"Aduuuh susah banget sih~!"
Sebuah barang yaitu kotak kardus sedang dipegang oleh kedua tangan dengan kulit yang mulus, tangan itu milik seorang gadis berambut pirang dengan rambut yang diikat nya dengan pita biru muda menjadi twin tail dengan rambutnya yang sampai bahu, memiliki mata biru layaknya lautan yang indah, memakai seragam Diver Series Academy umum yang dipakai setiap siswi.
Dengan menggunakan kursi, Ia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kotak kardus yang sedang ia pegang ke atas lemari yang dekat dengan pintu masuk ke ruangan tersebut.
"Sedikit lagi~!"
Seseorang sedang berjalan di lorong yang bersebelahan dengan ruang gadis berambut pirang.
Nathankato menyadari ada suara di salah satu ruangan di dekat lorong.
Matanya menyipit.
"...?"
Gadis berambut pirang berhasil mengembalikan kotak kardus pada tempatnya.
"Berhasil!"
HUUGHH
Tetapi pintu ruangannya tergeser secara keras, membuatnya kaget seketika.
"....!?"
DUAGHH
Ia pun terjatuh dari kursi yang dinaikinya, bagaikan penyelamat, Nathan tertimpa gadis berambut pirang yang jatuh tersebut. Dengan posisi yang lumayan mengenakkan bagi laki-laki.
Gadis berambut pirang itu terbaring diatas tubuh Nathan yang terbaring di depan pintu.... Posisi yang cukup berbahaya.
Keduanya mengerang akibat jatuhnya mereka yang sedikit menyakitkan, sambil mata mereka yang tertutup.
"Errrrgh... Uhh"
"Argh..."
Gadis berambut pirang segera membuka matanya, menyadari bahwa ia terjatuh tepat diatas laki-laki yang masih belum ia kenal.
Payudaranya yang bisa dikatakan besar menyentuh bagian tubuh Nathan, seketika membuatnya pipinya memerah.
Matanya kemudian tertuju pada tanduk biru dikepalanya, menyadari akan suatu hal.
"Ooh!"
"Maaf mengganggumu, ini mungkin momen yang enak tapi... tolong bangun?"
"O oh!"
Gadis berambut pirang itu segera bangun dari tubuh laki-laki yang tidak ia kenal.
Setelah gadis itu bangun, Nathan hanya mengerang karena tertimpa tubuh seorang gadis yang sebenarnya itu tidak terlalu berat tapi ia terjatuh tepat dada Nathan.
"Sial! Baru aja sembuh, eh malah ketiban cewek!"
"K—kamu baik-baik saja?"dengan muka bersalah.
Tapi Nathan segera menyangkal rasa bersalah gadis itu, dan segera berdiri.
"Tidak apa-apa... Gua baik-baik saja, tenang."
Setelah itu, gadis itu bertanya pada Nathan.
"Kamu... Isurugi Nathankato bukan? Apa yang sedang kamu lakukan disini?"
Seketika Nathan terkejut dan berkata pada gadis itu.
"Gua hanya sedang mencari suatu hal, maksudnya di jam istirahat ini aku sedang bosan dan keliling sekolah. Kalau begitu ku berikan beberapa pertanyaan?"
"Ya?"
"Pertama, bagaimana kau bisa tahu namaku?"
Gadis itu menunjuk tanduk biru dikepalanya.
"Itu."
Nathan menghela nafasnya, sudah menduga jawaban itu.
"Yaudah, yang kedua, Kenapa kau bisa ada disini?"
"Hmmm.. begini!"
Gadis berambut pirang itu menaruh jadi telunjuk di bibirnya, berpikir sebentar, lalu menceritakan kepada Nathan bagaimana ia bisa ada di ruangan itu.
———
Lima menit yang lalu....
Gadis berambut pirang itu menggeser pintu ruangan di dekat lorong, memasukinya, mengecek kondisi dengan melihat ke sekelilingnya.
Ia menemukan sebuah kotak kardus berada di lantai.
Wajahnya jadi kecewa dengan apa yang ia temukan.
"Ternyata hanya kardus, haduh."
Gadis itu mengambil kardus itu dengan kedua tangannya, melihat-lihat dan menyimpulkan bahwa kardus itu jatuh dari atas lemari dekat dengan pintu masuk.
"Jatuh dari situ ya."
Ia pun mencoba untuk mengembalikan kotak kardus itu ke tempatnya, tapi tidak bisa.
Mencoba berjinjit pun masih sama saja, ia tidak bisa mengembalikannya.
