Chapter 11 - Jejak yang Tak Terungkap

Kehidupan di kota besar itu semakin rumit, dan Xiao Shao mulai merasakan adanya bahaya yang lebih besar mengintai di setiap sudutnya. Begitu ia mulai mengikuti jejak yang ditinggalkan Mei Hua, ia merasa semakin dekat dengan sesuatu yang sangat kuat, namun juga sangat gelap. Setiap langkahnya di kota itu membawa ia semakin jauh dari kehidupan yang biasa ia kenal, membawa ia menuju dunia yang penuh dengan rahasia yang sulit untuk dipahami.

Mei Hua memimpin Xiao Shao ke sebuah gang sempit yang dipenuhi dengan pintu-pintu tertutup rapat. Di ujung gang, sebuah pintu besar yang terbuat dari kayu tua menunggu mereka. Tidak ada tanda atau nama di atasnya, hanya sebuah simbol yang terukir samar di atas pintu—sebuah tanda yang tampaknya mewakili sebuah kelompok atau organisasi rahasia yang sangat kuat.

"Apa ini?" tanya Xiao Shao dengan suara rendah, matanya tetap tertuju pada pintu besar itu.

Mei Hua menatap pintu itu sejenak, matanya tampak penuh dengan kenangan kelam. "Ini adalah markas dari 'Bayangan Hitam'," katanya pelan. "Organisasi yang mengendalikan sebagian besar kegiatan ilegal di kota ini. Mereka kuat, sangat kuat, dan sangat berbahaya. Tidak banyak yang berani melawan mereka."

Xiao Shao mendengarkan dengan seksama, memahami bahwa ini bukan sekadar urusan kecil. "Jadi, kenapa kita datang ke sini? Apa yang mereka sembunyikan?"

Mei Hua menghela napas dalam-dalam. "Aku sedang mencari seseorang. Seorang yang hilang dalam organisasi ini. Dia adalah saudaraku, dan aku yakin dia masih hidup. Tapi untuk menemukannya, aku harus menyusup ke dalam dunia ini. Dan aku butuh bantuanmu, Xiao Shao."

Kata-kata Mei Hua mengejutkan Xiao Shao. Ia tidak mengira bahwa ini adalah alasan di balik perjalanan mereka ke kota ini. Ia menyadari bahwa ia tidak hanya berada di sini untuk menemukan jawaban bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk membantu seseorang yang telah kehilangan segalanya. Meskipun ada rasa curiga yang mendalam terhadap Bayangan Hitam, Xiao Shao merasa ada sesuatu yang lebih besar yang harus ia lakukan—sesuatu yang mungkin akan mengubah takdirnya selamanya.

"Apa yang perlu aku lakukan?" tanya Xiao Shao, dengan nada yang tegas. "Aku akan membantumu."

Mei Hua menatapnya dengan mata yang penuh rasa terima kasih. "Kita harus masuk ke dalam, tanpa mereka mengetahuinya. Ada sebuah jalur tersembunyi yang hanya diketahui oleh mereka yang telah menyusup sebelumnya. Aku tahu cara untuk memasukinya, tapi kita harus sangat hati-hati. Mereka tidak akan ragu untuk menghapus siapa pun yang mencoba mengkhianati mereka."

Xiao Shao mengangguk. Ia tahu bahwa dunia ini penuh dengan bahaya yang mengintai di setiap sudutnya, dan apa yang mereka lakukan sekarang bisa berakibat fatal jika mereka tidak berhati-hati. Namun, ia juga tahu bahwa ini adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang selama ini mengganggu dirinya.

---

Mereka berdua memasuki markas Bayangan Hitam melalui pintu tersembunyi yang hanya diketahui oleh sedikit orang. Begitu mereka masuk, mereka disambut oleh dunia yang sangat berbeda dari yang pernah mereka bayangkan. Di dalam markas itu, segala sesuatu terasa gelap dan penuh ketegangan. Suasana yang suram dan penuh ancaman, di mana setiap langkah terdengar seperti gema yang mengingatkan mereka akan bahaya yang mengintai.

Mei Hua berjalan dengan langkah hati-hati, memimpin Xiao Shao melalui lorong-lorong yang sempit dan gelap. Mereka melewati beberapa ruang yang tampak seperti ruang latihan dan ruang pengawasan, tempat orang-orang yang tampaknya berlatih atau berbisnis dengan cara yang tidak sepenuhnya sah. Namun, mereka tidak berhenti di sana—tujuan mereka lebih jauh, menuju sebuah ruangan yang tersembunyi di dalam markas itu, tempat di mana informasi yang mereka butuhkan bisa ditemukan.

