Senja di Kota – Sepulang Kerja
Langit berwarna jingga keemasan saat Kazuki dan Kobayashi berjalan berdampingan di trotoar yang sepi. Udara sore yang sejuk menambah suasana romantis di antara mereka. Kobayashi, yang masih mengenakan pakaian kantornya, tampak sedikit lelah, sementara Kazuki tampak santai dengan tangan di saku celana.
Kobayashi: "Akhirnya selesai juga hari ini. Aku tidak menyangka pekerjaan begitu banyak..."
Kazuki: "Kau bekerja terlalu keras, Kobayashi. Mungkin sesekali kau harus lebih santai."
Kobayashi: (tersenyum kecil) "Kau terdengar seperti Tohru sekarang."
Kazuki: (tertawa) "Tidak ada salahnya jika aku juga mulai menjagamu."
Tanpa disadari, Lucoa dan Shouta yang kebetulan melewati area itu melihat mereka dari kejauhan. Lucoa menghentikan langkahnya, matanya menyipit penuh ketertarikan.
Lucoa: (mengerutkan dahi) "Hmm? Itu... Kazuki dan Kobayashi? Mereka tampak mesra sekali."
Shouta: (melirik Lucoa) "Kita harusnya pulang sekarang... Jangan ikut campur."
Namun, Lucoa tidak bisa menahan dirinya. Tanpa berpikir panjang, ia berlari menuju Kazuki dan Kobayashi.
Kazuki: (menyadari Lucoa yang berlari ke arahnya) "Eh? Itu—"
Tanpa banyak bicara, saat Lucoa sudah cukup dekat, Kazuki dengan cepat menariknya dan mencium bibirnya. Lucoa membelalakkan mata, wajahnya memerah seketika.
Lucoa: (terkejut, gagap) "K-Kazuki...! Kau..."
Shouta, yang melihat kejadian itu, merasa tidak nyaman dan dengan cepat memutuskan untuk pergi meninggalkan Lucoa bersama Kazuki dan Kobayashi.
Shouta: (dalam hati) "Aku harus pulang duluan... ini terlalu canggung."
Kazuki melepaskan ciuman itu dan tersenyum menggoda.
Kazuki: (berbisik) "Aku tahu kau cemburu, kan?"
Lucoa: (menutup wajahnya dengan tangan, pipinya semakin merah) "A-Apa?! Tidak! Aku hanya... hanya ingin mengejutkanmu!"
Kobayashi hanya menghela napas, meskipun sedikit tersipu.
Kobayashi: (tersenyum kecil, sedikit merengut) "Aku sudah terbiasa melihat ini. Sepertinya aku harus lebih waspada agar tidak kehilangan momen lain lagi."
Setelah kejadian mengejutkan itu, mereka bertiga memutuskan untuk berjalan bersama ke tepi danau terdekat. Malam mulai menyelimuti kota, lampu-lampu jalan mulai menyala, dan pantulan cahaya bulan di permukaan air menambah suasana yang semakin romantis.
Lucoa: (menyandarkan diri pada Kazuki, suaranya lebih lembut dari biasanya) "Kazuki... kau benar-benar pria yang aneh, tapi entah kenapa aku merasa nyaman."
Kazuki: (tertawa pelan, tangannya dengan lembut membelai rambut Lucoa) "Aku hanya ingin semua orang yang kusayangi merasa bahagia."
Kobayashi: (menatap langit malam, mendesah pelan) "Aneh, aku seharusnya cemburu, tapi melihat kalian berdua, aku merasa damai."
Lucoa tersenyum lembut dan menatap Kazuki dengan penuh arti.
Lucoa: (berbisik) "Apa menurutmu kita akan seperti ini selamanya?"
Kazuki menatapnya dalam dan kemudian melirik Kobayashi, yang juga menatap mereka dengan senyum kecil di bibirnya.
Kazuki: "Kalau aku bisa memilih, aku ingin saat seperti ini tidak pernah berakhir."
Setelah berbincang cukup lama, Kazuki tiba-tiba mengajukan sebuah ajakan yang membuat Kobayashi terkejut.
Kazuki: "Bagaimana kalau kalian menginap di rumahku malam ini?"
Kobayashi menatap Kazuki dengan mata membelalak.
Kobayashi: (terkejut, mendadak gugup) "Eh?! Serius?! Kenapa tiba-tiba?"
Kazuki: (tersenyum misterius, menatapnya penuh keyakinan) "Kau akan tahu setelah sampai di sana."
Lucoa, yang sudah pernah ke rumah Kazuki sebelumnya, hanya tersenyum penuh arti.
Lucoa: (berbisik ke Kobayashi, menggoda) "Kau akan terkejut, percayalah."
Dengan penuh rasa penasaran, Kobayashi akhirnya setuju, dan mereka bertiga pun berangkat menuju rumah mewah Kazuki. Kazuki menggenggam tangan mereka berdua erat, seolah tidak ingin melepaskan.
Dalam hati, Kobayashi bertanya-tanya... Apa yang akan terjadi malam ini di kediaman Kazuki?
To Be Continued...