Di keheningan malam, Raka masih duduk di kursi kayu reyotnya, memandangi dokumen yang baru saja ia bawa dari gedung tua. Cahaya redup dari lampu meja menerangi wajahnya yang penuh dengan tekad. Setiap halaman yang ia baca seolah membuka pintu ke dunia yang jauh lebih berbahaya dari yang ia bayangkan.
Sistem di kepalanya kembali menampilkan notifikasi baru.
[Analisis Data Berhasil: Organisasi Bayangan memiliki koneksi dengan keluarga elite di kota ini. Risiko: Tinggi. Saran: Perkuat diri sebelum mengambil tindakan lebih jauh.]
Mata Raka menyipit. Ini berarti musuh yang ia hadapi bukan hanya sekadar preman atau anak-anak orang kaya sombong di sekolah, melainkan orang-orang yang punya pengaruh besar. Jika ia gegabah, bukan hanya dirinya yang akan dalam bahaya, tetapi mungkin juga orang-orang yang tidak bersalah.
Namun, ia tidak akan mundur. Tidak lagi.
Dengan sistem di sisinya, ia memiliki kesempatan untuk berkembang lebih jauh. Ia membuka panel statusnya, melihat berbagai peningkatan yang ia dapatkan sejauh ini.
[Status Raka Pradipta]
Level: 5
Kekuatan: 18 (+10)
Kecepatan: 16 (+8)
Daya Tahan: 14 (+6)
Skill Aktif: [Serangan Cepat Lv.2], [Intuisi Tempur Lv.3]
Skill Pasif: [Daya Adaptasi Lv.2], [Peningkatan Belajar Lv.1]
Poin Skill Tersisa: 5
Melihat statusnya, Raka tersenyum kecil. Peningkatannya pesat, tapi masih jauh dari cukup. Musuhnya bukan orang sembarangan. Jika ia ingin bertahan dan memenangkan permainan ini, ia harus lebih kuat lagi.
Tanpa ragu, ia membuka menu peningkatan dan mengalokasikan poinnya.
[Peningkatan Berhasil!]
Kekuatan: 22
Kecepatan: 19
Skill Baru Diperoleh: "Langkah Hantu Lv.1" (Meningkatkan kemampuan menghilang dalam bayangan)]
Raka mengepalkan tangannya. Dengan kemampuan baru ini, ia bisa bergerak lebih bebas tanpa terdeteksi. Ini akan sangat berguna saat melakukan pengintaian dan pertempuran di tempat sempit.
Tiba-tiba, notifikasi lain muncul.
[Misi Baru: Hadapi Bram Santoso yang telah merencanakan balas dendam. Lokasi: Gudang Tua di dekat sekolah. Waktu: Besok malam. Hadiah: Peningkatan Keterampilan Bertarung +2, 100 Poin Exp.]
Raka mendengus. Bram rupanya belum kapok. Tapi kali ini, ia yang akan mengendalikan permainan.
Ia memejamkan mata sejenak, mengumpulkan energi dan fokusnya. Besok malam, ia akan mengakhiri semuanya. Tidak hanya melawan Bram, tapi juga mulai mengguncang orang-orang yang berada di balik organisasi bayangan ini.
Perjalanannya baru saja dimulai, dan ia tidak akan berhenti sampai dunia yang dulu menindasnya bertekuk lutut di hadapannya.
Malam itu, Raka tidur dengan tenang meski pikirannya terus dipenuhi strategi untuk menghadapi Bram. Ia tahu ini bukan sekadar perkelahian biasa.
Jika Bram benar-benar ingin balas dendam, pasti ada sesuatu yang lebih besar di baliknya.
Keesokan harinya, sekolah berjalan seperti biasa. Namun, Raka merasakan ada sesuatu yang aneh. Tatapan siswa-siswa yang biasanya meremehkannya kini lebih waspada. Beberapa bahkan berbisik saat ia melewati lorong.