Setelah beberapa waktu berjalan, mereka tiba di depan sebuah pintu besar yang tertutup rapat. Mei Hua memandang pintu itu dengan penuh kecemasan, namun juga dengan tekad yang kuat. "Ini adalah tempat terakhir yang kita tuju. Di balik pintu ini, ada banyak hal yang harus kita hadapi. Tapi ini satu-satunya cara untuk menemukan saudaraku."

Xiao Shao mengangguk, meneguhkan tekad dalam dirinya. "Aku siap."

Dengan satu gerakan cepat, Mei Hua membuka pintu itu, dan mereka melangkah masuk ke ruangan yang gelap. Begitu mereka berada di dalam, suasana terasa sangat berat. Di tengah ruangan, ada sebuah meja besar yang dipenuhi dengan peta-peta dan dokumen yang tersebar di seluruh permukaan. Ada beberapa kursi, dan di salah satu kursi, duduk seorang pria berpakaian gelap, dengan wajah yang tersembunyi di bawah topi besar.

"Siapa kalian?" pria itu bertanya dengan suara rendah dan dalam, matanya memandang mereka dengan tajam.

Mei Hua tidak menunjukkan rasa takut. "Kami di sini untuk mencari orang yang hilang. Dia adalah bagian dari organisasi ini, dan kami ingin tahu di mana dia sekarang."

Pria itu tertawa pelan, suara tawa itu terasa dingin dan penuh perhitungan. "Kalian berani sekali. Tapi, kalian tidak akan mendapatkan jawaban yang kalian cari begitu saja. Bayangan Hitam tidak pernah mengizinkan siapapun keluar begitu saja."

Tiba-tiba, beberapa orang berpakaian hitam muncul dari bayang-bayang, mengelilingi mereka dengan senjata terhunus. Xiao Shao langsung merasakan ketegangan yang meningkat. Tidak hanya ini adalah pertempuran melawan organisasi yang kuat, tetapi juga pertarungan untuk hidup mereka.

Mei Hua bergerak cepat, melepaskan dua pisau kecil yang disembunyikan di balik bajunya, melemparkannya dengan presisi ke arah dua orang di dekatnya. Sementara itu, Xiao Shao mengambil posisi bertarung, tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya berkat latihan kultivasi yang terus ia jalani. Kecepatan dan kekuatannya semakin meningkat, dan ia merasakan aliran energi di dalam tubuhnya, siap untuk melepaskan potensi penuhnya.

Pertarungan pun dimulai. Xiao Shao bertarung dengan gerakan cepat dan terarah, memanfaatkan setiap celah yang ada dalam pertahanan musuh. Li Yun, yang telah melatihnya, mengajarinya untuk selalu tenang dan memanfaatkan kecepatan dan ketepatan serangan, bukan hanya kekuatan bruta. Setiap gerakan Xiao Shao terasa seperti tarian yang mematikan, dengan setiap serangan yang dilancarkan dengan ketepatan yang mengagumkan.

Namun, meskipun ia mampu mengalahkan beberapa lawan, jumlah mereka terus bertambah, dan musuh yang ada di dalam ruangan itu semakin kuat. Xiao Shao tahu bahwa ia harus bertindak cepat, atau mereka akan terkepung.

Dengan keberanian yang mengalir dalam dirinya, Xiao Shao mengaktifkan teknik kultivasi yang paling kuat yang ia pelajari—serangan yang memusatkan seluruh kekuatannya dalam satu titik. Ia melangkah maju dengan kecepatan luar biasa, menghantam musuh terakhir dengan pukulan yang begitu kuat, hingga musuh itu terlempar jauh ke dinding.

Saat keheningan tercipta setelah pertarungan itu, Xiao Shao menatap Mei Hua, yang tampak lelah namun masih berdiri tegak. "Kita harus pergi, Mei Hua. Kita sudah mendapatkan apa yang kita cari."

Mei Hua mengangguk, wajahnya penuh tekad. "Ayo pergi. Tetapi ini baru permulaan. Bayangan Hitam tidak akan membiarkan kita begitu saja."

Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan itu, siap menghadapi dunia yang lebih berbahaya di depan mereka.