Chereads / berkultivasi untuk menjadi yang terkuat dan tidak tertandingi / Chapter 13 - Kejanggalan di Jalan yang Gelap

Chapter 13 - Kejanggalan di Jalan yang Gelap

Perjalanan menuju pegunungan utara bukanlah perjalanan yang mudah. Meskipun Xiao Shao dan Mei Hua telah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, mereka merasa ada sesuatu yang salah. Jalan menuju pegunungan itu penuh dengan rintangan, dan meskipun mereka selalu berhati-hati, suasana di sekitar mereka semakin aneh.

Pada malam keempat perjalanan mereka, mereka tiba di sebuah hutan yang tampaknya tidak pernah dijamah oleh manusia. Pohon-pohon tinggi dengan ranting-ranting besar menggantung di atas mereka, menciptakan bayang-bayang gelap yang seolah hidup. Meskipun hutan itu sepi, ada perasaan aneh yang terus mengintai, seolah ada yang mengawasi setiap langkah mereka.

"Xiao Shao, kau merasa itu juga, kan?" tanya Mei Hua dengan suara pelan, matanya terus melirik ke sekitar.

Xiao Shao mengangguk, matanya juga tajam, mencari tanda-tanda sesuatu yang tidak biasa. "Ada sesuatu yang salah. Rasanya seperti kita sedang diikuti, atau ada sesuatu yang bergerak di sekitar kita."

Mereka memperlambat langkah mereka, berusaha tetap tenang meskipun ketegangan terus meningkat. Xiao Shao merasakan getaran aneh di tubuhnya, seakan aliran energi dalam dirinya mulai bergejolak dengan sendirinya, sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang luar biasa di dekat mereka. Itu adalah peringatan dari dalam dirinya, intuisi yang tajam berkat kultivasinya.

Tiba-tiba, dari balik semak-semak, muncul beberapa sosok yang bergerak dengan kecepatan luar biasa. Mereka mengenakan pakaian gelap dan membawa senjata tajam yang bersinar dalam gelap malam. Keberadaan mereka seolah tak tampak di mata biasa, seperti bayangan yang bergerak terlalu cepat untuk diikuti.

"Siapa kalian?" Mei Hua berseru, siap untuk bertarung.

Salah satu sosok itu tertawa dingin, suaranya mengandung ancaman yang jelas. "Kami adalah penjaga jalan ini. Tak ada yang boleh melewati sini tanpa izin kami."

Xiao Shao segera mengambil posisi bertarung, merasa bahwa ini bukan hanya serangan biasa, tetapi ujian yang jauh lebih besar. "Aku tidak punya waktu untuk berdebat," katanya, sambil memusatkan energi dalam dirinya, siap untuk bertarung.

Seiring dengan kata-katanya, Xiao Shao melangkah maju dengan kecepatan luar biasa, memanfaatkan teknik kultivasi yang telah ia pelajari. Begitu ia bergerak, tubuhnya seakan menghilang dalam bayang-bayang, menyerang dengan kecepatan yang tak bisa dihindari. Setiap pukulannya datang dengan kekuatan yang luar biasa, memanfaatkan energi dalam tubuhnya untuk meningkatkan dampaknya.

Namun, para penjaga itu tidaklah mudah. Mereka bergerak cepat dan lihai, menghindari serangan Xiao Shao dengan gerakan gesit yang tampaknya sudah dilatih selama bertahun-tahun. Salah satu dari mereka melancarkan serangan balasan dengan pedang panjang yang bersinar tajam, mencoba menebas Xiao Shao dari samping.

Namun, Xiao Shao dengan cepat menghindar dan menangkis serangan itu dengan tangan kosong, menggunakan kekuatan tubuhnya yang telah diperkuat oleh kultivasi. Kekuatan yang ia miliki semakin terasah, dan setiap serangannya semakin mematikan. Tubuhnya bergerak lincah seperti air yang mengalir, dengan setiap gerakan disertai dengan aura yang menggetarkan udara di sekitarnya.

Mei Hua juga tidak tinggal diam. Dengan ketajaman dan keterampilan bertarung yang dimilikinya, ia melancarkan serangan-serangan cepat, memanfaatkan pisau kecil yang selalu ia bawa. Setiap gerakannya mematikan, meskipun tubuhnya terlihat lebih rapuh dibandingkan Xiao Shao. Ia adalah sosok yang penuh keteguhan, tak kenal lelah, selalu siap untuk bertarung demi tujuannya.

