Malam Sebelumnya – Rumah Lucoa & Shouta
Setelah kembali ke rumah masing-masing, Kazuki merebahkan diri di tempat tidurnya. Namun, pikirannya masih dipenuhi oleh Lucoa. Rasa penasaran mendorongnya untuk menghubungi Lucoa melalui telepon.
Di rumah Shouta, Lucoa sedang bersantai di ruang tamu yang bergaya modern khas rumah Jepang, dengan pencahayaan hangat dan furnitur minimalis. Saat telepon rumah berdering, ia mengangkatnya dengan santai.
"Halo?"
"Lucoa, ini aku, Kazuki." Suara Kazuki terdengar tenang di seberang sana.
Lucoa tersenyum kecil. "Kazuki? Wah, sudah malam begini kau meneleponku. Ada apa?"
Kazuki sedikit ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Aku ingin tahu... di mana tepatnya rumahmu? Aku ingin berkunjung."
Lucoa terkekeh pelan. "Huh? Kau ingin datang sekarang?"
"Ya, aku ingin mengenalmu lebih jauh, bukan hanya saat kita bertemu di apartemen Kobayashi," jawab Kazuki dengan jujur.
Lucoa menatap ke arah Shouta yang sedang membaca buku di sofa, tampak acuh tak acuh terhadap pembicaraannya. Setelah berpikir sejenak, ia pun memberikan alamat rumahnya.
"Baiklah, aku akan menunggumu. Tapi jangan kaget dengan reaksinya Shouta nanti." Lucoa tertawa kecil.
Kazuki tersenyum. "Aku siap menghadapi apa pun. Sampai sebentar lagi."
Beberapa Saat Kemudian – Kedatangan Kazuki
Kazuki tiba di depan rumah Lucoa yang tampak modern dengan desain minimalis dan lampu luar yang menerangi halaman kecilnya. Dengan sedikit ragu, ia menekan bel.
Shouta yang membuka pintu, matanya langsung melebar saat melihat Kazuki berdiri di sana. "K-Kau? Apa yang kau lakukan di sini?"
Kazuki tersenyum ramah. "Aku datang untuk menemui Lucoa. Bolehkah aku masuk?"
Shouta tampak gelisah, tapi sebelum ia bisa menolak, Lucoa sudah muncul di belakangnya. "Kazuki! Masuklah!"
Dengan langkah santai, Kazuki masuk ke dalam dan melihat-lihat ruangan. Rumah ini memiliki dekorasi modern dengan perabotan yang tertata rapi, sangat berbeda dari yang ia bayangkan sebelumnya.
"Aku tak menyangka rumahmu se-modern ini," komentar Kazuki.
Lucoa tertawa. "Tentu saja! Aku mungkin naga, tapi aku suka kenyamanan. Lagipula, aku tinggal di sini bersama Shouta."
Shouta mendesah pelan dan menatap Kazuki dengan curiga. "Jadi, kau datang hanya untuk berbicara dengan Lucoa?"
Kazuki mengangguk. "Ya, aku hanya ingin mengenalnya lebih baik."
Setelah beberapa percakapan ringan, Kazuki pun pamit pulang dengan janji untuk bertemu lagi keesokan harinya.
Pagi Hari – Panggilan dari Kazuki
Keesokan paginya, Lucoa sedang duduk di ruang tamu menikmati teh ketika telepon rumah kembali berdering. Kali ini, ia sudah menebak siapa yang menelepon.
"Kazuki? Kau menelepon pagi-pagi begini, ada apa?"
"Aku ingin mengajakmu pergi ke luar. Apa kau punya waktu?" suara Kazuki terdengar antusias.
Lucoa tersenyum. "Tentu saja. Kau mau menjemputku?"
"Tentu. Aku dalam perjalanan. Sampai jumpa sebentar lagi," jawab Kazuki.
Lucoa menutup telepon dan bersandar di sofa dengan senyum puas. Sepertinya harinya akan menjadi menarik.
Akhir Episode 29