Gadis berambut pirang itu menggunakan sebuah kursi, menaikinya, lalu dengan sekuat tenaga yang ia punya mencoba untuk mengembalikan kotak kardus yang ia pegang ke atas lemari.
———
"Dan akhirnya aku berhasil. tetapi saat pintu masuk tiba-tiba tergeser, aku langsung panik dan akhirnya terjadilah peristiwa tadi."
Nathan mengangguk-angguk, memahaminya situasinya.
"Oooh oke oke."
Namun, sesuatu membuatnya penasaran, lalu menatap kearah kardus yang tadi dipegang oleh gadis itu.
"Aku masih memiliki pertanyaan."
"Hm?"
Nathan bertanya pada gadis tersebut terkait kardus yang jatuh.
"Kenapa kardus itu bisa terjatuh dengan sendirinya?"
Mendengar pertanyaan itu, gadis berambut pirang itu juga malah kebingungan.
"Eh...?"
"Tidak mungkin suatu benda akan terjatuh dari suatu lemari tanpa ada suatu penyebab. Yang berarti kardus itu akan jatuh jika memang ada yang mendorong dengan sengaja ataupun tidak sengaja."
"Soal itu... Aku juga tidak tahu. Saat jalan di lorong aku hanya mendengar suara barang jatuh di ruangan ini. Mungkin itu karena angin?"
"Angin?"
Sebelum Nathan bisa membalas, suara bel tiba-tiba bunyi.
"Waah Sudah bel ya! aku pergi dulu ya! Sampai jumpa lagi, Isurugi—San!"
"Ya."
Gadis berambut pirang itu pergi meninggalkan Nathankato untuk pergi ke kelasnya yang ada di lantai dua, sedangkan Nathan masih berada di lantai tiga.
Ia menghela nafasnya.
"Haaa"
Kemudian matanya tertuju pada sebuah celah di yang kecil di jendela. Tapi ada sesuatu yang tidak beres.
(Sepertinya, dugaan dia benar ya.)
Nathankato kemudian kembali ke kelasnya.
Nathan masih memikirkan kejadian barusan saat ia melangkah masuk ke kelas. Suasana langsung berubah begitu ia duduk di kursinya, mendengar suara Bu Miyamura yang mulai menjelaskan pelajaran hari ini kepada siswa dikelasnya tentang sihir yang menjadi hal yang umum di dunia.
"Nah, seperti yang kalian ketahui, sihir adalah salah satu kekuatan yang dimiliki oleh semua Diver, Selain memberi senjata pada penggunanya. Dengan banyak sekali tipe yang ada di dalamnya."
Semua murid nampak memerhatikan penjelasan yang tentu saja penting bagi mereka.
Kemudian Bu Miyamura mencoba bertanya pada murid-muridnya.
"Sekarang mari kita bahas beberapa tipe sihir yang ada."
Nathankato menyadari bahwa sihir sudah ia pelajari dari kecil dan mempertanyakan hal yang mengganjal pikirannya.
"(Aku jadi ingin tahu, kenapa hal ini masih saja dibahas disetiap jenjang pendidikan?, Bukannya hal ini pasti sudah di pelajari oleh anak sekolah dasar?)"
Gumaman nya didengar oleh Rezon, yang langsung bergumam pada Nathan.
"(Bergumam sendiri saja tidak ada gunanya loh.)"
"(Hah?)"
"(Apa yang kau katakan itu nampak ada benarnya. Pertanyaan tentang kenapa disetiap jenjang pendidikan selalu saja ada pembahasan tentang sihir, yang seharusnya sudah dipelajari oleh seseorang saat masih kecil.)"
"(Benar kan.)"
"(Tapi, kalau dipikir-pikir, mungkin karena pemikiran setiap orang beda. Anak kecil lebih memilih main ketimbang belajar sihir secara mendalam.)"
Nathan berpikir sejenak.
"(Sepertinya kau benar.)"
"(Ya kan.)"
Meski begitu, Nathan masih tampak meragukan apa yang dikatakan oleh Rezon barusan. Tapi terlalu memikirkan itu bukannya tidak baik ya?
Seusai kelas...
"Sihir ya. Gua jadi ingat Diver milik Samasaki—san menggunakan "Water" ke lava Revolt. Hmmm..."
Sihir membuat Nathan semakin penasaran.
Kemudian, Nathan mampir ke perpustakaan megah di Diver Series Academy.
