Chereads / My posessive king / Chapter 6 - part. 6

Chapter 6 - part. 6

Author POV.

Riri menggangakat satu alisnya bukannya terlihat aneh di mata kaisar Lee justru terlihat sangat cantik dan menawan.

"Apa yang anda lihat, yang mulia" kata Riri malas.

Ya malas, dia benar-benar malas harus berurusan dengan pria sombong di hadapannya jangankan berurusan melihat wajah dan mendengar suaranya bisa membuat perut Riri ingin mengeluarkan seluruh isinya.

Jangan salah kan dia, salahkan saya pria sombong di hadapannya ini.

Kaisar Lee tersentak kaget saat mendengar suara permaisuri yang entah sejak kapan berubah begitu merdu di telinganya.

"Tidak ada ayo sekarang masuk lah" kata kaisar Lee datar.

Riri hanya mengikuti langkah kaki kaisar Lee tidak ada niat untuk berbedat atau apapun itu sungguh dia benar-benar malas berbeda dengan kaisar sombong itu.

Yang Riri butuhkan hanya tempat tidur dengan bantal serta guling empuk dan Selimut tebal yang hangat.

"Taruh semua barang permaisuri di dalam" perintah Kasim Han dengan semangat.

"Baik tuan Han" balas para dayang permaisuri Fei.

Jika semua dayang serta kasim bahagia berbeda dengan Riri yang sejak tadi hatinya mendung.

Jujur saja jika boleh memilih dia lebih baik tidur dengan para pelayan serta dayangnya dari pada tidur dengan kaisar sombong itu.

Tapi apa boleh buat bisa kacau istana jika tahu alasan Riri muak dengan kaisar Lee.

Tidak-tidak dia belum minat untuk di bilang orang gila. Ya anggap saja dia sudah benar-benar gila karena menerima tawaran ibu suri untuk memberikan adik bagi Ceng.

Riri menghelai nafas panjang sambil mendudukan dirinya di atas ranjang besar milik kaisar Lee.

Kaisar Lee menatap penuh minat pada permaisuri Fei menunggu apa yang akan di lakukan oleh wanita itu lagi, siapa tahu jika nanti wanita yang dulu lembut dan anggun itu kini berubah menjadi serigala yang tiba-tiba saya menyerangnya.

Riri membuat hanfun yang dia kenakan hingga membuat kaisar Lee salah tingkah.

"Ini orang aneh kenapa lagi coba" batin Riri sambil menatap aneh kaisar Lee.

Kaisar Lee berdehem canggung, sambil memberikan isyarat dari mata kearah gunung kembar yang putih sempurna milik permaisuri Fei.

Riri memperhatikan mengikuti arah pandangan kaisar Lee dan melotot matanya kaget saat tanpa sabar kedua tangannya membuka hanfun.

"Apa lihat-lihat" kata Riri garang.

Kaisar Lee terkekeh geli saat melihat wajah galak permaisuri Fei yang sama sekali tidak terlihat galak.

"Salah mu sendiri yang membuka baju sembarangan" balas kaisar Lee santai membuat Riri mengeram kesal.

Riri menidurkan tubuhnya seakan-akan tidak peduli adanya kaisar Lee di sampingnya baginya tidak penting ada pria itu atau tidak.

"Hei kenapa kamu langsung tidur, bukannya ibu suri memerintah mu untuk memberikan ku lagi seorang anak" kata kaisar Lee kesal di abaikan.

Riri tiba-tiba saja bangun dari tidurnya dan menatap datar Kaisar Lee.

"Tunggu..biar ku luruskan ini dulu" kata Riri tiba-tiba membuat kaisar Lee menatap penuh minat pada permaisurinya.

"aku akan memberikan mu anak sesuai perintah ibu suri, tapi anda juga harus berjanji pada ku. Setelah anak itu lahir biar aku dan Ceng pergi dari istana ini" lanjut Riri membuat kedua mata tajam Kaisar Lee melotot sempurna.

"Apa kata mu" kaget kaisar Lee.

"Itu terserah anda mau menolak atau menerimanya" kata Riri cuek.

Kaisar Lee mengeram marah, entah kenapa hatinya menolak saat mendengar permaisurinya ingin pergi dari istana dalam.

Kaisar Lee menghelai nafas panjang sebelum menganggukan kepalanya pelan.

"Baiklah ku terima" kata kaisar Lee.

"Baiklah kita akan mulai nanti, aku ingin istrirahat dan mandi terlebih dahulu" kata Riri cuek.

"Oh iya ...di mana kamar mandinya" tanya Riri membuat kaisar Lee melongo kaget.

Bagiamana bisa permaisurinya yang pemalu dan  lemah lembut kini malah biasa saja saat bicara kurang sopan padanya.

"Di sebelah sana" jawab kaisar Lee masih kaget.

Riri berjalan dengan santai kearah pintu yang di tunjuk oleh kaisar Lee tadi.

.

.

.

.

.

.

Kabar tentang permaisuri Fei yang tinggal di kediaman kaisar Lee sudah menyebar sampai istana dalam dan kediaman selir Qi yang saat itu dari saja pulang setelah berkunjung dari kediaman orang tuanya.

BRAKKK

"AKKK" Teriak permaisuri Fei sekuat tenaganya.

