Author POV.
Kedua bola mata indah itu berkedip berulang-ulang kali, bibir mungil kemerahan itu meringis sakit saat kepalanya terasa begitu nyeri.
Riri mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang di tempatnya.
'wow..gua di mana ini' batinnya bingungnya.
Suara pintu di buka mengalihkan pandangannya dari seluruh kamar yang di lihatnya.
Seorang pria tampan dan gagah memasuki kamar permaisuri membuat Riri menatap pria tampan itu bingung.
"Bisa ku lihat jika kau terlihat baik-baik saja, apa sekarang permaisuri suka berbohong hanya untuk mendapatkan perhatian ku" katanya dingin dan terkesan sinis.
Kedua mata indah Riri yang sekarang menjadi permaisuri Fei yang melebar bagaimana bisa pria itu berbicara dengan sinis padannya.
'permaisuri, nih orang gila ya. Ok gua ikutin permainan lu' batinnya.
"Apa begini cara anda berbicara yang mulia" Balas Riri sinis.
Kaisar Lee tersentak kaget, bagaimana bisa permaisuri yang terkenal ramah dan lemah lembut kini berubah dingin dan sinis.
Riri merasa risih di tatapan begitu intens oleh kaisar Lee, Riri berdehem pelan.
"Jika anda sudah tidak memiliki keperluan lagi di sini silahkan tinggalkan kamar saya" kata Riri dia juga bingung bagaimana bisa dia berbahasa Mandarin, bahasa Indonesia aja dia masih belepotan.
Tapi ya udah ya, enggak ada waktu untuk bingung sekarang, Lagi-lagi kaisar Lee tersentak kaget.
Kaisar Lee membalikan tubuhnya dan berjalan dengan bingung kearah pintu.
Tapi rintisan kesakitan permaisuri Fei menghentikan langkah kakinya.
"Awww" Riri meringis sakit, kepalanya seakan-akan di pukul dengan ribuan balok.
"Apa sakit, aku panggil tabib ya" kata kaisar Lee memegang kedua pipi Riri.
Kaisar Lee tersentak kaget saat melihat bola mata indah yang biasanya menatap takut kini menatap dengan berani.
Riri menatap tajam kaisar Lee dia dapat mengingat dengan jelas perbuatan kaisar Lee terhadap tubuh wanita yang di tempatnya ini.
Dengan kasar Riri menepis tangan Kaisar Lee. Membuat kaisar Lee menatapnya tidak percaya.
"Saya tidak butuh perhatian palsu anda yang mulia" kata Riri dingin.
"Lebih baik anda pergi dari sini" kata Riri lagi tapi dengan nada sinis yang tidak dapat dia tutup-tutupi.
"Baiklah aku pergi dulu nanti aku akan datang lagi untuk melihat keadaan mu" kata kaisar Lee.
Riri mendelik kesal sambil membalikkan badannya. Sedangkan kaisar Lee hanya mampu menghelai nafas panjang, apa yang sebenarnya terjadi dengan permaisuri tidak biasanya dia bersikap seperti itu.
Kaisar Lee menatap datar semua dayang serta Kasim yang bertugas di kediaman permaisuri, apa hanya dia tidak sedih atas kepergian permaisuri.
"Permaisuri Bagun lagi, ibunda ibu suri" kata kaisar Lee datar pada ibunya.
"Apa benar-benar kah ?" pekik ibu suri bukan hanya ibu suri saja yang kaget tapi juga para bawahan permaisuri.
Semua dayang serta Kasim berbondong-bondong masuk kedalam kamar permaisuri Fei dan Seruyan serta puji duka Karena kesembuhan permaisuri mengisi penjuru kamar.
Sedangkan di istana naga tepatnya kediaman kaisar Lee selir Qi di murah dengan berita selamatnya permaisuri.
"Apa bagaimana bisa dia selamat" marah selir Qi kepada dayangnya.
"Kami juga tidak tahu yang mulia, padahal kami sudah memasukan racun sedikit demi sedikit ke makaman permaisuri" jawab dayang Oh.
"Bodoh kalian semua" kata selir Qi.
Dia harus memikirkan rencana baru untuk menyingkirkan permaisuri lemah itu, atau posisinya akan terus menjadi selir di kerajaan Wei.
.
.
.
.
.
.
Riri menarik nafas dalam-dalam, sambil tersenyum manis. Udara di sini dan indonesia sungguh berbeda, jika di Jakarta jam delapan pagi saja Riri pasti sudah di butik untuk melaksanakan rutinitas setiap harinya.
