Pagi telah tiba dan suara burung burung pun mulai terdengar, warga desa Waltz mulai menjalankan aktifitas harian mereka. Kabayan memulai harinya dengan menimba air di sumur yang berada di belakang rumah keluarga James.
Dia bersikeras ingin membantu keluarga James menyiapkan air untuk keperluan mereka. Setelah mandi dan berganti baju, Kabayan pun mengikuti keluarga James untuk sarapan pagi.
Kabayan mengenakan pakaian warga sekitar yang ia pinjam dari Mathew, dengan kaus dan celana panjang berwarna coklat, Kabayan tidak lagi terlihat mencolok ketika berada di desa ini. Sebelumnya ia hanya menggunakan kaus dengan logo bibir dan lidah yang menjulur, dan menggunakan celana panjang hitam.
Tak lupa dia mengaitkan golok pada ikat pinggangnya, golok tersebut selalu ia bawa ke sawah agar dia bisa dengan mudah membersihkan tumbuhan liar dan untuk mengupas buah kelapa muda yang ada di dekat sawahnya.
Hari ini ia memandu James dan Mathew ke tempat dimana ia bertemu Goblin sebelumnya, ketika James mendengar bahwa Kabayan bertemu sosok anak kecil berkulit hijau dan hanya mengenakan celana, dia langsung memberitahu Kabayan bahwa makhluk tersebut disebut Goblin.
" Nah ke arah sini nih tempat tuyul ijo nya "
" Goblin kak… "
" Iya itu si goblin,gimana Mamat aja deh asal Mamat senang "
James tersenyum melihat keakraban Kabayan dan Mathew, dia bahkan sedikit senang karena Kabayan selalu memanggil Mathew dengan sapaan akrabnya itu.
" Kenapa si goblin itu bahaya sih James ? " tanya Kabayan
" Kalau itu hanya satu goblin, itu bukan masalah yang besar, namun yang ku khawatirkan adalah jika goblin itu sedang mengintai desa, kawanan goblin bisa terdiri dari 30 goblin. Bila kawanan goblin berencana untuk menyerang warga, itu adalah bahaya besar ! "
Kabayan bisa melihat betapa seriusnya keadaan tersebut dari wajah serius James. Matanya terlihat sangat tajam, rambut dan janggut nya yang berwarna coklat bercampur dengan beberapa warna putih yang menandakan bahwa dia tidak lagi muda, namun ketika Kabayan melihat ekspresi serius James, dia bisa melihat bahwa James adalah seseorang yang kuat.
Mereka berencana untuk mencari dan mengintai tempat kawanan goblin berada, karena meskipun goblin adalah monster, mereka sangat licik dan tau bagaimana memanfaatkan kelemahan mangsa nya. Ketika mereka memburu mangsa nya, mereka akan berkelompok melawan mangsa nya untuk menutupi kelemahan fisik mereka yang kecil.
Goblin menggunakan senjata batu yang memiliki ujung yang tajam. Terkadang mereka menggunakan pisau dan pedang yang mereka dapatkan dari mangsanya.
Kabayan mulai merasa gugup ketika mendengar penjelasan tentang goblin dari James, mereka bergerak dengan sangat hati hati dan menyusuri semak semak.
Mereka membutuhkan waktu sekitar satu jam hingga mereka menemukan tanda tanda kaki goblin, James menyelidiki dan mengikuti tanda tersebut hingga mereka bisa melihat 3 goblin yang terlihat sedang berpatroli dan mencari sesuatu.
Mereka bersenjatakan tombak yang memiliki batu tajam di ujung nya. Tak lama kemudian mereka mengelilingi seekor kelinci malang, dan salah satu goblin pun berhasil menusuk kelinci tersebut dengan tombaknya.
Kabayan melihat kejadian tersebut sambil menahan napas nya, James dan Mathew mengamati goblin goblin itu dengan serius,
Salah satu goblin membawa pisau belati dan memotong kelinci tersebut menjadi tiga bagian dan melahapnya.
Kabayan merasakan mual melihat darah segar dan daging mentah yang mereka santap, senyum para goblin yang mengunyah daging tersebut dan tetesan darah yang mengalir dari taring dan dagu mereka berceceran di tanah dan rerumputan.
Kabayan merasakan punggungnya penuh dengan keringat dingin,perutnya seakan mengamuk ingin memuntahkan sesuatu dan tubuhnya mulai gemetaran.
Ketika James memberi tanda kepada Mathew dan Kabayan untuk menjauh dari tempat ini, terdengar suara kentut yang lantang dan menggema, James dan mathew sangat terkejut, bahkan para goblin pun berhenti mengunyah santapan mereka dan menoleh ke arah semak semak tempat Kabayan berada.
" Punteun..keceplosan.." Kabayan berkata dengan senyum yang terlihat seperti orang utan yang sedang menangis.