Chereads / Kehidupanku sebagai Dengeon Master / Chapter 6 - [Bab 1: Akademi] sampai di akademi

Chapter 6 - [Bab 1: Akademi] sampai di akademi

Pagi selanjutnya.

Saat aku bangun pagi, api unggun masih menyala dan ada pria petualang itu yang terjaga.

Keluar dari tenda aku pergi sedikit ke dalam pepohonan yang cukup tak terlihat untuk membereskan urusanku.

Itu tidak memakan waktu yang lama, setelah selesai seekor slime melompat dari semak belukar yang tidak jauh dariku.

Aku menarik pedang pendekku dari sarungnya, mendekati slime itu dengan kecepatan yang lambat.

Dan kemudian.

Jleb.

Aku menusuk slime itu dan mengakhiri hidupnya.

Nilai pembangunan bertambah satu, pemberitahuan itu terdengar di telingaku.

Aku tidak melakukan apapun setelah itu dan kembali ke tempat kami berkemah.

Dan dua perempuan yang merupakan petualang juga telah ada disana.

Sepertinya mereka telah bangun sebelumnya dan hanya memeriksa keadaan sekitar untuk melihat apakah ada bahaya yang datang.

Tapi sepertinya semuanya baik-baik saja.

Mereka menyiapkan makanan untuk sarapan.

Memasak makanan di atas api unggun.

Aku hanya melihat hal seperti itu di video dan juga animasi.

Aku tak pernah melakukannya sendiri.

Kemampuan itu sepertinya dibutuhkan untuk menjadi petualang yang handal.

Tapi aku masih memiliki makanan yang diberikan oleh ibuku.

Tapi semua itu tidak masalah, itu akan lebih menghemat uangku di kemudian hari.

Kemudian anak-anak bangun satu persatu, sepertinya mereka telah terbiasa bangun pagi-pagi sekali.

Itu mungkin adalah kebiasaan anak desa. Sebagai anak desa biasanya mereka menjadi dewasa sangat awal.

Setelah semuanya bangun dan sarapan kami kembali melanjutkan perjalanan kami ke kota Vault.

Tidak ada kendala dalam perjalanan kecuali sesekali monster menyerang.

Dan semua itu hanyalah monster yang lemah, menurut mereka.

Tapi bagiku yang tidak bisa meningkatkan levelku, mereka adalah monster yang cukup kuat.

Dan anak-anak yang ada dalam kereta juga terkadang melakukan bagian untuk membunuh monster yang muncul dan menyerang kereta kami, kecuali aku.

Aku sendiri sadar diri akan ketidakmampuanku untuk membantu mereka.

Dan selanjutnya perjalanan kami telah mencapai jarak yang sangat jauh dari desaku.

Aku tidak tahu berapa jarak sebenarnya.

Dan pada hari ketiga perjalanan kami, kami juga bertemu dengan kereta kuda yang lainya.

Sepertinya itu juga untuk menjemput anak-anak dengan pekerjaan tingkat tinggi.

Apakah ada begitu banyak pekerjaan tingkat tinggi? Tanya diriku dalam hati.

Tapi aku masih tidak peduli. Semua itu tidak ada hubungannya denganku.

Bahkan saat anak-anak saling mengenal dan berteman aku tidak memiliki reaksi apapun.

Kecuali aku ditanya dan diajak berbicara aku tidak akan berbicara dengan inisiatif ku sendiri.

Jika orang lain melihatku, mungkin orang itu akan melihatku sebagai orang yang membosankan dan suram.

Mungkin itu benar. Aku juga tidak bisa menilai diriku sendiri.

Saat lewat tengah hari pada hari ketiga perjalanan kami. Sebuah kota besar terlihat dari kejauhan.

Itu terlihat sangat megah meski itu dilihat dari jauh. Dan terlihat banyak sekali kereta kuda yang berjalan pada jalan yang mengarah ke kota itu.

Penemu itu menunjuk kearah kota itu dan berkata pada anak-anak.

"Itu adalah kota Vault"

Dia tersenyum melihat reaksi anak-anak.

Aku juga terkagum melihat betapa megahnya kota itu.

Dan tidak butuh waktu lama kami akhirnya bisa melihat gerbang kota Vault.

Gerbang itu sangat besar dan tinggi. Saat melihat itu aku sedikit merasakan tekanan dan juga aku terlihat sangat kecil di depan gerbang dan tembok kota itu.

Banyak orang yang mengantri di depan gerbang. Petugas keamanan yang menjaga gerbang itu mengecek setiap kereta kuda yang akan memasuki kota.

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya dia periksa.

Tanda pengenal atau barang mungkin, aku tidak tahu.

Kami menunggu cukup lama sebelum akhirnya giliran kereta kami untuk masuk.

Saat di depan gerbang itu, kereta berhenti sejenak, dan penjaga keamanan yang memeriksa kereta datang pada kami.

Dia mengenakan armor yang terbuat dari besi, itu hanya tebakanku.

Tapi itu terlihat sangat bagus, dan juga dia memegang tombak pada tangan kirinya, sebuah pedang menggantung pinggang bagian kiri.

Tanpa penjaga gerbang itu bertanya, pengemudi kereta itu mengeluarkan sebuah gulungan dan membukanya tepat di hadapan penjaga gerbang.

Penjaga gerbang itu melihat sejenak sebelum mengangguk dan mengijinkan kami lewat.

"Silakan masuk" kata penjaga itu kepada pengemudi kereta.

Gerbang itu ternyata cukup jauh jaraknya, mungkin sepuluh meter.

Jadi dinding kota Vault ini sangat tebal, dan juga ada menara di atas dinding itu, aku melihatnya sejenak.

Saat masih jauh aku tidak memperhatikan semua itu. Tapi saat aku melihat ke atas dari bawah dinding, aku melihatnya.

Setelah melewati gerbang kota, jalanan yang ramai oleh orang-orang dan kereta kuda nampak dengan jelas.

Itu sangat ramai seperti pasar di kehidupanku yang sebelumnya.

Bagi anak desa, pemandangan itu seperti festival tahunan yang dilakukan di desa.

Karena mereka jarang sekali melihat banyak orang berkumpul kecuali saat festival.

Mata anak-anak itu melihat sekeliling dengan cepat dan gusar.

Mereka terlihat sangat bersemangat. Meskipun aku juga melihat sekeliling aku tidak sebersemangat itu.

Kereta kuda masih berjalan terus dan setelah sedikit belokan dan tikungan.

Waktu mungkin sedikit lama dari gerbang kota, kami akhirnya sampai di sebuah gerbang besar dimana ada plakat besar di atasnya dan itu tertulis.

'akademi Vault'

Jadi ini tempatnya, pikirku.

Kereta kuda berhenti di depan gerbang, tiga orang petualang yang menemani kami turun dari kereta.

Salah satu anak kecil bertanya pada pengemudi.

"apakah kami turun disini?"

"tidak, kalian nanti akan masuk ke akademi dan turun di dalam sana" jawab pengemudi itu sambil menyerahkan sebuah kertas kepada gadis petualang dengan pakaian penyihir itu.

Dan kemudian dia menunjuk jarinya ke arah gerbang yang sedang terbuka.

Setelah ketiga petualang itu pergi, kereta kuda juga berangkat dan masuk ke akademi.