Angin yang berhembus membuat ranting ranting pohon bergoyang, daun-daun pun mulai jatuh dan berserakan di atas rerumputan hijau.
Di tengah hutan yang rimbun ini, terlihat seorang pria yang tertidur pulas dengan wajah tenang. Rambut ikalnya sesekali bergerak terkena oleh hembusan angin, dia mengenakan pakaian hitam dengan logo bibir dan lidah yang di cetak di bagian depan, dan celana panjang hitam yang ia lipat ujungnya.
" Huahm...Ah nyenyak sekali tidur sesudah bekerja di sawah, apalagi cuacanya cerah begini " Dia pun menguap dan bergumam ketika sudah bangun dari tidurnya itu, dia mengusap kedua matanya dan mengedipkan matanya untuk sejenak.
Pria ini bernama Raka Bayan Wisesa, berumur 24 tahun dan merupakan seorang petani biasa yang setiap hari bekerja di sawah peninggalan orang tuanya, dia juga memiliki sedikit lahan sayuran lainnya. dia tinggal di daerah pedesaan yang cukup jauh dari kota, dan internet pun sudah bisa di akses di desa ini. Pria yang sering disebut Kabayan oleh para warga desa ini masih dalam tahap belajar mengenal teknologi, dia berguru kepada Udin yang merupakan siswa SMA yang bersekolah di kota Garut. dia menjadi anak yatim-piatu ketika berumur 12 tahun, Ayahnya meninggal ketika dia lulus SD dan ibunya meninggal ketika melahirkannya. Oleh karena itu dia tidak melanjutkan pendidikannya dan lebih memilih mengurus lahan peninggalan ayahnya dan dia juga dibantu oleh warga sekitar. dia sering membagikan hasil panennya ke para warga dan menjual sisanya untuk kebutuhan hidupnya. Kabayan baru saja membeli smartphone baru yang dia beli di online shop, dan tentu saja itu juga dipesankan oleh Udin..
Dia tertidur di bawah pohon beringin setelah memainkan salah satu game yang di rekomendasikan Udin.
Kabayan memandang ke atas langit dan memejamkan kedua matanya untuk mendengarkan suara angin yang berhembus, dia merasa damai dan sangat menikmati keindahan alam di sekitarnya.
" Pulang ah, di sawah sinyal lemot banget, lag mulu jadi dikatain bocah terus" Dia mengingat hasil pertandingan terakhirnya dengan kesal, lalu dia bangun dan mulai melangkahkan kaki untuk kembali ke rumah nya.
" Wait,kela,sebentar.. Kenapa pohon nya ada banyak ini? Kemana sawah nya ini? Tasku mana... Hape Bayan.." Dia terlihat bingung menemukan bahwa dirinya berada di antara pepohonan yang rimbun dan Tas yang ia jadikan bantal pun tak ada.
" Tadi kan aku cuma tidur dibawah pohon beringin dekat sawah, kenapa ini jadi banyak pohon lain disini ya? "
Kabayan mulai panik dan mengelilingi pohon sekitar untuk mencari jalan danntas nya yang berisi smartphone nya, namun dia tidak bisa menemukan satupun pohon cabai rawit yang ia tanam di dekat sawahnya itu.
" Ah.. Gawat ieu mah , apa mungkin aku mabuk gara gara makan semur jengkol sepiring sebelum tidur.... " Dia bergumam dan mencubit tangannya sendiri, lalu ia berfokus pada tubuhnya dan mengeluarkan tenaga dalamnya...dan terdengar suara ledakan kecil..
" Ga mungkin ini mimpi, dicubit pipi juga terasa sakit, kentut juga aroma nya masih semriwing sama seperti biasanya.." dia berkata sambil mengendus tangannya..
Ketika ia sedang berpikir, Kabayan mendengar suara langkah kaki yang pelan sekali dan melihat bayangan di balik pohon yang besar. Dia berpura-pura tidak mengetahui jika ada orang yang mencoba untuk mendekatinya. Pendengaran kabayan sangatlah tajam karena dia terbiasa mendengar suara nyamuk di sawah ketika ia bekerja.
'Wah.. Ada suara orang yang mengendap ngendap nih, suara nya mirip anak-anak yang suka ngambil cabe rawit buat sambal rujak' pikir Kabayan, biasanya Udin selalu mengajak anak anak kecil lainnya untuk menjahili Kabayan dan selalu berusaha mengagetkan Kabayan yang sedang bekerja. Kabayan tidak pernah marah karena itu adalah cara mereka untuk bermain dengannya dan Kabayan selalu mengajak anak-anak itu untuk memasak nasi liwet di kebunnya.
Dia pun tetap berpura pura tidak mendengar suara itu dan tetap menatap pohon pohon di depan nya.
namun dia menyadari langkah kakinya berbeda dari anak-anak yang biasa ia dengar. pemilik langkah kaki ini sangat berhati-hati dalam langkahnya, dan ketika dia merasakan bahwa seseorang itu semakin mendekat, dia membalikan badan nya dan berteriak.
" Hayoh !!! Mau ngapain kamu hah!! "
Namun suara kabayan terhenti ketika ia melihat sosok kecil yang menyerupai anak kecil, namun seluruh kulit nya berwarna hijau. Sosok tersebut memiliki hidung yang panjang dan telinga yang lancip dan dia pun memakai celana pendek yang kusam yang bisa disebut hanya kain kotor yang di ikatkan sebagai pengganti celana dalam.
Mata Kabayan terbuka lebar dan dia hanya bisa melihat sosok itu memiliki ekspresi yang seram dan terlihat senang melihat ekspresi kabayan yang bodoh dengan mulutnya yang masih menganga. Kabayan mengencangkan otot-otot kakinya,dia pun langsung membalikkan badan dan berlari sambil berteriak
" TU...TUYUL HEJOOOOO !!! "