Chereads / Kabayan di Dunia Fantasi / Chapter 8 - Bab 8 Selamat Datang di Leviana

Chapter 8 - Bab 8 Selamat Datang di Leviana

Jones melihat Kabayan sambil mengerutkan dahinya, dia menghisap pipa tembakau miliknya sejenak dan hidungnya pun mengeluarkan asap.

Sebelumnya, setelah para warga kembali ke desa, warga yang terluka ringan menerima perawatan dari dokter dan para wanita di desa. Kabayan pun meminta izin kepada James untuk pergi ke rumah Jones.

Dan inilah yang terjadi ketika Kabayan bertemu Jones di ruangan pribadinya. Kabayan sangat gugup berbicara dengan Jones karena ia bukan pria yang terlihat banyak berbicara.

" Mmm… Aura?? " gumam Jones sambil menutup mata dan menghisap pipa tembakaunya.

" Iya kek, itu loh yang kakek lakukan waktu mengeluarkan energi yang berubah jadi bola api "

" Mmm...ssshh.. Mana?? "

" Mana apanya kek, saya mah ga bisa nyontohin " jawab Kabayan sambil kebingungan.

Jones menggelengkan kepalanya sambil memijat dahinya, dia berdiri dan mengambil sebuah buku dari rak buku yang ada di samping ruangan. Dia pun menaruh buku itu di depan Kabayan dan berkata " baca ".

Kabayan mengambil buku itu dan membukanya.

Dia memandangi buku itu dengan serius dan membuka setiap lembaran buku itu. Buku ini terbuat dari lembaran kertas yang agak kusam dan berbeda dari yang Kabayan biasa lihat. Huruf yang ditulis di buku itu sangat asing bagi Kabayan dan ia tidak mengerti satu kata pun yang tertulis di buku itu.

" Tulisan apa ini kek.. "

" Hah… tak kusangka akan terjadi disaat aku masih hidup.. " Jones menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap atap ruangannya. Dia menarik tangan kanan nya untuk menghisap pipa tembakau nya, namun setelah di memajukan bibirnya dan mencoba menghisapnya, dia hanya menghisap angin saja.

" Jatuh Kek pipanya.. " Kabayan menunjuk tangannya ke arah pipa tembakau milik Jones yang tergeletak di lantai.

" Ehem.. " Jones mengambil pipanya sambil melakukan postur orang yang sedang batuk, muka nya terlihat merah dan Kabayan tau bahwa Jones merasa malu.

" Jadi..gimana kek.." Kabayan berusaha mencairkan suasana dan berpura pura tidak melihat wajah Jones yang malu.

" Hah… nama lengkap mu? " Jones bertanya sambil menghela napas panjang.

" Raka Bayan Wisesa.. " Kabayan menjawab pertanyaan Jones dengan nama yang sudah lama ia tidak sebut. Orang tua kabayan yang sudah meninggal dan para warga biasa memanggilnya Kabayan atau Bayan sejak kecil. Orang tua Kabayan meninggal ketika dia masih berumur 12 tahun, saat itu Kabayan baru saja lulus sekolah dasar, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan mengurus ladang peninggalan orang tuanya.

Dia belajar hidup mandiri sejak saat itu dan para warga sekitar pun sering membantu Kabayan kecil, mereka sering bergiliran mengundang Kabayan untuk makan bersama dan mengirimkan makanan ke rumah Kabayan.

Kabayan teringat wajah orang tua dan para warga yang sering membantunya sejak kecil, keramahan dan kasih sayang mereka selalu melekat di hatinya,oleh karena itu Kabayan masih sering memberi sebagian hasil panen ladangnya. Tiba tiba renungan Kabayan terhenti karena mendengar suara Jones.

" Sekitar tiga ratus tahun yang lalu, ketika Leviana berada dalam suasana yang kritis karena Leviana harus mengatasi invasi dari kerajaan iblis, seorang pemuda dan rekan rekannya membantu persekutuan para kerajaan untuk mengalahkan raja iblis dan pasukannya, setelah Leviana melewati krisis tersebut, pemuda itu perlahan lahan hilang dari perhatian publik. Sampai saat ini tidak ada kabar tentang dirinya lagi, namun teman dekatnya pernah berbicara bahwa dia bertemu dengan pria itu di Hutan Breeze "

Jones bercerita sambil memandangi langit malam yang terlihat dari jendela kamar. Dia melirik Kabayan yang seperti menyadari sesuatu dan dengan wajah yang serius dan mata yang tajam, dia berkata

" Selamat datang di Leviana, keturunan Wisesa "