Malam itu, kota yang sebelumnya tenang kini tampak berubah. Seiring dengan keluarnya Xiao Shao dan Mei Hua dari markas Bayangan Hitam, rasa ketegangan semakin memuncak di udara. Meskipun mereka berhasil melarikan diri, perasaan bahaya masih mengintai di setiap sudut kota besar itu. Bayangan Hitam tidak akan tinggal diam setelah kejadian tersebut. Dalam pertempuran yang baru saja terjadi, mereka tahu bahwa organisasi tersebut tidak akan menyerah begitu saja.
Xiao Shao menatap Mei Hua, yang berjalan di sampingnya. Meskipun wajahnya tampak tenang, matanya yang tajam menunjukkan kekhawatiran. "Mereka akan datang setelah kita," kata Mei Hua, nadanya lebih dingin dari biasanya. "Kita tidak punya banyak waktu."
Xiao Shao mengangguk, merasakan getaran yang semakin meningkat di dalam tubuhnya. "Kita harus keluar dari sini dan mencari tempat yang aman. Aku tahu Bayangan Hitam tidak akan mudah menyerah, dan mereka pasti akan mengirimkan lebih banyak orang untuk mengejar kita."
Mei Hua menatapnya dengan penuh perhatian. "Kau benar. Tapi aku tidak bisa melarikan diri tanpa menemukan saudaraku. Aku tahu dia masih hidup, dan aku akan mencarikannya meskipun harus berhadapan dengan mereka."
Xiao Shao mengerti tekad di balik kata-kata Mei Hua. Meskipun mereka baru saja menghadapi pertempuran yang penuh bahaya, rasa solidaritas di antara mereka semakin kuat. Mereka tidak hanya berjuang untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk sesuatu yang lebih besar—sebuah tujuan yang lebih tinggi dari sekadar bertahan hidup.
---
Beberapa hari setelah pertempuran di markas Bayangan Hitam, Xiao Shao dan Mei Hua akhirnya tiba di sebuah desa terpencil yang jauh dari jangkauan kota. Tempat itu terletak di kaki pegunungan yang tinggi, jauh dari perhatian orang banyak. Mereka memutuskan untuk beristirahat di desa itu, bersembunyi sementara waktu dan merencanakan langkah berikutnya. Namun, meskipun mereka merasa relatif aman untuk sementara, perasaan gelisah tetap menghantui Xiao Shao.
Malam itu, saat mereka berdua duduk di sekitar api unggun di luar rumah tempat mereka menginap, Xiao Shao memutuskan untuk berbicara. "Mei Hua," katanya dengan suara tenang, "apa yang sebenarnya kau cari di dunia ini? Apa yang membuatmu begitu gigih mencari saudarimu?"
Mei Hua terdiam sejenak, matanya menatap api unggun yang menyala, wajahnya terlihat seperti mengingat sesuatu yang jauh. "Aku... tidak tahu harus mulai dari mana. Saudaraku adalah segalanya bagiku. Kami berdua tumbuh bersama, dan kami berdua tahu apa yang harus dilakukan untuk bertahan hidup. Namun, suatu hari, dia menghilang. Aku tahu dia terlibat dengan Bayangan Hitam, tapi aku tidak tahu kenapa dia memilih jalan itu. Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi padanya, dan jika ada cara untuk membawa dia keluar dari sana."
Xiao Shao mendengarkan dengan seksama, merasa semakin dekat dengan Mei Hua. Meskipun ia tahu bahwa dia memiliki tujuan yang sangat kuat, Xiao Shao bisa merasakan ada sesuatu yang lebih dalam di dalam diri Mei Hua—sesuatu yang sangat pribadi dan mungkin sangat menyakitkan. "Aku mengerti," katanya lembut. "Aku akan membantumu menemukan saudarimu, Mei Hua. Kita akan melalui ini bersama."
Mei Hua tersenyum, meskipun ada kesedihan yang terlihat jelas di matanya. "Terima kasih, Xiao Shao. Tanpamu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Kau sudah banyak membantu."