"Lo udah dengar? Bram ngajak Raka ketemu di gudang tua nanti malam."
"Seriusan? Dia gila apa? Kan kemarin aja dihajar sama Raka."
"Katanya dia bawa orang-orang dari luar. Ini bakal jadi pertandingan yang nggak seimbang."
Raka tersenyum tipis. Jadi, Bram memang tidak main-main. Tapi itu tidak masalah. Dengan sistem di sisinya, ia bisa menghadapi mereka.
Saat jam istirahat, seseorang tiba-tiba menghampirinya. Nadia.
"Raka, aku dengar soal Bram. Kamu yakin mau datang?" suaranya terdengar sedikit cemas.
Raka menatapnya sebentar, lalu mengangguk. "Aku nggak punya pilihan."
"Kalau dia main curang, kamu bisa celaka."
"Aku udah siap," jawabnya santai.
Nadia menggigit bibirnya, lalu menghela napas. "Kalau gitu… hati-hati."
Raka tersenyum kecil. Mungkin, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ada seseorang yang benar-benar peduli padanya.
Malam Hari – Gudang Tua
Saat Raka tiba di lokasi, suasana sudah terasa mencekam. Lampu jalan yang redup membuat area itu semakin suram. Di depan gudang, Bram sudah menunggu dengan beberapa orang. Wajahnya dipenuhi kebencian, sementara di sampingnya ada empat pria berbadan besar yang jelas bukan siswa sekolah ini.
"Lo berani juga dateng," ujar Bram dengan senyum sinis.
"Apa gue punya pilihan?" Raka menjawab tenang, sementara sistem di kepalanya langsung menganalisis situasi.
[Analisis Musuh]
Bram Santoso (Level 4) – Kemampuan Bertarung: Sedang
Preman A (Level 6) – Kemampuan Bertarung: Tinggi
Preman B (Level 6) – Kemampuan Bertarung: Tinggi
Preman C (Level 5) – Kemampuan Bertarung: Sedang
Preman D (Level 5) – Kemampuan Bertarung: Sedang
Ancaman: Tinggi
Raka menyipitkan mata. Ini bukan pertarungan yang adil. Bram jelas menyewa orang-orang ini untuk menghancurkannya.
"Sekarang, waktunya bayar utang, pecundang!" seru Bram sambil melangkah maju.
Raka menarik napas dalam. Ini akan jadi pertarungan yang menarik.
Sistem di kepalanya langsung aktif, menampilkan berbagai strategi.
[Misi Dimulai: Kalahkan Bram dan antek-anteknya. Hadiah: Peningkatan Kekuatan +3, Skill Baru.]
Tanpa menunggu lebih lama, pertarungan pun dimulai.
Bram tersenyum penuh kemenangan saat memberi isyarat pada anak buahnya.
"Ancurin dia," katanya dengan suara dingin.
Empat preman berbadan besar itu langsung mengepung Raka. Dari cara mereka bergerak, jelas mereka bukan sekadar berandalan biasa—mereka punya pengalaman bertarung.
Raka mengaktifkan [Langkah Hantu Lv.1], tubuhnya bergerak cepat ke samping, menghindari serangan pertama dari Preman A yang mencoba meninju kepalanya. Tinju itu hanya menghantam udara, sementara Raka dengan cepat membalas dengan tendangan ke sisi perutnya.
[Serangan Kritis! -5 HP Musuh]
Preman A terhuyung, tapi segera kembali ke posisinya. Preman B dan C langsung menyerang bersamaan. Satu mencoba menangkap Raka dari belakang, sementara yang lain mengayunkan batang besi ke arahnya.
[Intuisi Tempur Lv.3 Aktif]
Raka memiringkan tubuhnya, menghindari pukulan besi dengan presisi sempurna, lalu memutar badan dan menyikut wajah Preman C. Dentuman keras terdengar saat hidung lawannya berdarah.
