Chereads / Laluna / Chapter 28 - Hidup Kembali

Chapter 28 - Hidup Kembali

10 hari berlalu pasca kepergian Eden, the Great Aztec tampak menjadi lebih tenang karena raja telah membuat rencana khusus untuk mencari Eden.

roda pemerintahan berjalan seperti biasa, dengan emosi raja yang jauh lebih tenang.

hari ini adalah hari keberangkatan Arthur menuju negara Amon untuk mengemban tugas yang telah diberikan.

raja Louise mengantarkan kepergian Arthur sampai ke depan gerbang utama.

"berhati-hati lah" ucap raja Louise

"baik aku mengerti kak" menjawab raja Louise kemudian pergi bersama beberapa prajurit.

raja Louise kembali ke ruang kerja dengan setumpuk berkas yang telah menunggu untuk di tandatangani.

* * *

selama sepuluh hari berlalu, Eden belum menunjukkan tanda-tanda membaik.

melihat lukanya yang begitu parah, bila ia selamat merupakan sebuah keberuntungan.

malam itu ketiga pria yang menolong Eden keluar untuk melakukan tugasnya, sedangkan Eden ditinggalkan bersama serigala peliharaan si pria.

serigala tersebut bertugas menjaga Eden selama si pria pergi.

3 jam berlalu, ketiga pria tersebut kembali dari tugasnya dengan sedikit luka goresan dan beberapa memar di bagian tubuh.

kedua pria lainnya memilih pergi ke sungai untuk membersihkan tubuh mereka, sedangkan salah seorang pria memilih tinggal di dalam goa dan mengobati lukanya.

ia duduk sambil merebahkan punggungnya pada si serigala yang berada tidak jauh dari Eden.

iapun mulai membungkus tangannya yang terluka dengan perban, sambil sesekali melihat ke arah Eden.

"aku tidak mengerti kenapa kau ingin sekali aku menyelamatkan wanita ini" ucap si pria pada serigala

tak berselang lama, Eden mulai menggerakkan jari-jari tangan nya namun si pria tidak menyadari, ia fokus untuk mengobati luka-lukanya yang lain.

Eden mulai membuka matanya pelan, sambil mengeram.

mendengar suara tersebut si pria menyadari bahwa Eden telah siuman.

"kau sudah sadar?!" ucap si pria terkejut, ia kemudian mengambilkan air untuk Eden dan mencoba membantunya untuk bangun pelan-pelan dan duduk.

si pria membantu Eden memegang gelas yang berisi air dan Eden meminumnya pelan.

Eden meminum air yang diberikan si pria dengan sedikit terbatuk, namun si pria dengan sabar tetap membantu Eden untuk minum air tersebut.

pandangan aneh terlihat dari mata Eden, ia mencoba mengingat apa yang terjadi namun ia tidak bisa mengingat apapun.

kemudian Eden menatap pria yang ada dihadapannya, ia merasa asing dengan pria tersebut.

tak berselang lama kedua pria lainpun masuk dan melihat Eden telah sadar, mereka berduapun mendekati Eden.

Eden juga merasa tampak asing dengan kedua pria tersebut.

Eden tiba-tiba bertanya "si si siapa aku??" dengan tatapan kebingungan

sontak pertanyaan Eden membuat ketiganya terkejut.

mereka tidak bisa menjawab nya karena merekapun tidak mengetahui siapa Eden sebenarnya.

sepertinya Eden telah mengalami hilang ingatan akibat benturan keras yang ia alami 10 hari yang lalu.

Eden terus bertanya siapa dirinya namun tidak ada jawaban yang keluar dari ketiga pria tersebut.

Eden pun menyerah dan memilih untuk diam tanpa berkata apapun.

Eden memandang ke arah serigala yang berada tidak jauh darinya.

serigala itu mulai mendekati Eden dan meringkuk di samping Eden.

Eden mengelus-elus serigala tersebut dengan lembut, ia sangat penurut pada Eden.

malam itu berlalu tanpa ada jawaban tentang identitas diri Eden yang sebenarnya.

keesokan harinya, si pria melihat Eden telah bangun lebih cepat dari mereka.

Eden berusaha untuk berdiri namun tidak bisa, kakinya masih terasa lemah hingga tidak kuat menopang tubuh Eden.

melihat hal tersebut, si pria mencoba membantu Eden dengan menggendong tubuhnya.

Eden terus menatap kearah si pria, ia memperhatikan sosok pria tersebut.

bertubuh tinggi besar, dengan rambut berwarna coklat tua, mata kuning seperti warna bunga matahari, alis yang tegas, dan wajahnya lumayan tampan.

si pria membawa Eden ke sebuah sungai yang tidak jauh dari goa tempat mereka tinggal semalam.

si pria mendudukkan Eden pada sebuah batu dan meletakkan kaki Eden di dalam air.

"aku dengar air sungai dapat membantu pemulihan gerak refleks kaki lebih cepat" ucap si pria.

