Chapter 19 - Menyembuhkan Luka

Setelah melarikan diri dari serangan para penjaga, Xiao Shao dan Mei Hua akhirnya menemukan tempat yang aman untuk beristirahat. Mereka menemukan sebuah lembah yang sepi, dikelilingi oleh pepohonan besar yang memberikan perlindungan dari pandangan musuh. Di sana, Xiao Shao akhirnya bisa beristirahat setelah menggunakan teknik kultivasi terlarang yang sangat melelahkan.

Mei Hua duduk di sampingnya, khawatir dengan kondisinya. "Kamu harus segera sembuh, Xiao Shao. Jika tidak, kita tidak akan bisa melanjutkan perjalanan ini."

Xiao Shao tersenyum lemah. "Aku akan baik-baik saja. Aku hanya perlu sedikit waktu untuk pulih."

Namun, meskipun ia mencoba bersikap tegar, rasa sakit yang ia rasakan cukup berat. Teknik yang ia gunakan telah mengambil banyak energi darinya. Untuk pertama kalinya, ia merasa betapa beratnya jalan yang ia tempuh untuk menjadi yang terkuat dan tak tertandingi.

Mei Hua, yang tidak bisa melihatnya menderita, segera mengambil obat dari tasnya. "Ini adalah ramuan penyembuh yang kuat. Ini akan membantu mempercepat pemulihanmu."

Xiao Shao menerima ramuan itu, lalu meminumnya. Rasanya pahit, tetapi efeknya cukup cepat terasa. Perlahan, energi dalam tubuhnya mulai pulih. Meskipun ia masih merasa lelah, setidaknya ia bisa bernapas lebih lega.

"Kamu tahu, Mei Hua," kata Xiao Shao sambil mengalihkan pandangannya ke arah langit, "perjalanan ini semakin sulit. Aku merasa seperti semakin dekat dengan tujuan, tetapi semakin banyak juga halangan yang datang."

Mei Hua mengangguk. "Aku tahu. Tapi kita harus terus maju. Ada banyak hal yang masih belum kita ketahui, dan kita harus menemukannya."

Malam itu, mereka beristirahat di lembah. Xiao Shao merasa lebih baik, meskipun tubuhnya masih lemah. Dalam tidur yang terganggu, ia bermimpi tentang kekuatan kuno yang tersembunyi di dunia ini, dan bagaimana ia harus menemukannya untuk melindungi orang yang ia cintai.

Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan mereka. Tujuan mereka kini jelas: mereka harus menemukan artefak kuno yang dapat mengungkap kebenaran dan memberikan mereka kekuatan untuk menghadapi ancaman yang semakin nyata.

Di sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan banyak orang, beberapa di antaranya memberikan petunjuk berharga tentang jejak yang harus mereka ikuti. Namun, mereka juga menghadapi banyak ancaman baru. Para kultivator kuat yang ditemui di jalan mereka tidak ragu untuk menyerang, berusaha menghalangi mereka mencapai tujuan.

Dalam sebuah pertempuran besar di tengah hutan, Xiao Shao menunjukkan kekuatan baru yang ia peroleh dari latihan keras. Meskipun ia masih lemah, ia berhasil mengalahkan beberapa musuh dengan kecerdikan dan keberaniannya.

Namun, pertempuran ini meninggalkan tanda yang dalam pada dirinya. Semakin banyak ia bertarung, semakin ia merasa beban yang harus ditanggung. Setiap kemenangan membawa kebanggaan, tetapi juga membuatnya semakin sadar bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang mencari kekuatan, tetapi juga tentang mempertahankan apa yang sudah ia pelajari.

Sementara itu, Mei Hua terus menjadi pendukung setianya. Ia selalu ada di sisi Xiao Shao, memberinya semangat ketika ia merasa putus asa. Dalam perjalanan panjang ini, keduanya semakin dekat satu sama lain, dan meskipun mereka tidak mengungkapkan perasaan mereka secara langsung, ada ikatan yang kuat antara mereka.

Suatu hari, setelah berhari-hari melintasi tanah yang keras dan medan yang sulit, mereka akhirnya tiba di puncak Gunung Xian, tempat yang dikabarkan menyimpan artefak kuno yang mereka cari.

Di sana, mereka menemukan sebuah kuil yang tersembunyi di balik kabut tebal. Kuil itu tampak sangat tua, dengan arsitektur yang megah meskipun telah lapuk dimakan waktu. Di pintu kuil, terdapat dua patung naga yang menghadap ke arah mereka, seolah memberi petunjuk bahwa mereka telah sampai di tempat yang tepat.

Namun, di depan pintu kuil itu, sebuah suara yang dalam dan berwibawa terdengar.

"Siapa yang berani memasuki tempat suci ini?" suara itu bergema di sekitar mereka.

Xiao Shao dan Mei Hua menegakkan diri, siap menghadapi apa pun yang akan datang. Mereka tahu bahwa ini adalah ujian terakhir sebelum mereka bisa mencapai tujuan mereka.

"Siapa pun yang datang ke sini harus siap menghadapi konsekuensinya," kata Xiao Shao dengan suara penuh tekad. "Kami datang untuk mencari kebenaran."

Suara itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya terdengar lagi, kali ini lebih lembut. "Kebenaran, ya? Hanya mereka yang benar-benar layak yang dapat menemukannya."

Pintu kuil perlahan terbuka, mengungkapkan jalan menuju dalam. Xiao Shao dan Mei Hua tidak ragu lagi. Mereka melangkah maju, siap menghadapi tantangan yang menanti di dalam kuil tersebut.

Saat mereka memasuki kuil, sebuah aura yang sangat kuat menyelimuti mereka. Setiap langkah mereka terasa semakin berat, seolah ada kekuatan tak terlihat yang mencoba menghalangi mereka. Tetapi dengan semangat yang tak tergoyahkan, mereka terus melangkah, menjauhkan rasa takut dan ragu.

Namun, di dalam kuil itu, mereka akan menemukan lebih banyak hal daripada yang mereka bayangkan. Sebuah rahasia kuno yang mengubah takdir mereka, dan dunia yang mereka kenal, akan segera terungkap.