Chereads / berkultivasi untuk menjadi yang terkuat dan tidak tertandingi / Chapter 15 - Bayang-Bayang yang Mengintai

Chapter 15 - Bayang-Bayang yang Mengintai

Keesokan harinya, setelah pertemuan dengan sosok misterius itu, Xiao Shao dan Mei Hua melanjutkan perjalanan mereka. Perasaan gelisah terus menghinggapi mereka, seolah ada sesuatu yang terus mengawasi dari kejauhan. Hutan yang tadinya tampak begitu indah dan damai kini terasa lebih menakutkan. Setiap langkah yang mereka ambil seperti terhisap oleh kegelapan yang ada di sekitar mereka.

Xiao Shao tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan kata-kata penguasa hutan itu. Kekuatan dalam dirinya masih terasa belum sepenuhnya terungkap, tetapi ada sesuatu yang mengganjal. Sesuatu yang lebih besar dan lebih gelap dari sekadar Bayangan Hitam, sesuatu yang sedang menunggu untuk ditemukan.

"Sesuatu yang lebih besar... lebih gelap..." gumam Xiao Shao pada dirinya sendiri. Di luar tubuhnya yang semakin kuat, ada perasaan mendalam yang mendorongnya untuk terus maju, meskipun rasa takut itu juga ada.

Mei Hua berjalan di sampingnya, matanya sedikit terpejam seolah merenung. "Aku tahu apa yang kau pikirkan," katanya dengan suara rendah. "Kita sudah jauh dari rumah, dan kita tidak tahu apa yang akan kita temui. Tapi kita tidak bisa mundur sekarang. Aku harus menemukan saudaraku."

Xiao Shao menatap Mei Hua dengan tatapan penuh tekad. "Aku mengerti. Kita akan menemukan jalan, apa pun yang terjadi."

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa kelompok pedagang yang sedang beristirahat di sisi jalan. Meskipun mereka tampak tidak mencurigakan, Xiao Shao merasakan sesuatu yang aneh. Salah seorang pedagang menatap mereka dengan pandangan yang cukup lama, membuat Xiao Shao merasa ada sesuatu yang salah. Pandangan itu seakan mengandung informasi yang tersembunyi.

"Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya salah satu pedagang dengan ramah, meskipun mata yang tajam menunjukkan ketidaknyamanan yang tak bisa disembunyikan.

Mei Hua tersenyum, meski raut wajahnya menunjukkan keraguan. "Kami hanya lewat. Tidak ada yang aneh."

Pedagang itu mengangguk, tetapi tatapannya tetap tidak lepas dari mereka. Ketegangan yang ada semakin meningkat, dan Xiao Shao bisa merasakan ada sesuatu yang tersembunyi di balik sikap ramah mereka.

"Jangan terlalu lama berada di jalan ini," kata pedagang itu dengan nada yang lebih serius, meskipun tersenyum. "Jalan ini tak selalu aman, terutama menjelang malam."

Mei Hua merasa tidak nyaman dengan kata-kata itu, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang. "Terima kasih atas peringatannya," jawabnya singkat, sambil menarik Xiao Shao untuk melanjutkan perjalanan.

Namun, sebelum mereka pergi terlalu jauh, Xiao Shao berhenti sejenak. Ia merasakan getaran aneh di udara—suatu perasaan yang sangat familiar. Sepertinya, aura yang sama dengan yang mereka rasakan ketika di hutan beberapa malam yang lalu. Ada sesuatu yang mengintai, tapi kali ini, Xiao Shao merasa lebih siap.

"Mei Hua," katanya pelan, "ada sesuatu yang tidak beres. Pedagang itu... dia tahu lebih banyak dari yang kita kira."

Mei Hua mengangguk dengan cepat, matanya terfokus pada para pedagang yang kini semakin menjauh. "Aku juga merasakannya. Mereka tidak hanya pedagang biasa."

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara langkah kaki terdengar di belakang mereka. Tidak hanya satu, tetapi beberapa. Dengan sigap, Xiao Shao dan Mei Hua berbalik, siap menghadapi apapun yang datang.

