Chereads / My posessive king / Chapter 3 - Part. 3

Chapter 3 - Part. 3

Author POV.

Ceng menatap bingung ibunya yang terlihat sangat kesal, apa yang mengaggu pikiran ibunya kenapa.

BRAP... BRAP

"Ada apa dayang utama ?" Tanya Ceng bingung saat dayang setia Ibunda terlihat berlari kelelahan kearah mereka berdua.

Sedangkan Riri dia juga menunggu jawaban apa yang akan di berikan oleh pelayan setia wanita yang dia tempati tubuhnya ini.

"Yang mulia kaisar ingin bermalam di tempat anda hari ini nyonya" kata dayang utama san.

BRAK

"APA" teriak Riri membuat semua orang yang berada di sana memekik kaget.

Bagaimana bisa permaisuri mereka yang terkenal lemah lembut dan anggun berubah menjadi preman pasar.

"Iya yang mulia" jawab dayang utama san takut-takut.

'baik lah jadi dia mau main-main sama gua ya, ok. Kita liat siapa yang menang duluan' batin Riri.

"Baik siap kan semua keperluan kaisar" kata Riri.

Jika Riri yang begitu kesal dengan kaisar yang ingin menginap di kamarnya, berbeda halnya dengan Ceng yang begitu bahagia ibundanya di kunjungi oleh ayahnya yang begitu jijik hanya sekedar untuk bertatap muka dengannya dan juga bundanya.

'semoga saya ayahanda mulai mencintai ibunda' batin Ceng bahagia.

.

.

.

.

.

.

Sedangkan di tempat lain, lebih tepatnya ruang kerja kaisar Lee.

Kasim Han membungkuk hormat pada kaisar Lee.

"Apa yang permaisuri kata kan ?" Tanya kaisar Lee.

"Permaisuri berkata iya yang mulia" jawab Kasim Han.

'sudah ku tebak wanita itu bersikap kasar seperti itu hanya ingin mendapatkan perhatian ku saja' batin kaisar Lee.

"Baiklah persiapan semua keperluan nanti malam, aku ingin menunjukkan posisinya di istana ini sekaligus di hati ku" kata kaisar Lee.

Sedangkan Kasim Han hanya mampu prihatin dengan permaisurinya yang selalu di abaikan oleh kaisarnya.

"Baik yang mulia" balas Kasim Han sambil pamit pergi.

.

.

.

.

.

.

Riri duduk dengan nyaman di atas ranjangnya sambil memeluk erat kedua sepatu cantik di tangannya, sepatu yang akan dia gunakan untuk melempar kaisar brengsek itu nanti.

'liat aja bakal gua buat dia minta-minta ampun sama gua nanti' batin Riri dengan semangat empat lima.

"Yang mulia kaisar tiba" teriak dayang utama san di depan pintu kamarnya.

Riri buru-buru menyembunyikan sepasang sepatu yang sedari tadi di pegangnya ke balik selimut tebal di atas ranjangnya.

Kaisar Lee masuk ke dalam kamar permaisuri Fei dengan wajah datar dan tatapan dinginnya.

Kaisar Lee tersenyum dingin pada permaisuri Fei.

"Ku pikir permaisuri tidak mau tidur dengan ku malam ini, ternyata aku salah permaisuri tetap lah wanita murahan yang selalu ingin mendapatkan perhatian ku" kata kaisar dengan nada rendah tapi dapat mengusik ego seorang Riri.

"Apa menurut anda, anda begitu menarik hingga saya harus mengemis pada Anda hanya untuk sekedar sebuah belayan, saya rasa selir anda lebih membutuhkan itu dari pada saya yang mulia" balas Riri dengan pandangan jijik.

Kaisar Lee mengepal erat kedua tangan, perkataan Riri mampu membuat harga diri kaisar lee jatuh.

"Jaga ucapan mu permaisuri" kata kaisar Lee sambil mencengkram kuat dagu Riri.

Dengan sekali sentakan keras Riri mampu menepis kasar tangan kekar kaisar Lee di dagunya.

"Jangan pernah menyentuh ku, atau saya akan membuat hidup anda menyesal. Dan oh satu lagi, ini terakhir kalinya anda boleh berkunjung kekediaman saya" kata Riri Sambil merebahkan tubuhnya di ranjang.

Kaisar Lee menatap tajam permaisuri yang tidur membelakanginya.

Dengan kesal kaisar Lee melepas baju kebesaran dan ikut merebahkan tubuhnya di samping permaisurinya.

"Maaf" entah kenapa kata maaf ya keluar bibir kaisar Lee.

Kaisar Lee menggeram kesal saat permaisurinya sama sekali tidak memberinya respon apapun.

