritim.
selama ini The Great Aztec terkenal sebagai pemasok hasil laut terbesar di another world, sedangkan Assiria terkenal sebagai pemasok hasil pertanian terbesar di another world. jika kerjasama ini dapat terjalin dengan baik maka akan menghasilkan keuntungan bagi keduanya.
percakapan serius terjadi diantara keduanya, suasana yang sudah terbangun tiba-tiba terpecah ketika seorang prajurit dari gerbang utama kerajaan menghadap pada Louise.
ia melaporkan bahwa Eden pergi keluar istana dan kelihatan sangat janggal karena Eden seperti terburu-buru.
mendengar hal tersebut sontak membuat Louise dan Noah terkejut.
keduanya bergegas keluar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, dan Arthur memutuskan untuk mencari tahu di istana Vie rose kenapa Eden pergi begitu terburu-buru.