Pagi Hari – Rumah Shouta
Di rumah Shouta, Lucoa sedang bersantai di ruang tamu ketika tiba-tiba telepon rumah berdering. Shouta yang sedang membaca buku meliriknya sebentar sebelum kembali fokus ke bacaannya.
"Lucoa, bisa tolong angkat teleponnya?" tanya Shouta tanpa mengalihkan pandangannya dari buku sihirnya.
Lucoa tersenyum dan mengangkat gagang telepon. "Halo~? Ini rumah Shouta."
"Lucoa, ini Kazuki," terdengar suara dari seberang. "Apa kau ada waktu luang hari ini? Aku ingin mengajakmu ke apartemen Kobayashi."
Lucoa mengangkat alis. "Oh? Menarik. Kenapa tiba-tiba mengundangku ke sana? Kau yakin Tohru tidak akan menyerangmu begitu kau datang?"
Kazuki tertawa pelan. "Aku ingin lebih mengenal semua orang. Lagipula, kalau aku terus menghindari mereka, kapan aku bisa diterima?"
Lucoa tertawa kecil. "Baiklah, kalau kau bersikeras. Aku akan menemuimu di depan apartemen Kobayashi."
Shouta yang mendengar percakapan itu hanya mendesah pelan. "Kau yakin mau pergi?"
Lucoa mengangguk. "Tentu saja. Ini akan menyenangkan~"
Siang Hari – Apartemen Kobayashi
Kazuki tiba lebih dulu di depan apartemen Kobayashi. Tidak lama kemudian, Lucoa datang dengan mengenakan pakaian kasual yang elegan. Kazuki tersenyum melihatnya.
"Kau cepat sekali," komentar Kazuki.
"Aku kan tidak suka membuat orang menunggu~," jawab Lucoa sambil tersenyum manis.
Saat Kazuki hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu terbuka dengan keras.
"KAZUKI!" Tohru langsung berhadapan dengannya dengan tatapan penuh kecurigaan. "Apa yang kau lakukan di sini?!"
Kazuki mengangkat tangan dengan tenang. "Aku datang dengan niat baik. Aku ingin mengenal kalian lebih baik."
Kanna muncul dari balik Tohru sambil memakan camilannya. "Kazuki, kau mau masuk?"
Ilulu juga melongok dari belakang dengan ekspresi penasaran. "Hmm, apa yang terjadi di sini?"
Kobayashi yang baru keluar dari dapur mendesah pelan. "Sudah-sudah, jangan ribut di depan pintu. Masuk saja."
Tohru menggerutu tapi akhirnya membiarkan mereka masuk. Kazuki dan Lucoa melangkah ke dalam apartemen yang terasa cukup ramai.
Percakapan yang Tak Terduga
Setelah Kazuki dan Lucoa duduk di ruang tamu, Elma, yang baru datang karena mencium bau makanan, langsung bergabung dengan kelompok itu. Tidak lama kemudian, Fafnir dan Takiya juga tiba setelah mendengar kabar bahwa Kazuki berkunjung.
"Jadi, kau datang ke sini hanya untuk berbasa-basi?" tanya Fafnir dingin.
Kazuki tersenyum. "Aku ingin membuktikan bahwa aku bukan musuh. Aku tahu ada banyak kecurigaan terhadapku, tapi aku tidak akan lari dari itu."
Takiya menyesap tehnya. "Yah, kalau Kobayashi sudah membiarkanmu masuk, mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Elma menyipitkan mata ke arah Kazuki. "Aku tetap akan mengawasi."
Kobayashi tertawa kecil. "Jangan membuat suasana terlalu tegang. Mari kita coba makan bersama."
Meskipun awalnya canggung, perlahan suasana menjadi lebih santai. Kazuki berhasil berinteraksi lebih banyak dengan penghuni apartemen Kobayashi dan teman-temannya.
Malam Hari – Perasaan yang Berkembang
Saat malam tiba dan semua orang mulai pulang, hanya tersisa Kazuki, Lucoa, dan Kobayashi di ruang tamu.
Kazuki menatap mereka berdua. "Aku merasa lebih diterima sekarang. Terima kasih sudah memberiku kesempatan."
Lucoa tersenyum dan bersandar pada Kazuki. "Tentu saja~ Kau hanya butuh waktu untuk membaur."
Kobayashi menatap Kazuki dengan ekspresi lebih lembut. "Mungkin kau tidak seburuk yang kupikirkan."
Kazuki tersenyum hangat. "Aku ingin memastikan kebahagiaan kalian berdua. Itu yang paling penting bagiku."
Lucoa tertawa kecil dan tiba-tiba mengecup pipi Kazuki. "Kalau begitu, jangan membuat kami kecewa~"
Kobayashi hanya bisa menghela napas dan tersenyum kecil. Malam itu, hubungan mereka bertiga menjadi lebih dalam.
Akhir Episode 28