"apakah kita pernah bertemu" ucap si pria pada Eden.
Eden lalu menyadari bahwa suara pria tersebut hanya terdengar mirip dengan suara pria yang ia temui di perbatasan, namun sebenarnya suara keduanya berbeda.
angin bertiup menghembuskan penutup kepala Eden, rambut pirangnya sedikit tersapu angin.
ia kemudian menoleh ke samping dengan sedikit tersenyum, wajahnya tak terlalu terlihat.
senyum Eden membuat si pria sedikit tertarik, "nama ku Louise, siapa nama mu?" tanya si pria pada Eden
sambil tersenyum dan menjawab, "jika pertemuan kita adalah takdir maka anda akan mengetahui nama ku pada pertemuan kita selanjutnya" kemudian berjalan meneruskan langkahnya.
mendengar hal tersebut Louise hanya sedikit tersenyum, kemudian kembali meneruskan langkahnya bersama seorang pengawal.
malam itu tanpa menyadari apapun Louise tak mengenali Eden dengan rambut pirangnya, ia telah melewatkan kesempatan untuk membawa Eden kembali sama seperti Arthur sebelum nya.
tujuan Louise datang ke hibrid ialah untuk kunjungan diplomatik, di sela-sela aktivitas ia menyempatkan diri untuk terjun langsung mencari petunjuk keberadaan Eden.
ia percaya diri jika bertemu dengan Eden maka ia langsung mengenalinya, tampaknya dugaannya salah.
ia bahkan tak mengenali Eden yang tepat berdiri di depannya, bahkan meski Eden telah berbicara ia tetap tak mengenalinya.
pikirannya malam itu masih kacau, Louise terus merasa gelisah terhadap keselamatan Eden.
hal tersebut menjadi penyebab ia tak fokus pada apapun yang ada di hadapannya.
tujuannya malam itu ialah menuju sebuah bar, untuk mencari informasi.
bar tersebut merupakan tempat yang pernah di datangi Eden saat akan menangkap penjahat kelas kakap.
ketika memasuki bar, suasana tampak gaduh.
orang-orang yang berada di dalam sedang membicarakan penjahat kelas kakap yang baru saja terbunuh karena sebuah anak panah.
Louise memesan minuman, dan sedikit mendengar percakapan orang-orang disekitarnya.
kurang lebih percakapan tersebut berisi kekaguman mereka terhadap kemampuan memanah seorang blood Hunter.
padahal sebelumnya tak ada yang pernah berhasil membunuh penjahat kelas kakap tersebut.
percakapan mengenai keahlian memanah membuat Louise penasaran, ia mencoba bertanya identitas blood Hunter tersebut namun tak satupun yang mengetahuinya.
Louise duduk kembali di kursinya, seketika ia mengingat gadis yang ditemuinya barusan.
gadis tersebut juga memegang busur panah, karena gelap Louise tak begitu melihat wajah gadis tersebut.
ia kemudian buru-buru keluar dan berjalan sambil berlari mengikuti arah yang di tuju si gadis.
ia terus berlari namun langkahnya terhenti di persimpangan, gadis yang ia temui tadi benar-benar telah pergi jauh.
* * *
sesampainya di hutan Tsingy, Marco dan Justin mulai melepaskan mantel mereka dan mengambil beberapa camilan.
sedangkan Eden duduk di dekat perapian, di susul oleh Lucas.
Eden tampak murung, ada sesuatu yang sedang ia pikirkan.
Lucas mulai membuka pembicaraan, "kau mengenal pria itu?"
"tidak, tapi suaranya seperti tak asing di telinga ku" imbuh Eden
"karena ingatan mu belum pulih, untuk saat ini kau tidak boleh mendekati orang asing. kita tidak bisa menebak apakah orang itu adalah teman atau justru sebaliknya merupakan lawan." sambil memegang pundak Eden
Eden merespon nasihat Lucas dengan menganggukkan kepala, ia setuju dengan saran tersebut sebagai pertimbangan karena lucas telah menyelamatkan nyawanya.
bagi Eden, Lucas merupakan sosok keluarga baru untuknya yang sudah ia anggap seperti kakak nya sendiri.
keesokan harinya, Eden memulai latihan pedang bersama Marco.
menggunakan pedang pada kondisinya saat ini merupakan hal yang tidak sulit bagi Eden karena fisiknya telah pulih sepenuhnya.
berkat latihan-latihan fisik yang ia lakukan sehingga Eden hanya perlu berkonsentrasi terhadap latihan lanjutan.
melihat Eden menggunakan pedang dengan cukup baik, Lucas semakin percaya dan yakin untuk mengajak Eden menjadi blood Hunter.
setelah Eden dan Marco selesai latihan, Lucas mendekati keduanya.