Dari balik pepohonan, muncul dua sosok yang mengenakan jubah hitam, dengan aura yang sangat kuat. Mereka tidak tampak seperti orang biasa—mereka adalah kultivator. Salah satu dari mereka melangkah maju, wajahnya tertutup rapat dengan tudung, hanya sepasang mata yang tampak dari dalam.

"Jalan kalian berakhir di sini," kata sosok itu dengan suara yang dalam dan berat, seolah-olah memiliki kekuatan yang luar biasa. "Kalian telah berjalan terlalu jauh. Tak ada yang bisa mengganggu rencana kami."

Xiao Shao mengernyit, matanya langsung fokus pada mereka. "Siapa kalian? Apa yang kalian inginkan?"

Sosok itu tersenyum dingin, namun tidak ada sedikit pun kehangatan di dalam senyumannya. "Kami adalah penjaga. Dan kalian, sepertinya terlalu banyak bertanya."

Xiao Shao merasakan ketegangan yang melanda seluruh tubuhnya. Keadaan ini sudah tidak bisa dihindari. Mereka harus bertarung, dan Xiao Shao merasa bahwa pertempuran ini akan menjadi ujian besar bagi dirinya.

Dengan gerakan cepat, Xiao Shao mengalirkan energi dalam tubuhnya, memusatkan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Begitu ia bergerak, tubuhnya berkelebat dengan kecepatan luar biasa, memanfaatkan teknik yang telah ia pelajari. Setiap langkahnya disertai dengan aura kekuatan yang mematikan, dan serangan pertama yang ia lepaskan melesat ke arah penjaga itu dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Namun, penjaga itu tampaknya sudah siap. Dengan gerakan yang terlatih, dia menghindar dan membalas dengan serangan balasan yang datang begitu cepat. Pedang hitam berkilau di tangan penjaga itu, menebas udara dengan tajam, menimbulkan suara angin yang menderu.

Xiao Shao terpaksa mundur, melompat ke samping untuk menghindari serangan itu, dan melemparkan satu serangan balasan. Dengan kekuatan yang semakin meningkat, Xiao Shao merasakan tubuhnya yang semakin kuat—setiap gerakan semakin terasah. Dia tahu bahwa ia sedang bertarung dengan lawan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Di sisi lain, Mei Hua juga terlibat dalam pertempuran sengit melawan penjaga yang lain. Meskipun tubuhnya tidak sekuat Xiao Shao, kecepatan dan ketangkasannya membuatnya mampu mengimbangi serangan lawan. Pisau kecil yang ia gunakan berputar dengan gesit, menebas dan menusuk dengan presisi tinggi.

Namun, meskipun mereka bertarung dengan keras, para penjaga itu tampaknya tidak akan memberi ampun. Mereka bergerak dengan koordinasi yang sangat baik, menghalangi setiap langkah Xiao Shao dan Mei Hua. Xiao Shao bisa merasakan bahwa ini bukan hanya sekedar serangan biasa—ada sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih mengerikan yang mendasari semua ini.

"Xiao Shao, hati-hati!" teriak Mei Hua saat salah satu penjaga mencoba menyerang dari belakang Xiao Shao dengan pedang yang tajam.

Xiao Shao berbalik dengan sigap, memblokir serangan itu dengan tangannya yang dilingkupi energi kultivasi. Tabrakan itu menghasilkan suara keras, tetapi Xiao Shao tetap berdiri tegak, wajahnya penuh dengan tekad.

"Aku tidak akan mundur," katanya, nadanya penuh semangat dan keberanian. "Jika kita harus melalui ini, kita akan melalui ini bersama."

Dengan semangat itu, Xiao Shao melancarkan serangan berikutnya, kali ini lebih cepat dan lebih kuat. Setiap gerakan yang ia buat, energi dalam dirinya semakin meningkat, seolah ia mulai menyentuh batas kemampuan sejatinya. Namun, meskipun ia terus maju dengan segala kekuatan yang dimilikinya, ada rasa bahwa ini hanyalah awal dari sesuatu yang jauh lebih besar dan berbahaya.