Namun, meskipun mereka berdua mampu mengatasi beberapa penjaga, semakin lama semakin banyak penjaga yang muncul dari bayang-bayang hutan. Serangan mereka semakin brutal dan terorganisir dengan baik, seolah mereka tahu setiap langkah yang akan diambil oleh Xiao Shao dan Mei Hua.

"Ini bukan kebetulan," kata Xiao Shao dengan napas terengah-engah. "Mereka sengaja menghalangi kita. Mereka tahu kita akan datang."

Mei Hua menggertakkan gigi, matanya penuh dengan kemarahan. "Mereka bekerja untuk Bayangan Hitam. Ini adalah jebakan. Mereka tahu kita sedang mencari saudaraku, dan mereka berusaha menghalangi kita dengan cara apapun."

Ketegangan semakin meningkat saat penjaga-penjaga itu semakin mendekat, dengan senjata yang siap untuk menghabisi mereka. Xiao Shao dan Mei Hua merasa mereka berada di ujung tanduk. Mereka bisa saja mundur, tetapi itu akan berarti gagal mencapai tujuan mereka—menyelamatkan saudara Mei Hua dan mengungkap misteri yang tersembunyi di dalam dunia gelap ini.

Tiba-tiba, salah satu penjaga yang tampaknya lebih kuat dari yang lainnya melangkah maju, membawa pedang besar yang tampak berkilau. Sosok ini memiliki aura yang sangat berbeda dari yang lain. Xiao Shao bisa merasakan bahwa ini bukan sekadar penjaga biasa—ini adalah seorang kultivator yang jauh lebih kuat.

"Ini tidak akan mudah," gumam Mei Hua, tampak khawatir melihat sosok itu.

Xiao Shao menatap penjaga itu dengan penuh perhatian. Ia tahu bahwa ini adalah ujian terbesar yang harus mereka hadapi. Pertarungan ini tidak akan berakhir dalam waktu singkat, dan mereka harus menggunakan segala yang mereka miliki untuk menghadapinya.

"Jangan khawatir," kata Xiao Shao, matanya penuh dengan tekad. "Aku akan menghadapinya."

Dengan itu, ia melangkah maju, tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan dan energi kultivasi yang telah ia latih dengan susah payah. Serangan pertama yang dilancarkannya datang dengan kecepatan luar biasa, namun penjaga itu dengan tenang menangkis serangan tersebut dengan pedangnya yang besar. Kekuatan tabrakan itu menggetarkan udara di sekitar mereka, menghasilkan suara dentuman yang menggema di hutan.

Pertarungan itu semakin intens, dengan pedang besar penjaga itu meluncur dengan kecepatan yang sulit diikuti. Namun, Xiao Shao tidak gentar. Ia bergerak dengan penuh perhitungan, menggunakan segala teknik yang telah ia pelajari, mempercepat gerakannya dan menghindari setiap serangan dengan lincah. Setiap pukulan yang ia lepaskan penuh dengan kekuatan yang meningkat berkat kultivasinya.

Sementara itu, Mei Hua juga berjuang keras melawan beberapa penjaga yang mencoba menghalangi jalannya. Meskipun tubuhnya lebih kecil dan lemah dibandingkan Xiao Shao, ia memiliki ketangkasan yang luar biasa dan keberanian yang tak tergoyahkan. Pisau-pisau kecil yang ia bawa dengan cepat menggores tubuh musuh, membuat mereka mundur satu per satu.

Namun, meskipun mereka bertarung dengan sepenuh hati, Xiao Shao tahu bahwa mereka tidak bisa terus bertahan dalam pertempuran ini. Setiap detik yang berlalu, semakin banyak penjaga yang muncul, dan mereka berdua semakin lelah.

"Aku tidak tahu berapa lama kita bisa bertahan," kata Mei Hua, napasnya terengah-engah.

Xiao Shao menatapnya dengan tegas. "Kita harus melawan sampai akhir. Tidak ada jalan mundur."

Saat itulah, sebuah kilatan terang muncul di belakang mereka, dan sebuah suara berat terdengar dari kejauhan. "Cukup!" suara itu menggema di udara, menggetarkan tanah di bawah kaki mereka.