[Serangan Kritis! -6 HP Musuh]
"Brengsek!" Preman D menerjang dengan pisau kecil.
Mata Raka menyala tajam. Pisau? Mereka benar-benar berniat membunuhnya!
Dengan kecepatan tinggi, Raka menangkis pergelangan tangan Preman D, membuat pisaunya terlepas dan jatuh ke tanah.
Sebelum lawannya bisa bereaksi, ia mengayunkan lututnya ke perut pria itu.
Preman D jatuh berlutut, meringkuk kesakitan.
Bram yang melihat itu mulai panik. Ia tidak menyangka Raka bisa bertarung sehebat ini.
"Diem aja, tolol! Hajar dia barengan!" teriaknya.
Ketiga preman yang tersisa langsung menyerang bersamaan. Raka menggeram. Sistem memberinya peningkatan, tapi tetap saja menghadapi banyak musuh sekaligus bukan hal mudah.
Salah satu pukulan mendarat di bahunya.
[-3 HP]
Ia mundur beberapa langkah, mengatur napas. Tidak boleh ceroboh.
[Poin Skill Tersedia: 3]
Tanpa ragu, Raka langsung membuka panel sistem di kepalanya dan mengalokasikan poin itu ke [Kecepatan] dan [Kekuatan].
[Peningkatan Berhasil!]
Kecepatan: +3
Kekuatan: +2
Skill Baru Diperoleh: "Serangan Bayangan Lv.1"
Seketika, tubuh Raka terasa lebih ringan, lebih cepat. Ia bisa melihat gerakan lawan lebih jelas.
Saat Preman A maju dengan tinju terangkat, Raka mengaktifkan [Serangan Bayangan].
Tubuhnya seakan menghilang dalam kegelapan, lalu muncul kembali di belakang lawannya. Dengan satu pukulan keras ke tengkuk, Preman A jatuh pingsan.
Bram yang melihat itu mulai ketakutan.
"S-sial! Ini nggak mungkin! Dia cuma sampah!"
Raka menatapnya dengan dingin, lalu melangkah maju. Sisa preman mulai mundur, ketakutan. Mereka tahu, ini bukan lagi pertarungan yang bisa mereka menangkan.
"Sekarang giliran lo," ujar Raka, suaranya rendah dan berbahaya.
Bram gemetar. "N-nanti lo bakal nyesel! Gue punya orang-orang di belakang gue! Keluarga gue—"
Raka tidak memberinya kesempatan. Ia mengangkat kerah baju Bram dan meninju wajahnya keras. Sekali, dua kali, sampai pria sombong itu tersungkur ke tanah, tak berdaya.
[Misi Selesai! Hadiah Diterima: +3 Kekuatan, Skill Baru "Tekanan Dominasi Lv.1"]
Raka berdiri tegap, mengamati semua yang telah jatuh di hadapannya. Ia tidak lagi menjadi bocah lemah yang bisa diinjak-injak.
Ini baru permulaan.
Malam itu, di bawah cahaya bulan, seorang pemuda yang dulu diremehkan mulai mengukir namanya dalam dunia yang kejam ini.
Setelah memastikan semua lawannya tak berdaya, Raka menarik napas dalam. Tangannya masih sedikit bergetar setelah pertarungan sengit barusan. Namun, ada sesuatu yang berbeda kali ini—ia tidak lagi merasa takut.
Bram tergeletak di tanah dengan wajah babak belur. Ia mengerang kesakitan sambil menatap Raka dengan penuh kebencian. "Lo... Lo bakal nyesel..."
Raka berjongkok di sampingnya dan menatap matanya tajam. "Dengar baik-baik, Bram. Ini bukan lagi Raka yang bisa lo tindas sesuka hati.
Kalau lo atau keluargamu coba cari masalah lagi..."
Ia menepuk pipi Bram dengan ringan—sebuah ejekan halus. "Gue bakal pastikan lo merasakan neraka yang sebenarnya."
