Perkebunan itu penuh dengan tanaman padi, dan itu terlihat sangat subur.
Para petani sedang menyiangi rumput yang terlihat diantara pokok padi.
Selain para petani, ada pula beberapa anak-anak seumuran denganku yang sedang berada tepi ladang.
Mereka menoleh kesana kemari seolah sedang mencari sesuatu.
Dan kemudian tidak jauh dari mereka. Melompat dari lahan padi , seekor slime mendarat tidak jauh darinya.
Diantara anak-anak itu ada seorang anak yang membawa pedang di tangannya.
Saat melihat slime itu muncul, dia dengan sigap dan cepat menyerang dengan pedangnya.
Dia cukup cepat untuk anak seusianya.
Dan ayunan pedangnya terlihat sangat kuat dan penuh artistik.
Keadaan berlalu dengan cepat, dan pedang itu langsung membelah slime itu dan menyisakan batu kecil yang biasanya aku lihat pada tubuh slime.
Itu adalah inti monster. Yang aneh adalah aku tidak mendapatkan sesuatu yang seperti itu saat aku membunuh slime kemarin.
Mungkinkah itu hancur saat aku menusuknya tepat pada inti monster nya.
Aku tidak tahu.
Anak yang menyerang itu kembali dalam posisi tenang, tapi aku bisa melihat ekspresi bangga pada wajahnya.
Anak itu memiliki rambut berwarna coklat begitu pula dengan warna matanya.
"Wah, John benar-benar hebat bisa mengalahkan slime dengan cepat" puji salah satu anak dari mereka.
"Tentu saja, dengan pekerjaan Master Pedang, membunuh slime adalah hal yang mudah, apalagi itu hanya monster paling lemah diantara para monster. Tentu saja tidak akan menjadi masalah bagi John untuk membunuhnya dengan mudah" jawab yang lainya tanpa memberikan kesempatan pada John untuk menjawabnya sendiri.
Kemudian kelompok mereka memuji Jhon satu persatu. Suara mereka cukup keras, sampai aku saja yang cukup jauh dari mereka dapat mendengarnya.
Meski si Jhon tidak bereaksi apapun atau menjawab perkataan dan pujian mereka, dia tetap memasang wajah bangga pada ekspresinya tanpa menyadarinya.
"jadi itu adalah anak yang membangkitkan pekerjaan Master Pedang, kekuatannya memang berbeda dengan pekerjaan biasa. Dia terlihat lebih mudah dalam menggunakan pedang" bisikku pelan pada diriku sendiri.
Aku mengalihkan perhatian ku dari mereka, dan aku kembali memilih arah untuk aku tuju.
Aku mengambil arah yang berbeda dari para kelompok anak-anak itu. Karena aku tidak ingin berebut dengan mereka.
Selain itu, kekuatanku cukup lemah dan tidak bisa bersaing dengan mereka.
Bahkan jika aku bisa bersaing aku hanya akan mendapatkan sedikit panen dari itu.
Jadi lebih baik aku pergi ketempat yang berbeda dari mereka.
Dalam perjalanan aku juga melihat anak panah terbang sesekali.
Mungkin itu adalah anak yang membangkitkan Master Panahan.
Dalam waktu yang cukup singkat aku membunuh dua slime yang terlihat dalam langkahku.
Waktu berlalu dengan cepat.
Matahari sudah terik di atas sana.
Aku kembali kerumah, makanan sudah siap di atas meja , ayahku juga ada di sana .
Selain makanan ada juga sebuah surat di atas meja.
Aku masuk dengan pandangan penasaran sambil melihat surat itu.
Itu masih belum dibuka, itu tersegel dengan lilin berwarna merah dengan sebuah pola di atasnya.
Aku tidak tahu apa pola itu, tapi dari yang aku tahu dari menonton film dan anime ataupun komik.
Pola itu seharusnya menjadi segel resmi atau tanda dari sebuah keluarga atau mungkin lambang organisasi, baik keluarga atau pemerintah.
