Malam masih menyelimuti kota setelah pernyataan cinta Kobayashi kepada Kazuki. Suasana di apartemen Kobayashi masih terasa hangat, meskipun beberapa penghuni mulai merasakan perubahan dalam hubungan mereka.
Malam Hari – Apartemen Kobayashi
Di ruang tamu, semua orang masih berkumpul setelah Kazuki pergi. Lucoa duduk bersandar di sofa dengan ekspresi sedikit bingung, sementara Ilulu, Kanna, dan Tohru duduk di sekeliling meja. Kobayashi sendiri terlihat sedikit lelah setelah perasaannya akhirnya terungkap.
Tohru: "Hmph! Aku masih tidak suka ini! Kenapa Kazuki bisa mendapatkan pengakuan cinta dari Kobayashi-san lebih dulu dariku?!"
Ilulu: "Yah, mungkin karena Kobayashi memang menyukainya?"
Kanna: "Aku tidak terlalu mengerti tentang perasaan manusia, tapi Kak Kobayashi terlihat bahagia."
Lucoa yang biasanya santai, kali ini terlihat sedikit aneh. Matanya menatap ke langit-langit, seakan sedang memikirkan sesuatu yang tidak bisa ia pahami sendiri.
Lucoa (dalam hati): "Kenapa aku merasa aneh? Aku seharusnya senang melihat mereka bahagia... Tapi kenapa saat melihat Kazuki, ada sesuatu di dadaku yang terasa... berbeda?"
Lucoa kemudian bangkit dari duduknya dan meregangkan tubuhnya dengan gaya menggoda, seperti kebiasaannya.
Lucoa: "Hmm~ Baiklah, kalau begitu, mungkin aku juga harus mulai menggoda Kazuki lebih sering!"
Tohru: "Hah?! Jangan ganggu Kobayashi-san dengan hal-hal tidak perlu!"
Ilulu: "Jadi, kamu tertarik pada Kazuki?"
Lucoa: "Bukan tertarik sih, lebih ke... penasaran."
Semua orang menatap Lucoa dengan ekspresi skeptis, tapi sebelum ada yang bisa mengatakan apa-apa, bel apartemen berbunyi.
Kazuki Kembali
Saat Tohru membuka pintu, Kazuki berdiri di sana dengan senyum khasnya.
Kazuki: "Maaf, aku kembali. Aku lupa membawa payungku."
Kobayashi: "Oh, itu ada di dekat pintu."
Saat Kazuki melangkah masuk untuk mengambil payungnya, Lucoa mendekatinya dengan tatapan menggoda. Dia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, memberi kesan dominan seperti biasanya.
Lucoa: "Kazuki-kun~ Kenapa buru-buru pergi? Mungkin kau bisa tinggal lebih lama dan... bersenang-senang denganku?"
Kazuki menatap Lucoa dengan tenang, tidak terpengaruh sama sekali. Dia malah tersenyum lebih dalam dan mendekat ke Lucoa dengan tatapan penuh percaya diri.
Kazuki: "Oh? Apa kau ingin aku menemanimu lebih lama, Lucoa-san? Aku tidak keberatan jika itu memang yang kau inginkan."
Lucoa membeku sejenak. Biasanya, saat dia menggoda seseorang, mereka akan gugup atau mengalihkan pembicaraan. Tapi Kazuki malah membalikkan keadaan dengan sikap santai dan menantangnya kembali.
Lucoa (dalam hati): "Eh? Kenapa aku... merasa jantungku berdebar seperti ini? Aku yang seharusnya menggoda, tapi kenapa malah aku yang jadi bingung?!"
Wajah Lucoa sedikit memerah tanpa dia sadari. Dia mundur selangkah, lalu berpura-pura batuk kecil untuk menutupi kegugupannya.
Lucoa: "H-Heh, kau cukup percaya diri juga ya, Kazuki-kun."
Kazuki hanya tersenyum lembut sebelum mengambil payungnya dan melirik ke arah Kobayashi.
Kazuki: "Aku akan pulang sekarang. Kobayashi-san, sampai jumpa besok."
Kobayashi: "Iya... Hati-hati di jalan."
Kazuki pun pergi, meninggalkan keheningan di ruangan itu. Semua mata kemudian tertuju pada Lucoa yang masih terlihat agak bingung dengan perasaannya sendiri.
Ilulu: "Uh... Lucoa, kau baik-baik saja?"
Kanna: "Wajahmu sedikit merah."
Tohru: "Ha! Akhirnya kau kena batunya juga! Ini pertama kalinya aku melihat seseorang bisa membuat Lucoa bingung seperti ini."
Lucoa menghela napas panjang, lalu jatuh terduduk di sofa dengan ekspresi putus asa.
Lucoa: "A-Apa ini? Kenapa aku merasa seperti ini? Aku biasanya tidak pernah terganggu dengan hal-hal seperti ini..."
Kobayashi menatap Lucoa dengan ekspresi datar sambil menyeruput kopinya.
Kobayashi: "Selamat datang di dunia perasaan yang rumit, Lucoa."
Semua orang tertawa kecil, sementara Lucoa masih mencoba memahami perasaan aneh yang mulai muncul di hatinya. Malam itu pun berlalu dengan Lucoa yang kini mulai mempertanyakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya: apakah ini yang disebut cinta?
Akhir Episode 14