Hatinya panas saat mendengar kaisar Lee mengabulkan permintaan ibu suri untuk tinggal satu atap dengan permaisuri.

Semua dayang panik saat melihat Junjungannya yang mengamuk, bagaimana jika selir Qi berbuat nekat atau bahkan bunuh diri.

"Yang mulia saya mohon anda untuk tenang ya mulia" kata dayang Hani berusaha membujuk selir Qi agar tidak berbuat nekat.

"Wanita tua kurang ajar, berani sekali kau meremehkan ku. Lihat saja aku akan membuat permaisuri lemah itu angkat kaki dari istana ini" geram selir Qi.

"Kami akan sedia membantu anda yang mulia" balas para dayang selir Qi.

"Ya Kalian harus membantu ku" balas selir Qi.

Dia tidak akan pernah mau melepaskan kaisar Lee, baginya kaisar Lee adalah tambang emas sekaligus cinta pertamanya.

Wanita itu lah yang harus menyingkirkan dari istana ini, seharusnya posisi permaisuri dia yang dapat tapi malah wanita itu yang mendapatkan.

Bukan lagi anak sialnya yang terlahir perempuan membuat posisinya di istana dalam semakin lemah, jika saja waktu itu dia melahirkan anak laki-laki bukan wanita sial itu mungkin sekarang anaknya sudah menjadi putra mahkota.

Dia harus berbuat sesuatu agar wanita itu tidak dapat memberikan kaisar Lee seorang anak lagi, ya harus atau dia akan  benar-benar kehilangan posisinya di istana dalam.

.

.

.

.

.

.

Riri keluar dari dalam kamar mandi dengan hanfun tipis dan rambutnya basah membuat kaisar Lee yang sedari tadi membaca gulungan kertas dari para pejabatnya kini malah menatap permaisuri Fei dengan penuh gairah.

Dia sering melihat permaisuri Fei yang datang keruangan sambil memohon kepadanya untuk berkunjung walaupun hanya sekadar melihat putranya.

Kaisar Lee terbangun dari lamunannya saat mendengar suara kasimnya.

"Yang mulia, putra mahkota Ceng datang berkunjung" teriak Kasim Han dari luar kamarnya.

Kuning kaisar Lee memyergit bingung, tidak seperti biasanya putranya datang. Terakhir kali putranya berkunjung saat umur tiga tahun itu pun kedatangannya tidak pernah di anggap karena waktu itu selirnya juga sedang mengandung anaknya.

Jika kaisar bingung makan berbeda dengan Riri yang langsung membuka pintu dan keluar untuk menemui anak dari pemilik tubuh yang sedang dia gunakan.

Entah kenapa hatinya khawatir saat tidak melihat anaknya seharian ini, apa ini yang sering di rasakan oleh seorang ibu saat tidak melihat anaknya ada di dekatnya.

"Ceng memberi hormat pada ibunda permaisuri" kata Ceng sambil menunduk sedikit badannya.

Riri langsung memeluk tubuh tinggi Ceng, kedua matanya berkaca-kaca saat melihat Ceng baik-baik saja.

"Kau pergi kemana saja Ceng ?" Tanya Riri sedikit galak membuat para dayang serta Kasim kaget begitu juga dengan kaisar Lee yang tidak pernah melihat permaisuri Fei marah.

Ini pertama kali kaisar Lee melihat permaisuri marah pada putranya.

"Aku berlatih pedang dengan paman jendral fang ibunda" kata Ceng takut, takut ibunda marah.

"Jangan pergi kemana pun lagi tanpa memberi tahu diri ku, kau mengerti Ceng" kata Riri galak.

"Aku mengerti ibunda" balas Ceng sambil tersenyum manis.

"Kau pasti belum makan dari tadi kan, ayo aku siapkan makanan" kata Riri.

Riri tidak mau memanggil dirinya sendiri ibu, baginya Ceng tetaplah anak dari wanita yang tubuhnya saat ini dia pakai.

"Iya aku lapar Bu" balas Ceng sambil tersenyum lebar.

"Kau baru pulang Ceng" kata kaisar Lee tiba-tiba.

Sedari tadi dirinya hanya menatap diam-diam interaksi antara ibu dan anak itu.

"Hormat pada ayahanda" hormat Ceng sambil pada kaisar Lee.

"Ayo masuk, aku akan menyuruh dayang membawakan mu makanan" kata Riri.

"Apa aku tidak kau tawari makanan permaisuri" kata kaisar Lee sedikit meninggi kan suaranya membuat Ceng serta orang yang berada di sana berusaha mati-matian menahan tawa mereka.

Baru pertama kali mereka melihat kaisar Lee cemburu pada putranya.

"Ya sudah ikut saja kalau mau makan, tidak usah berteriak-teriak juga" balas Riri kesal.

Membuat kaisar Lee terdiam gugup di tempatnya. Tunggu apa dia baru saja di marahi oleh permaisurinya.

Para dayang serta Kasim dan juga Ceng terkekeh kecil membuat kaisar Lee menatap tajam mereka semua.

"Tidak perlu repot-repot untuk menahan tawa kalian dan kau Ceng cepat masuk atau ibu mu akan marah lagi nanti" sentak kaisar Lee sabar membuat mereka semua menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tetapi tetap tertawa dalam hati mereka masing-masing.

......

TBC