Kabayan membuka matanya, dia melihat langit biru yang membentang luas sejauh mata memandang, suara angin yang menghembuskan daun dan rerumputan di sekitar seakan merayu kabayan untuk memejamkan matanya lagi.
Mathew menghampiri Kabayan yang telah sadarkan diri, dan kekhawatiran yang ia rasakan bisa terlihat di wajahnya.
" Ka Bayan sudah baikan? "
" Mmm...Mamat?? Ah syukurlah semuanya cuma mimpi aja.." Ucapan Kabayan terhenti ketika melihat gundukan tanah dan bekas darah yang terlihat di sekitar rerumputan.
" Ah da...darah! " Teriakan Kabayan membuat burung yang sedang bertengger di dahan pohon berterbangan. James menepuk pundak Kabayan berusaha menenangkannya.
" Kau pingsan ketika pertarungan selesai, kita harus cepat pergi sebelum kawanan goblin tau bahwa grup patroli mereka hilang"
" Si..siap! " Kabayan menjawab perintah James dengan perasaan yang cemas,mereka pun langsung menuju ke arah desa dengan cepat.
Sesampainya di desa mereka langsung menuju rumah kepala desa. Kepala desa Desa Waltz adalah seorang pria yang berumur sekitar 50 tahun bernama Jones.
" Jones, kita harus segera menyiapkan beberapa warga yang bisa bertarung untuk melawan para goblin. Perkemahan mereka sangat dekat dengan batas hutan dan hanya membutuhkan satu jam saja untuk sampai ke desa ! "
Jones mengerutkan dahi dan menganggukan kepalanya setelah mendengarkan laporan dari James. James,Mathew dan Kabayan sedang berada di ruang tamu.
Tangan Kabayan masih bergetar mengingat pertarungan sebelumnya, dia hanyalah petani muda 'jaman now' , dan adegan pertarungan berdarah tanpa sensor itu masih melekat di pikirannya.
" Beritahu semua warga yang bisa bertarung untuk bersiap siap , kita akan menyerang perkemahan goblin setelah semuanya sudah siap "
Jones memberi perintah pada James dan dia pun kembali ke ruangan pribadi nya. Kabayan dan Mathew pun menemani James berkeliling ke rumah warga. Lalu mereka kembali ke rumah James untuk bersiap siap.
James keluar dari gudang dan telah mengganti pakaiannya dengan baju lengan panjang yang tebal, bagian depan baju tersebut dilapisi dengan semacam baja atau besi.
Mathew menggunakan baju yang sama namun tanpa lengan agar tidak mengganggu pergerakannya ketika akan memanah musuh.
Kabayan menggunakan baju lengan panjang yang biasa saja.
" Maaf aku tidak memiliki pakaian pelindung lainnya "
" Tidak masalah kang James, cukup segini juga "
Mathew memperhatikan penampilan Kabayan yang terlihat bertubuh besar karena Kabayan memakai baju lima lapis. Kabayan bersikeras untuk berpartisipasi dalam pertarungan ini karena dia merasa berhutang banyak pada keluarga James dan desa ini.
" Ka Bayan yakin ga bakal diam di rumah saja? "
" Kalau Mamat aja berani, masa aku ga berani sih? " Kabayan menjawab pertanyaan Mathew dengan tegang, dia merasa malu bila hanya diam dirumah ketika warga akan bertarung melawan goblin.
" Haha tenang saja Mat, Bayan nanti diam saja di belakang dan membantu bila ada bahaya saja "
" Ah.. Ayah jadi ngikutin manggil aku mamat "
Melihat candaan James dan Mathew, Kabayan semakin yakin dengan pilihannya ini dan dia menggenggam erat pedang yang James pinjamkan padanya.
Para warga sudah berkumpul di depan rumah Jones, dan mulai bergegas ke arah hutan. Kabayan berada di belakang barisan bersama Mathew, kelompok ini hanya berjumlah 12 orang termasuk Kabayan dan dipimpin oleh Jones dan James yang berada di depan,
" Kok cuma sedikit yang ikut Mat.. "
" Pak Jones melarang petani dan orang yang tidak bisa bertarung untuk ikut agar mereka tidak terluka"
" Loh.. Terus gimana kita bisa menang? "
Perbincangan mereka terhenti ketika James memberi isyarat mereka untuk berhenti.
Mereka melihat sekitar 40 goblin yang sedang berkumpul dan mengelilingi api unggun, dan ada satu goblin yang bertubuh lebih besar dari goblin lainnya, goblin itu berukuran seperti manusia dewasa pada umumnya. Goblin itu mengucapkan kata kata yang menyerupai sebuah bisikan kepada para goblin lainnya.
James dan Jones pun memberikan kita perintah untuk tetap bersembunyi dan menyerang bila goblin mulai berlarian. Kabayan merasa bingung dengan perintah itu dan hanya bisa menganggukan kepalanya, dia menggenggam pedangnya dengan tangan yang berkeringat.
Lalu Jones dan James saling bertatapan dan seperti memberikan sebuah isyarat kepada masing masing, James mulai bergerak ke sudut lain dari perkemahan dan berteriak sambil menarik pedangnya.
Para goblin terkejut dan menoleh kepadanya, saat itu Jones yang berada di sudut buta para goblin menjulurkan tangannya ke arah para goblin,
napas Kabayan terhenti ketika dia melihat semacam energi yang berkumpul di depan tangan Jones, energi tersebut mulai berubah dan membesar menjadi bola api yang sangat besar dan meluncur ke arah para goblin yang melirik ke arah James.
Kabayan tidak mengerti apa yang terjadi ketika api itu mengenai para goblin dan mulai berkobar kobar membakar mereka. Kabayan bisa mencium aroma 'goblin barbeque' dan dia hanya bergumam pelan pelan
" Ki Jones.. Ultinya keren..."