Mendengar perkataan Jones, Kabayan terkejut dan hanya bisa terdiam, semua hal ini berada di luar akal dan pikirannya. Dia teringat kata kata ayahnya sejak kecil jika ladang tersebut adalah warisan turun temurun dari keluarganya, dan pohon beringin yang berada di dekat sawah itu pun tidak boleh ditebang. Kabayan masih teringat ketika dia tiba tiba merasa ingin tidur di gubuk kayu kecil dibawah pohon beringin itu dan menemukan dirinya sudah berada di dunia lain ini ketika terbangun dari tidurnya.
" Aku tau kau pasti bingung, aku sudah curiga ketika James berkata bahwa dia bertemu seorang pemuda di dekat hutan yang berpakaian aneh. Aku sengaja diam dan hanya mengamatimu untuk memastikan kecurigaanku, dan..ketika kau berkata tidak bisa membaca namun bisa mengerti dan mengucapkan bahasa Leviana, aku semakin yakin jika kau adalah keturunan Wisesa. "
" Perkenalkan kembali, Aku adalah Jones Blackwood, anak sulung dari keluarga Blackwood. Aku adalah kepala desa Waltz dan tugasku disini adalah untuk melanjutkan misi dari Emily Blackwood yang memerintahkan setiap kepala keluarga Blackwood yang sudah mundur dari kursi kepemimpinannya untuk pergi ke desa Waltz dan menunggu kepulangan Wisesa. "
" Emily Blackwood adalah rekan dari Wisesa dikala mereka berpetualang hingga mereka melawan invasi iblis. Ketika peperangan sudah usai, Wisesa tinggal sebentar di kediaman keluarga Blackwood. Sebelum dia pergi, dia mengatakan jika dia ingin mencari kampung halamannya dan akan kembali lagi nanti, namun Emily tidak pernah menemuinya lagi sejak saat itu. Sebelum Emily meninggal, dia memberikan misi ini kepada kepala keluarga saat itu dan misi ini terus berlanjut sampai saat ini. "
" Cerita tentang kesetiaan Emily untuk menunggu Wisesa kembali dikenang oleh kepala keluarga saat itu, bahkan terdapat patung Emily di kediaman Blackwood. Keluarga Blackwood membuatkan patungnya atas jasa nya pada invasj iblis yang mengangkat keluarga Blackwood dari keluarga Baron menjadi Viscount. "
" Emily.. mencintai Wisesa? "
" Tentu saja, bahkan di ujung hidupnya dia memohon kepala keluarga mengirim satu orang untuk menunggu Wisesa di desa Waltz,i dan dia tidak pernah menikah dengan pria manapun sampai akhir hayatnya. "
Kabayan tersentuh mendengar cerita Emily yang setia menunggu Wisesa yang mungkin adalah leluhurnya. Ayah dari Kabayan pun memiliki nama akhir Wisesa dan nama itu sudah turun temurun diturunkan dari kakek buyutnya.
" Aku turut bersedih dan meminta maaf atas apa yang dilakukan leluhurku " Ucap Kabayan dengan raut wajah yang sedih.
" Tidak apa apa Bayan, Emily pernah berkata bahwa penantiannya adalah satu-satu nya hal yang dia bisa lakukan untuk membuktikan perasaannya, dan meskipun dia tidak bisa bertemu lagi dengan Wisesa, Wisesa selalu berada di dalam hatinya dan membuat dia bisa tetap kuat menjalani hari harinya. Bahkan di makam Emily tertulis kata kata terakhirnya, " Menunggumu dengan cinta ini "."
Kabayan terdiam dan mengingat suatu pahatan di pohon beringin yang mulai terlihat memudar, namun ia masih bisa membacanya meskipun hurufnya tidak begitu jelas. Disana tertulis :
Arya
♡
Emily