Tapi hari dia malah santai-santai sambil menikmati teh hijau.
Kaisar Lee menatap lekat permaisuri Fei yang sedang bersantai di salah satu gazebo kecil yang memang di sediakan khusus untuk permaisuri bersantai bersama ibu suri.
"Apa yang kau lakukan di sini permaisuri bukannya kau masih sakit permaisuri" kata kaisar Lee yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping permaisuri Fei.
Riri mantap datar kaisar Lee, hatinya masih kesal dengan semua perbuatan kaisar dengan permaisuri Fei. Bahkan kaisar Lee lebih memilih selirnya dari pada permaisurinya.
'benar laki-laki rendah yang tidak punya otak' batin Riri menatap remeh kaisar Lee.
"Seharusnya saya bertanya seperti itu pada Anda yang mulia, untuk apa anda menemui saya, bukannya anda selalu mengabaikan keberadaan saya. Maka seperti itu lah seterusnya" kata Riri dingin.
"Saya tahu selamat ini saya salah memperlakukan Anda permaisuri tapi saya masih suami dan kaisar di sini jadi harga saya" balas kaisar tapi kali ini lebih lembut.
'cih menghormatinya bahkan gua dari tadi pengen Jambak rambutnya sampe ke akar-akarnya biar botak sekalian' batin Riri kesal.
Dengan kesal Riri meninggalkan kaisar Lee yang masih diam berdiri dengan tatapan bingungnya, bingung akan sikap permaisuri Fei yang sekarang berubah dingin dan sinis padanya.
Dulu semarah apapun permaisuri Fei dia tidak akan pernah berkata dingin dan juga sinis Padanya tapi kini sifat permaisuri Fei sungguh berbeda dari yang dulu.
Riri berjalan dengan langkah cepat hingga para dayang serta Kasim sulit untuk mengimbangi langkah kaki permaisuri Fei.
Seharusnya hari ini menjadi hari ini bagi Riri tapi moodnya langsung buruk saat bertemu dengan kaisar brengsek yang dengan teganya menggabaikan istrinya itu.
Langkah kaki Riri berhenti saat melihat seorang wanita paruh baya yang misterius menatap dari atas, entah kenapa hatinya seakan mengenal wanita itu tadi di mana dan kapan.
"Permaisuri" sapa suara lembut seorang wanita.
Riri tersentak kaget dan mengalihkan perhatian dari wanita paruh baya tadi kearah wanita cantik yang menyapanya.
Kening Riri berkerut bingung saat melihat seorang wanita muda cantik yang menatapnya sedang para dayang serta Kasimnya terlihat tidak suka dengan wanita di hadapannya itu.
"Dia siapa" bisik Riri pada dayang paruh baya yang begitu setia dengan permaisuri Fei.
"Dia selir Qi yang mulia" jawabnya dengan bisikan pula.
Mendengar mana selir kesayangan kaisar bodoh itu membuat suasana hati Riri yang buruk bertambah buruk, untuk apa wanita siluman ini menyapanya.
"Iya selir Qi" jawab Riri malas.
"Apa anda sudah baik-baik saja, permaisuri ?" Tanya selir Qi manis.
'wih pinter banget ini wanita siluman ini basa basi' batin Riri gondok.
"Saya baik-baik saja selir Qi ya walaupun saya tahu pasti ada orang yang begitu ini mengantikan posisi saya menjadi permaisuri, tapi sayangnya saya belum berniat untuk mati sekarang. Karena saya belum memberikan orang itu hukuman mati sebelum saya mati" balas Riri santai membuat tubuh selir Qi menegang.
Sedangkan para dayang serta Kasim yang setia dengan permaisuri begitu kaget dengan perubahan sikap permaisuri yang tiba-tiba saja berani, tapi perubahan sikap permaisuri Fei tak urung membuat mereka senang dengan begitu kaisar Lee dan selir Qi tidak akan semena-mena lagi terhadap permaisuri Fei.
"Baiklah saya permisi dulu selir Qi" kata Riri sambil tersenyum manis.
'permain baru aja di mulai wanita siluman, liat aja gua bakal buat kaisar bodoh itu jatuh cinta sama permaisuri Fei dan ninggalin lu. Kita tunggu aja tanggal mainnya' batin Riri sambil menyeringai licik.
Di otaknya sudah tersusun semua ide cantik, yang pastinya akan dia gunakan nanti.
............
TBC