Seketika, notifikasi sistem muncul di kepalanya.
[Skill Baru: Tekanan Dominasi Lv.1 Aktif]
Membuat target dengan mental lebih lemah merasa takut dan terintimidasi. Efek meningkat sesuai perbedaan kekuatan.
Bram langsung menggigil. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, dan tubuhnya gemetar hebat. Ia tidak tahu kenapa, tapi hanya dengan tatapan Raka, ia merasa seolah sedang berhadapan dengan monster.
Raka berdiri, lalu berbalik tanpa melihat ke belakang. Ia sudah selesai di sini.
Namun, sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, sebuah suara menggema di dalam kepalanya.
[Misi Baru: Investigasi Organisasi Bayangan]
Deskripsi: Pertarungan ini bukan kebetulan. Ada pihak yang menggerakkan segalanya dari balik layar. Cari tahu siapa dalangnya dan ungkap konspirasi yang tersembunyi.
Hadiah: 200 EXP, 5 Poin Skill, Skill Spesial yang belum diidentifikasi.
Mata Raka menyipit. Ini berarti seseorang memang sedang mengamati pergerakannya.
"Menarik..." gumamnya.
Tanpa membuang waktu, ia meninggalkan tempat itu. Langkahnya terasa lebih mantap dari sebelumnya.
Malam ini, ia telah menetapkan satu tujuan baru.
Bukan hanya membalas dendam pada mereka yang menindasnya...
Tapi juga mengungkap misteri di balik dunia gelap yang kini mulai terbuka di hadapannya.
Keesokan harinya, suasana sekolah terasa berbeda.
Semua orang berbisik saat Raka berjalan di koridor. Tatapan mereka bukan lagi meremehkan atau penuh ejekan, melainkan rasa penasaran, bahkan ketakutan.
"Lo denger nggak? Katanya Bram sama anak buahnya dihajar habis-habisan."
"Serius? Bram kan biasanya yang menang..."
"Dan yang lebih aneh... itu semua dilakukan sama Raka!"
Raka tetap berjalan dengan tenang, tak menggubris pembicaraan mereka. Namun, di dalam kepalanya, sistem kembali memberikan notifikasi.
[Status Sosial: Naik]
Orang-orang mulai mengakui keberadaanmu. Beberapa merasa takut, sementara yang lain mulai tertarik.
Ia menghela napas. Ini berarti bukan hanya musuh yang akan bertambah, tapi juga perhatian yang tidak diinginkannya.
Saat ia memasuki kelas, seorang gadis tiba-tiba berdiri dari kursinya dan berjalan ke arahnya.
Nadia.
"Raka," panggilnya.
Ia berhenti, menatap gadis itu.
"Ada apa?"
Nadia menggigit bibirnya ragu-ragu. "Aku cuma mau tanya... Apa yang sebenarnya terjadi semalam?"
Raka menatapnya sejenak, lalu tersenyum kecil. "Hanya menutup lembaran lama."
Nadia menghela napas. "Aku nggak percaya. Bram bukan orang yang mudah dikalahkan, apalagi dia bawa preman dari luar."
"Apa aku terlihat bercanda?" balas Raka, kali ini suaranya lebih serius.
Nadia menatap matanya, lalu menghela napas. "Baiklah. Tapi, hati-hati, Raka. Aku punya firasat ini belum berakhir."
Raka hanya mengangguk. Ia tahu itu lebih baik dari siapa pun.
Tiba-tiba, sistem kembali memberikan notifikasi.
[Peringatan: Bahaya Meningkat]
Seseorang mengincarmu. Waspadalah dalam 24 jam ke depan.
Mata Raka menyipit. Jadi, permainan ini belum selesai.
Sambil berjalan menuju tempat duduknya, ia mempersiapkan diri. Jika ada yang mencoba mencari masalah dengannya lagi...
Maka ia akan memastikan mereka menyesal telah memilihnya sebagai lawan.