Lucas memberitahukan rencana mengenai masa depan Eden sebagai blood Hunter, meskipun masih sebagai pemula di bidang ini namun Lucas percaya bahwa kemampuan Eden patut untuk diperhitungkan.
mulailah Lucas menyusun rencana dengan membagi menjadi dua kelompok, Lucas bersama Eden akan menangani para penjahat yang berada di wilayah Utara hibrid sedangkan Marco dan Justin akan menangani para penjahat disebelah selatan hibrid.
pembagian ini dilakukan agar semua tugas mereka di kota hibrid cepat selesai dan mereka bisa segera pindah ke kota lain.
sebelum melaksanakan tugas malam ini, Lucas mengutarakan niatnya untuk membelikan Eden sebuah kuda namun Eden menolak.
ia tahu bahwa harga seekor kuda dewasa tidaklah murah, ia kemudian mengusulkan akan menaiki white (serigala yang menolong Eden saat di hutan secret).
usulan tersebut di ungkapkan eden dengan pertimbangan bahwa ia lebih nyaman menaiki white ketimbang kuda baru, dan alasan lain adalah karena Eden tipe pertarungan jarak jauh sehingga ia tidak butuh waktu lama untuk pergi dari lokasi, ia bisa bersembunyi dimanapun dan membidik seseorang tanpa menampakkan diri, karena itu adalah keahlian khusus yang ia miliki.
Marco setuju dengan usulan Eden, selama itu dapat mendukung pelaksanaan misi mereka di hibrid.
Lucas pun kemudian ikut setuju dengan hal tersebut.
malam itu dan malam-malam berikutnya mereka kembali melaksanakan misi, dan seperti biasa keempatnya berhasil menjalankan misinya itu.
setelah selesai dengan misi di negara hibrid, keempatnya memutuskan untuk pindah ke wilayah aksum dan tinggal beberapa bulan disana.
jalur menuju wilayah aksum ialah melintasi wilayah cemos dan Amon, selama perjalanan mereka akan singgah di wilayah cemos sambil melaksanakan misi lainnya.
selama kurang lebih 2 minggu keempatnya selesai melaksanakan misi sebagai blood Hunter dan segera pindah ke wilayah amon.
setelah menyelesaikan misi di wilayah cemos kini Eden mulai terbiasa sebagai blood Hunter tanpa identitas.
Hunter lain lebih mengenal Eden sebagai silent Hunter yang membunuh lawannya dalam diam, karena tak ada suara apapun yang terdengar ketika ia melesatkan anak panahnya.
dalam perjalanan menuju amon keempatnya berbincang santai diatas kuda, kecuali Eden yang menaiki white.
mereka menggoda Eden dengan julukan barunya sebagai silent Hunter.
Eden sedikit kesal karena mereka menggodanya dan menjadikan julukannya sebagai bahan gurauan.
diantara percakapan mereka, terlintas dibenak Lucas mengenai seorang legenda kesatria pelindung another world yang memiliki julukan Lunar.
kesatria tersebut juga membunuh lawannya tanpa ada suara yang terdengar.
Lucas kemudian mengusulkan nama sementara pada Eden sebagai seorang blood Hunter yaitu Laluna.
mendengar nama baru tersebut Eden sedikit berfikir dan semakin menyukai nama barunya itu, "Laluna, nama yang bagus" ucapnya.
"untuk sementara gunakan nama itu, karena kami juga tidak bisa memanggilmu dengan sebutan hei" imbuh Justin yang juga menyukai nama panggilan baru tersebut.
nama Laluna mulai ia gunakan saat melaksanakan misi di wilayah Amon.
2 Minggu berlalu, mereka telah selesai melaksanakan misi diwilayah Amon.
tiba saatnya mereka pergi ke wilayah aksum untuk tinggal dan beristirahat sementara disana.
mulai dari misi di wilayah amon nama Laluna kini dikenal, bahkan banyak orang membicarakan kehadiran Laluna di dunia Hunter.
tentu saja perbincangan mengenai Laluna terdengar sampai ketelinga Louise yang kala itu sedang berada di wilayah aksum.
ada beberapa kemiripan mengenai Eden dan Laluna yang membuat Louise semakin penasaran.
ia ingin membuktikan langsung persamaan antara Eden dan Laluna.
Louise kemudian mengumpulkan informasi lain, menurut berita Laluna selalu hidup berpindah dan tidak memiliki tempat tinggal tetap.
seorang sumber mengatakan bahwa Laluna akan melaksanakan misi nya malam ini di aksum.
Louise juga diberitahu penjahat yang sedang di incar oleh Laluna dan segera pergi menuju tempat yang si penjahat biasa berjudi yaitu di sebuah cafe di pusat kota aksum.
sepanjang perjalanan, hati Louise semakin gelisah, pikirannya mulai kacau karena ia berharap bahwa Laluna merupakan Eden.
"tunggu aku, aku pasti akan menemukan mu"
gumam Louise dalam hati