Setelah pertempuran sengit melawan para penjaga misterius, Xiao Shao dan Mei Hua berhasil melarikan diri ke sebuah gua terpencil di pegunungan. Keduanya terluka, namun semangat mereka tidak pudar. Malam itu, mereka duduk bersama, merenungkan peristiwa yang baru saja terjadi.
"Mei Hua," kata Xiao Shao, suaranya penuh kelelahan, "apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa mereka menyerang kita?"
Mei Hua menatap api unggun yang menyala di depan mereka, wajahnya serius. "Aku tidak tahu pasti," jawabnya. "Namun, aku merasa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi. Kita harus mencari tahu lebih lanjut."
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk kembali ke desa tempat mereka memulai perjalanan. Mereka berharap bisa menemukan petunjuk yang dapat menjelaskan serangan tersebut.
Sesampainya di desa, mereka mendekati seorang tetua yang dikenal bijaksana. Setelah mendengarkan cerita mereka, tetua itu berkata, "Ada legenda yang mengatakan bahwa di pegunungan ini terdapat artefak kuno yang memiliki kekuatan luar biasa. Banyak yang mencari artefak tersebut, dan tidak sedikit yang menghilang."
"Apakah Anda tahu siapa yang mencari artefak itu?" tanya Xiao Shao.
Tetua itu menggelengkan kepala. "Tidak ada yang tahu pasti. Namun, mereka yang mencarinya biasanya memiliki tujuan yang tidak baik."
Mendengar itu, Xiao Shao dan Mei Hua merasa semakin yakin bahwa mereka harus melanjutkan pencarian mereka. Mereka berterima kasih kepada tetua tersebut dan memutuskan untuk kembali ke gua tempat mereka beristirahat sebelumnya.
Di gua, mereka mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya. Meskipun mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi, mereka tahu bahwa mereka harus melanjutkan pencarian ini demi kebenaran dan keselamatan dunia.
"Kita harus berhati-hati," kata Mei Hua. "Kekuatan yang kita hadapi jauh lebih besar dari yang kita bayangkan."
Xiao Shao mengangguk. "Namun, kita tidak bisa mundur sekarang. Kita harus mencari tahu siapa yang berada di balik semua ini."
Dengan tekad yang bulat, mereka melanjutkan perjalanan mereka, siap menghadapi tantangan dan misteri yang menanti di depan.
Perjalanan mereka membawa mereka ke hutan lebat di kaki pegunungan. Di sana, mereka menemukan jejak kaki yang tampaknya baru saja dibuat. Jejak itu mengarah ke dalam hutan, menuju area yang belum pernah mereka jelajahi sebelumnya.
"Ini mungkin jejak yang ditinggalkan oleh para penjaga yang menyerang kita," kata Mei Hua.
"Mungkin," jawab Xiao Shao. "Namun, kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang menunggu kita di dalam hutan ini."
Mereka mengikuti jejak tersebut, bergerak dengan hati-hati dan waspada. Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di sebuah clearing yang luas. Di tengah clearing, terdapat sebuah batu besar dengan simbol-simbol aneh yang terukir di permukaannya.
"Apa ini?" tanya Mei Hua, mendekati batu tersebut.
Xiao Shao memeriksa simbol-simbol itu dengan seksama. "Ini adalah simbol kuno dari aliran kultivasi yang telah lama punah," jawabnya.
"Apa artinya?" tanya Mei Hua.
"Artinya," kata Xiao Shao, "kita telah menemukan tempat yang sangat penting. Mungkin ini adalah tempat di mana artefak kuno itu disembunyikan."
Mereka memutuskan untuk mencari lebih lanjut di sekitar area tersebut. Setelah beberapa saat, mereka menemukan sebuah pintu tersembunyi di balik semak-semak, yang tampaknya mengarah ke bawah tanah.
"Ini dia," kata Xiao Shao. "Pintu ini mungkin mengarah ke tempat di mana artefak itu disimpan."
Mereka membuka pintu tersebut dan turun ke dalam kegelapan. Di bawah tanah, mereka menemukan sebuah ruangan besar dengan dinding yang dipenuhi dengan lukisan dan ukiran yang menggambarkan sejarah kuno.
Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar dengan sebuah kotak batu di atasnya. Kotak itu tampaknya sangat tua, namun masih utuh.
"Ini dia," kata Mei Hua. "Artefak itu pasti ada di dalam kotak ini."
Namun, sebelum mereka bisa mendekati altar, suara gemuruh terdengar dari atas. Tanah mulai bergetar, dan batu-batu di langit-langit mulai jatuh.
"Kita harus keluar dari sini!" teriak Xiao Shao.
Mereka berlari menuju pintu keluar, namun jalan mereka terhalang oleh runtuhan batu. Mereka terjebak di dalam ruangan yang mulai runtuh.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Mei Hua, panik.
"Tenang," kata Xiao Shao. "Kita harus mencari cara untuk keluar dari sini."
Dengan cepat, mereka mencari celah atau jalan keluar lain.