"cepat bersihkan dirimu dan kita akan makan" ibu mengataiku begitu dia keluar dari dapur dengan membawa sayuran.
Aku membersihkan tubuhku dengan cepat, lagi pula aku tidak perlu mandi.
Waktu makan berlalu, lalu dengan penasaran aku bertanya kepada ayahku tentang surat itu.
" ayah, surat itu dari siapa?", tanyaku dengan penasaran
"itu adalah surat rekomendasi untuk masuk akademi kota Vault" jawab ayahku dengan pandangan yang berbeda, aku tidak tahu bagaimana menggambarkannya.
"Surat rekomendasi?, untuk siapa?" tanyaku lagi.
"Tentu saja untukmu, untuk siapa lagi" jawab ayahku kemudian, dengan sedikit nada khawatir.
"Untukku? Kenapa?" aku berkata dengan bingung.
"iya, untukmu, mungkin berkaitan dengan pekerjaan yang sudah kamu bangkitkan" jawab ayahku atas pertanyaan ku.
"Bukankah pekerjaanku tidak diketahui dengan jelas kenapa aku bisa mendapatkan rekomendasi untuk bersekolah di akademi?" tanyaku dengan cukup panjang.
"mungkin karena pekerjaanmu memiliki kata 'master' dalam namanya, karena biasanya pekerjaan dengan nama 'master' adalah pekerjaan tingkat tinggi" jelas ayahku.
" lalu, bagaimana mereka tahu?" Tanyaku lagi.
"tuan yang memberikan penilaian" ibuku menimpali pertanyaan dariku.
"Oh" jadi aku tersadar
Lalu aku melihat kearah ayahku lagi.
"bolehkah aku menolak?"
Ayahku menatapku sebentar lalu menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanyaku lagi.
"karena surat itu datang dengan segel tuan kota Vault dan juga kerajaan, dan sulit untuk menolak" jelas ayahku.
"kenapa sampai kerajaan juga peduli tentang itu? Bukankah biasanya walaupun pekerjaan kelas atas bisa masuk akademi untuk belajar, tapi sangat sedikit yang diterima kecuali mereka adalah bangsawan, kenapa sekarang bahkan rakyat biasa seperti kita bisa mendapatkan rekomendasi?" aku bertanya cukup panjang
"Ayah juga tidak tahu, tapi dari rumor yang beredar, bahwasanya raja iblis akan dibangkitkan dalam waktu dekat, jadi mungkin hal ini ada kaitannya dengan hal itu" Jelas ayahku.
Berita dari orang dewasa memang berbeda dengan anak-anak, apalagi ayahku adalah pemburu yang cukup terkenal di desa.
"ugh" mendengar apa yang dikatakan oleh ayahku, aku merasa tidak nyaman pada tubuhku.
Lagipula sesuatu yang dikaitkan dengan iblis adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bagi orang biasa seperti kami.
Kehidupan yang nyaman dan santai yang aku harapkan mungkin akan hilang, bukan akan mungkin sekarang sudah hilang.
Dengan datangnya surat rekomendasi masuk akademi kota Vault, aku pasti harus menghadapi persaingan dan juga masyarakat.
Meskipun aku memiliki jiwa dewasa tapi aku tidak memiliki pengalaman dalam masyarakat dan aku masih awam dalam kehidupan bermasyarakat.
"baiklah, jangan khawatir tentang itu, jika raja iblis benar-benar bangkit, akan ada orang yang menghadapinya, dan itu bukan giliran kita" kata ayahku memberi penghiburan setelah melihat reaksiku sambil menepuk bahuku.
"Um" jawabku singkat.
"Kalau begitu, keluarlah dan lakukan aktivitas yang ingin kamu lakukan, mengumpulkan nilai apalah butuh banyak waktu bukan? Jadi, jangan buang waktu untuk hal hal yang tidak bisa kamu lakukan" kata ayahku memberi semangat dengan senyum diwajahnya.
Ibuku juga melihatku sambil tersenyum.