Eden terdiam, si pria kembali menatap Eden dan mencoba berbicara padanya

"aku tidak tahu siapa kau, dan sebenarnya serigala ku yang membawa mu, aku tidak bisa menolak permintaan hewan kesayangan ku untuk menolong mu, sementara ini tetap lah bersama kami sampai luka mu sembuh" ucap si pria

"terimakasih" jawab Eden dengan sedikit tersenyum

"mungkin kau akan segera menemukan ingatan mu kembali.. oh iya kami menjalani hidup yang nomaden, kami selalu berpindah-pindah tempat jadi ku harap kau memakluminya" imbuh si pria

"iya aku mengerti tuan" ucap Eden sambil tersenyum pada si pria

"kau bisa memanggil aku lucas, sepertinya kau seusia adik ku, tidak perlu memanggil ku dengan sebutan tuan" ucap Lucas kemudian pergi meninggalkan Eden.

Lucas mengambil kuda dan membawanya ke sungai untuk dimandikan.

Eden tetap pada posisi semula, ia menggerakkan jari-jari kakinya dengan perlahan sambil memandangi ikan-ikan yang berkerumun di kakinya.

pandangannya teralihkan pada Lucas yang sedang memandikan kudanya.

Eden mulai berbicara pada Lucas,

"kau pasti sangat menyayangi kuda mu"

"iya tentu saja, dia telah menemani ku kemanapun aku pergi" jawab Lucas dengan sedikit tersenyum

setelah 2 jam merendamkan kaki di sungai, gerak refleks kaki Eden mulai membaik, ia sudah bisa berdiri dan berjalan meskipun sedikit tertatih.

setelah selesai memandikan kudanya, Lucas mendekati Eden dan menuntunnya berjalan menuju goa.

di dalam goa sudah menunggu pria lain yang menyiapkan sarapan pagi itu.

di sela-sela waktu makan, kedua pria lain mengenalkan diri mereka, yang satu bernama Justin, dan satu lagi bernama Marco, keduanya merupakan rekan Lucas.

mereka berdua sangat ramah pada Eden, bahkan di sela-sela makan mereka tak ragu menceritakan pengalaman mereka.

Justin dan Marco juga menceritakan masa kecil mereka sebagai anak-anak dari korban pembantaian, dan sejak kejadian itulah hidup mereka selalu berpindah-pindah.

ketiganya tidak memiliki identitas, dan selama ini bekerja sebagai blood Hunter atau pemburu yang membunuh penjahat dengan uang imbalan.

cerita itu sama sekali tidak menyedihkan karena baik Justin dan Marco menceritakannya sambil bercanda, sehingga Eden menikmati cerita tersebut.

Lucas kemudian menyinggung masalah luka-luka yang di alami Eden.

Lucas menceritakan secara detil luka yang ada di sekujur tubuh Eden merupakan luka bekas tusukan panah, benturan keras pada kepala bagian belakang dan dahi mungkin menjadi penyebab ingatan Eden hilang. kemudian terdapat memar di beberpa bagian seperti perut, lengan, dan kaki.

Lucas menduga bahwa Eden di celakai oleh beberapa orang sekaligus mengingat luka yang ia alami begitu berat.

dan dilihat dari pakaian yang dikenakan Eden malam itu bukanlah pakaian seorang wanita biasa, karena terbuat dari bahan yang mahal.

mendengar cerita Lucas yang begitu detil, Eden terdiam.

ia masih berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi namun sia-sia, kepalanya malah menjadi sakit karena upayanya tersebut.

Lucas meminta Eden untuk tidak terlalu keras mengingat-ingat kejadian 10 hari yang lalu. Lucas menyarankan agar Eden mengingatnya secara pelan-pelan karena mungkin selain benturan di kepala, kejadian tersebut juga menyebabkan trauma pada diri Eden sehingga ingatannya seolah terkunci.

Eden mencoba mendengar saran dari Lucas dan menjadi lebih tenang.

setelah selesai sarapan, Lucas, Justin dan Marco mulai mengemasi barang-barang mereka.

sudah saatnya bagi mereka untuk berpindah tempat lagi.

Eden yang menyadari hal tersebut kemudian mencoba membantu mengemasi barang-barang mereka.

karena kondisi tubuh Eden yang masih lemah, Lucas melarang Eden dan memintanya untuk duduk di luar dan menunggu.

Eden kemudian menuruti Lucas, ia berjalan keluar menuju kereta yang berada tak jauh dari sungai.

Eden kembali mendekati sungai, dan melihat dirinya melalui bayangan air di sungai. rambutnya panjangnya begitu lusuh, Eden kemudian mengurai rambutnya ke samping kiri dan mulai mencuci rambutnya dengan air sungai.

Justin dan Marco mulai membawa barang mereka ke dalam kereta, sedangkan Lucas mendekati Eden yang sedang berada di pinggir sungai.

"kau sedang apa?" tanya Lucas

"aku sedang mencuci rambut ku, kelihatan begitu lusuh.. tunggu sebentar hampir selesai"

jawab Eden sambil memeras air dari rambutnya kemudian menggulungnya ke atas.

Lucas sedikit terkejut dengan penampakan rambut Eden.

"ada apa, kenapa kau terkejut seperti itu?" tanya Eden

"a aku baru tau kalau rambut mu berwarna merah" sambil menunjuk ke arah rambut Eden.

sontak perkataan Lucas membuat Eden kembali melihat bayangan nya pada air sungai dan ia ikut terkejut melihat warna rambut nya.

"sejujurnya baru pertama kali aku melihat seseorang yang memiliki rambut berwarna merah" imbuh Lucas