(Ufuk = Garis yang memisahkan bumi dari langit)
Sore Hari – Di Pinggir Danau
Langit mulai berubah menjadi jingga keemasan saat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut di sekitar danau, menciptakan suasana yang begitu tenang dan romantis. Kazuki dan Kobayashi berjalan perlahan di sepanjang tepian danau, menikmati ketenangan sore setelah seharian bekerja.
Kobayashi: "Akhirnya selesai juga hari ini. Rasanya hari ini sangat panjang."
Kazuki: (tersenyum, menatapnya lembut) "Kau harus lebih sering menikmati waktu luang seperti ini. Tidak baik terlalu sibuk dengan pekerjaan."
Kobayashi: (menghela napas kecil) "Aku tahu, tapi kebiasaan ini sulit diubah."
Mereka melanjutkan langkah mereka dalam diam sejenak, membiarkan suasana berbicara di antara mereka. Kazuki kemudian menggenggam tangan Kobayashi dengan lembut, membuatnya sedikit terkejut tetapi tidak menolak.
Tanpa mereka sadari, dari kejauhan, Lucoa dan Shouta sedang berjalan melewati area tersebut. Mata Lucoa membulat saat melihat Kazuki dan Kobayashi tampak begitu mesra.
Lucoa: (mengerutkan dahi, berbisik) "Itu... Kazuki? Dan Kobayashi? Mereka berdua terlihat sangat dekat!"
Shouta: (melirik ke arah mereka, sedikit gugup) "Kita harusnya pulang sekarang, Lucoa..."
Namun, Lucoa tidak bisa menahan rasa penasarannya. Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari menuju Kazuki dan Kobayashi. Shouta hanya bisa menghela napas, merasa situasi ini akan menjadi canggung.
Saat Kazuki melihat Lucoa berlari ke arahnya, dia tersenyum dan tanpa ragu menarik Lucoa ke dalam pelukannya dan menciumnya tepat di bibir. Lucoa terkejut bukan main, matanya membesar, wajahnya memerah dalam sekejap.
Lucoa: (terkejut, mencoba berbicara tetapi terbata-bata) "K-Kazuki...! A-Apa yang kau lakukan?!"
Shouta, yang melihat adegan itu, merasa tidak nyaman dan langsung memutuskan untuk meninggalkan mereka tanpa banyak bicara.
Shouta: (berpikir dalam hati, menghindari tatapan mereka) "Aku lebih baik pulang dulu... Ini terlalu canggung untukku."
Kazuki melepaskan ciumannya dan tersenyum menggoda ke arah Lucoa, sementara Kobayashi hanya bisa mendesah panjang.
Kazuki: (berbisik ke Lucoa) "Aku tahu kau cemburu, kan?"
Lucoa: (menutupi wajahnya dengan kedua tangan, pipinya masih merah padam) "T-Tidak! Aku hanya ingin tahu apa yang kalian lakukan!"
Kobayashi: (menggelengkan kepala, tersenyum kecil) "Aku sudah terbiasa dengan tingkah kalian berdua. Sepertinya aku harus lebih waspada supaya tidak kehilangan momen lain lagi."
Mereka bertiga kemudian duduk di tepi danau, menikmati suasana malam yang mulai turun. Cahaya bulan yang memantul di permukaan air menciptakan suasana yang semakin romantis.
Lucoa: (menyandarkan kepalanya ke bahu Kazuki, suaranya lebih lembut dari biasanya) "Kazuki... Kau memang selalu mengejutkanku."
Kazuki: (tertawa pelan, tangannya membelai rambut Lucoa dengan lembut) "Aku hanya ingin memastikan kalian berdua merasa nyaman bersamaku."
Kobayashi: (menatap langit malam, mendesah pelan) "Anehnya, aku merasa tenang meski seharusnya aku cemburu."
Mereka melanjutkan obrolan ringan, membahas berbagai hal mulai dari pekerjaan hingga kenangan masa lalu. Sesekali Lucoa menggoda Kazuki dengan candaan manis, sementara Kobayashi hanya tersenyum dan menikmati suasana.
Setelah berbincang cukup lama, Kazuki tiba-tiba mengajukan sebuah ajakan yang membuat Kobayashi terkejut.
Kazuki: "Bagaimana kalau kalian menginap di rumahku malam ini?"
Kobayashi menatap Kazuki dengan mata membelalak.
Kobayashi: (terkejut, mendadak gugup) "Eh?! Serius?! Kenapa tiba-tiba?"
Kazuki: (tersenyum misterius, menatapnya penuh keyakinan) "Kau akan tahu setelah sampai di sana."
Lucoa, yang sudah pernah ke rumah Kazuki sebelumnya, hanya tersenyum penuh arti.
Lucoa: (berbisik ke Kobayashi, menggoda) "Kau akan terkejut, percayalah."
Mereka akhirnya beranjak dari tepi danau dan mulai berjalan menuju mobil Kazuki. Kobayashi masih tampak ragu, tetapi rasa penasaran dalam dirinya perlahan mengalahkan kegugupannya.
Saat mereka sampai di rumah Kazuki, mata Kobayashi membesar melihat betapa mewahnya tempat itu. Lampu-lampu kristal bersinar terang di dalam ruangan yang luas, dan suasana elegan terpancar dari setiap sudut rumah.
Kobayashi: (terkejut, hampir tidak percaya) "Kazuki... Ini rumahmu? Serius? Ini bukan istana?"
Kazuki: (tertawa kecil, melingkarkan lengannya di bahu Kobayashi) "Kau menyukainya?"
Lucoa: (tersenyum, sudah terbiasa dengan kemewahan ini) "Aku sudah bilang kan? Kazuki adalah pria yang luar biasa."
Kobayashi masih terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja ia lihat. Malam itu, mereka bertiga menghabiskan waktu bersama di rumah Kazuki, menikmati kenyamanan yang ditawarkan oleh tempat tinggal megah itu.
Namun, dalam hati Kobayashi masih bertanya-tanya... Apakah hubungannya dengan Kazuki akan berubah setelah malam ini?
Akhir Episode 22.