---
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Desanya yang aman sementara kini bukanlah tempat yang dapat mereka tinggali lama. Mereka harus kembali ke kota besar dan menghadapi tantangan yang lebih besar. Namun, kali ini, mereka berdua tahu bahwa mereka tidak hanya berjuang melawan Bayangan Hitam, tetapi juga melawan dunia yang penuh dengan kekuatan-kekuatan gelap dan misteri yang tak terungkapkan.
Perjalanan mereka membawa mereka kembali ke kota, namun dengan persiapan yang lebih matang. Xiao Shao melatih dirinya lebih keras, memfokuskan diri pada penguasaan teknik kultivasi yang lebih dalam. Ia ingin memastikan bahwa ia siap menghadapi setiap bahaya yang mungkin muncul di depan mereka. Sementara itu, Mei Hua terus menyelidiki informasi tentang saudaranya dan Bayangan Hitam, berusaha mencari petunjuk yang bisa membawa mereka lebih dekat ke tujuannya.
Suatu hari, setelah beberapa minggu perjalanan, mereka tiba di sebuah tempat yang sangat berbeda dari apa yang pernah mereka lihat sebelumnya. Di sebuah area terbengkalai di pinggir kota, mereka menemukan sebuah bangunan tua yang tampaknya menjadi tempat penyimpanan barang-barang. Mei Hua berhenti sejenak, matanya berkilat tajam. "Ini adalah tempat yang aku cari," katanya dengan suara pelan.
Xiao Shao memandang bangunan itu dengan hati-hati. "Apa yang ada di dalam?"
Mei Hua mengangguk. "Aku yakin ini adalah tempat di mana Bayangan Hitam menyembunyikan informasi tentang orang-orang yang telah mereka tangkap. Jika aku bisa mendapatkan informasi tentang saudaraku di sini, ini akan menjadi langkah besar."
Mereka berdua memasuki bangunan itu dengan hati-hati, mencermati setiap gerakan mereka. Di dalam, suasana gelap dan penuh dengan debu. Barang-barang tergeletak di sekeliling, beberapa di antaranya tampak seperti barang yang telah lama tidak dipakai. Namun, di bagian belakang ruangan, mereka menemukan sebuah meja besar yang dipenuhi dengan dokumen-dokumen tertutup rapat.
Mei Hua segera memeriksa dokumen-dokumen itu dengan cepat, matanya berkilat saat menemukan sesuatu yang penting. "Ini dia! Ini petunjuk tentang saudaraku!" serunya dengan suara bergetar.
Xiao Shao mendekat, melihat dengan seksama apa yang ditemukan Mei Hua. "Apa itu?"
Mei Hua menghela napas, membuka salah satu dokumen dengan hati-hati. "Saudaraku—dia ada di dalam sebuah fasilitas rahasia, jauh di dalam pegunungan utara. Bayangan Hitam menyembunyikannya di sana. Aku harus pergi ke sana dan membawanya keluar."
Xiao Shao menatap Mei Hua, perasaan cemas mengalir di dalam dirinya. "Ini akan sangat berbahaya. Kita harus siap menghadapi apa pun yang ada di sana."
Mei Hua mengangguk tegas, matanya penuh tekad. "Aku tahu. Tapi aku sudah tidak punya pilihan lain. Aku akan membawanya pulang."
Xiao Shao tahu bahwa ini adalah ujian besar bagi mereka berdua. Mereka tidak hanya akan melawan Bayangan Hitam, tetapi juga menghadapi kekuatan yang lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan. Namun, Xiao Shao merasa bahwa perjalanan mereka belum selesai—bahkan ini baru permulaan. Jika mereka berhasil melewati ini, mereka akan mendapatkan lebih dari sekadar kekuatan. Mereka akan menemukan makna dari setiap langkah yang mereka ambil bersama.
Petualangan mereka menuju pegunungan utara pun dimulai.