Entah keberanian dari mana kedua tangan kekar kaisar Lee merengkuh erat pinggang ramping Riri membuat tubuh Riri menegang mendadak.

"Tidur lah, sudah malam" bisik kaisar Lee Sungmin telinga Riri yang sama sekali tidak mendapatkan balasan apapun dari Riri.

Riri berusaha melepaskan lilitan erat kedua tangan kekar kaisar Lee, tapi bukannya lepas justru semakin erat membuat Riri sulit bernafas.

"Hanya sebentar, aku janji hanya sebentar" kata kaisar Lee sambil menahan tubuh kecil Riri.

Riri menghelai nafas panjang sambil menutup kedua matanya. Baiklah malam ini dia akan membiarkan saja kaisar brengsek itu memeluknya.

Kaisar Lee membuka kedua matanya saat dia tidak merasa perlawanan lagi dari permaisurinya.

Kaisar Lee menatap lekat-lekat wajah cantik permaisurinya yang entah sejak kapan selalu membayangi pikirannya.

Pandangan kaisar Lee jatuh pada bibir kecil berwarna pink yang dulu pernah dia coba, dulu...dulu sekali saat malam pertama mereka itu pun karena obat perangsang dari ibu suri.

Cup...

Kaisar Lee mengecup sedikit bibir Riri tapi rasa manis dari bibir tipis permaisuri benar-benar membuat kaisar Lee tidak mau menjauhkan bibirnya dari bibir permaisuri Fei.

Boleh kah dia kalau melumat sedikit bibir tipis Riri, kaisar Lee kembali mendekatkan bibirnya pada bibir Riri tapi kali ini berbeda bukan hanya sekadar kecupan tapi lumayan penulis nafsu yang kaisar Lee berikan.

Riri berusaha mengumpulkan kesadaran saat dirinya merasakan benda kenyal serta dingin yang menempel di bibirnya.

Riri tersentak kaget saat melihat wajah tampan kaisar Lee begitu dekat dengan wajahnya bukan hanya itu saja yang hampir membuat jantung Riri copot tapi bibir kaisar Lee yang sedang melumat bibirnya lah yang membuat Riri kaget.

Riri mendorong keras tubuh kaisar Lee hingga tersungkur ke lantai.

Plak

Riri menampar keras pipi kaisar Lee membuat kaisar Lee menatap tidak percaya pada Riri, permaisuri yang selama ini anggun dan begitu takut padanya kini dengan beraninya menampar wajahnya.

"Permaisuri..." Geram kaisar Lee.

"Apa anda ingin marah hanya karena saya tampar, perlu anda tahu yang mulia. Saya tidak suka barang bekas wanita lain menyentuh seinci pun tubuh saya" kata Riri datar tapi terdapat banyak Amarah dari suaranya.

"Dan mulai sekarang saya harap anda tidak pernah lagi datang atau pun hanya sekedar berkunjung kekediaman saya" tekan Riri marah.

"Saya kaisar dan saya berhak untuk menyentuh siapa pun yang menjadi milik saya, termaksud anda permaisuri" geram kaisar Lee.

"Ya anda berhak yang mulia, tapi tidak untuk saya. Dari pada anda memperhatikan saya lebih baik anda memberikan perhatian anda pada selir kesayangan anda" balas Riri datar.

Kaisar Lee tersenyum kecil, entah kenapa hatinya bahagia saat mendengar permaisuri Fei cemburu dengan selirnya.

"Lebih baik anda keluar dari kamar saya yang mulia" kata Riri datar.

"Kamu mengusir ku permaisuri ?" Tanya kaisar Lee tidak percaya, Karena selama ini permaisuri sendiri lah yang selalu mengemis untuk mendapatkan perhatian dan juga meminta untuk memperhatikan putra mahkota mereka.

"Ya saya mengusir anda dari kamar saya, mulai malam ini dan malam seterusnya saya tidak ingin melihat wajah Anda lagi" jawab Riri tegas.

"Baiklah malam ini saya akan pergi tapi malam berikutnya saya harap anda tidak mengusir saya lagi permaisuri, selamat malam semoga tidur mu nyenyak" balas kaisar Lee lembut.

Bahkan kaisar Lee masih sempat untuk memberikan kecupan ringan di kening Riri sebelum melangkah pergi dari kamar permaisuri Fei, kamar yang begitu dia hindari tapi kini menjadi kamar yang sangat dia rindukan.

Entah apa yang terjadi dengan hatinya selalu berdebar kencang saat menatap kedua mata tajam permaisuri Fei, yang sekarang kaisar Lee tahu dia tertarik dengan sikap permaisuri yang berubah dengan sangat cepat.

Atau bahkan mungkin lebih dari sekedar tertarik pada permaisurinya.

.........

TBC