Kebersamaan dan kebahagiaan keluarga adalah hal yang sulit didapat.
"Oh iya, Luna juga tadi datang kesini, sepertinya dia membangkitkan pekerjaan untuk pertarungan, sepertinya 'magang penombak'. Dia datang setelah kamu pergi" ibuku berkata padaku saat aku hendak beranjak dari tempat duduk.
"Uh, benarkah? Apa yang ingin dia lakukan, ada perlu apa denganku? Apakah dia mengatakannya?" aku menjawab seperti itu tanpa pikir panjang.
Luna adalah anak perempuan dari anggota kelompok berburu ayahku, meski kami sering bersama, kami tidak bisa disebut sebagai teman apalagi sesuatu seperti teman masa kecil.
Itu hanya keinginan orang tuaku dan orang tua Luna agar kami bersama, dan sepertinya orang tuaku khawatir denganku karena sikapku yang sedikit berbeda dengan anak-anak seusiaku.
Dan juga karena kurang tertarik nya diriku terhadap anak perempuan.
Sepertinya mereka ingin menjodohkan kami untuk bersama.
Bukanya aku menentang, tapi memiliki istri di usia muda adalah beban yang berat dan tanggung jawab yang besar.
Meski jiwaku adalah orang dewasa tubuhku tetaplah anak-anak.
Aku tidak bisa menanggung itu.
"bukankah dia ingin berburu monster bersamamu? Apakah kamu tidak menginginkannya?" jawab dan tanya ibuku.
Dia melihatku sambil tersenyum tipis di bibirnya.
"baiklah ibu, aku akan berangkat dulu" jawabku tanpa mengatakan hal yang lain.
Mempersiapkan diriku untuk melanjutkan berburu slime yang ada untuk meningkatkan jumlah nilai pembangunan, untuk melihat berapa banyak nilai agar aku dapat menggunakannya.
Memasang sabuk dan sarung pedang di pinggang.
Mengecek keadaan pedang yang aku punya.
"Yosh, pedangnya masih dalam keadaan baik-baik saja" kataku ringan setelah melihat kondisi pedangkua.
Menyarungkan kembali, aku kemudian melangkahkan kakiku keluar rumah.
" aku berangkat " aku berkata begitu dan pergi tanpa menoleh lagi kebelakang.
Tapi, sepertinya seorang gadis dengan tinggi yang tidak terlalu berbeda dariku sedang menungguku.
Dai memiliki rambut berwarna abu-abu dan pada lensa matanya juga. Gaya rambut ekor kembar dengan jepit besi menjepit rambutnya.
Dengan tobak kecil ditangannya, tombak itu memiliki gagang yang terbuat dari kayu dan mata tombak dari besi tempa.
Dengan pakaian siap tempur pada tubuhnya.
Dia terlihat seperti gadis ksatria kecil yang menawan dan gagah.
Itu adalah Luna yang tadi disebutkan oleh ibuku.
" aku sudah menunggumu Glenn, ayo berburu bersama" kata Luna saat dia melihat aku keluar dari rumah.
Dia terlihat gagah dan menawan dengan itu jika dia berdiri diam tapi saat dia bergerak dan menyapaku semua itu lenyap, yang ada hanyalah gadis polos dan sedikit kikuk. Tapi itu membuatnya terlihat manis.
Aku hanya bisa melihatnya tanpa daya, dan perasaan untuk menolaknya pun lenyap.
"Baiklah kalau begitu, ayo berangkat" kataku saat melihatnya berlari kecil ke arahku.
Lalu kami pun berangkat untuk berburu.
Meski jika berburu berdua akan sangat mengurangi hasil yang diperoleh, tapi apa boleh buat.
Aku tidak bisa membuat dia berburu sendiri apalagi membiarkan dia bergabung dengan anak-anak yang lain.
Jika bergabung dengan anak-anak yang lain mungkin dia tidak mendapatkan apapun mengingat kepribadiannya yang begitu.
Melihatnya bertarung juga menyenangkan.