Sebuah bangunan luas dengan rak-rak tinggi yang dipenuhi ribuan buku. Langit-langitnya menjulang dengan lampu yang berpendar hangat, sementara aroma khas kertas dan tinta memenuhi udara, menciptakan suasana tenang yang cocok untuk tenggelam dalam lautan pengetahuan. Lalu tambahan jendela besar yang bisa menemani ketenangan seseorang saat membaca di meja dan kursi yang rapi didekatnya.
Dengan Nathan yang tampaknya akan tenggelam dalam lautan pengetahuan karena menghela nafas lega—membuat rasa rindunya kembali pada masa lalu saat ia sering membaca buku bersama Fionna.
(Buku pengetahuan... Jadi rindu masa kecil gua.)
Haaa...
(Gua tahu gua udah lama sekali mempelajari hal ini, tapi ini saatnya kembali membaca buku penjelasan sihir yang lebih lengkap disini.)
Ia kemudian membawa salah satu buku yaitu The Terminology of Magic.
"Mari kita coba."
Nathan duduk di kursi dengan meja lalu membuka buku itu. Membacanya setiap paragrafnya.
...
"Sihir. Kata yang sering didengar oleh telinga semua orang di dunia, Adalah sebuah kekuatan yang berpusat pada Mana milik suatu makhluk yang hidup lebih lama dari manusia, Diver. Para diver bisa menggunakan kekuatan sihir dengan menggunakan Mana (MP/Mana Point) mereka untuk bisa mengeluarkan semacam energi yang berpengaruh pada kehidupan maupun pertarungan.
Sihir ini juga bisa digunakan untuk apa saja, bukan hanya untuk pertarungan tetapi juga kehidupan sehari-hari. Seperti contoh dapat menyembuhkan seseorang dengan sihir dan lain sebagainya.
Sihir terbagi menjadi beberapa macam kategori atau tipe. Berikut ini adalah Tipe-tipenya:
1. Elemagica
Sihir yang paling umum Diver di Eos. Sihir yang digunakan adalah elemen alam yang ada di dunia seperti Api, Es, Listrik, angin, air dan lain sebagainya. Elemagica juga terbagi menjadi beberapa macam kategori yaitu Fire/Fira/Firaga, Blizzard/Blizzara/Blizzaraga, Thunder/Thundera/Thunderaga, dan lain sebagainya. Bahkan sihir seperti Cahaya dan kegelapan bisa saja digunakan oleh Diver, tapi tidak semuanya bisa.
2. Supmagica
Adalah sihir yang bertindak sebagai support atau sihir pendukung dari Diver. Biasanya digunakan oleh pengguna Diver sebagai sihir penyembuh diri sendiri akibat serangan. Sihir memiliki kemampuan Buff atau Debuff kepada diri sendiri atau lawan. Buff diantaranya adalah Cure/Cura/Curaga, Protect, Amplifier dan Mana Regen. Debuff diantaranya adalah Poison, Paralyze, dan Silence.
3. Unimagica
Unimagica adalah sihir unik milik Diver yang memiliki kekuatan khusus dibanding dua sihir tadi. Yaitu seperti contoh dapat menciptakan dan mentransformasi yang berpengaruh pada realitas yang ada. Dengan demikian, maka Diver dapat menciptakan sebuah sihir yang berfokus pada pikiran pengguna yang dapat menjadi kenyataan. Beberapa kemampuannya adalah
—Creations, Semacam kemampuan yang dapat menciptakan sesuatu seperti senjata atau benda melalui pikiran pengguna.
—Transformation, kemampuan yang dapat mengubah diri atau seseorang menjadi sesuatu yang diinginkan, kemampuan yang jarang sekali digunakan oleh para ahli karena terlalu mengerikan.
—Warp, Seperti namanya melengkungkan atau pembengkokan terhadap sesuatu yang sudah atau akan terjadi. Bukan hanya itu tapi bisa saja membengkokkan realitas yang ada menjadi realitas yang diinginkan, tetapi kemampuan ini dilarang digunakan oleh para diver, sama halnya dengan Tranformation.
—Chrono Break, semacam kemampuan yang dapat mengubah aliran waktu.
—Summoning, kemampuan yang dapat memanggil suatu hal baik itu benda ataupun suatu makhluk, dan masih banyak lagi lainnya dari Unimagica."
...
Itulah penjelasan rangkuman yang dibaca oleh Nathan di buku The Terminology of Magic.
Nathan sudah paham bagaimana sihir berkerja di Eos. Ingatan akan masa lalu kembali ke otaknya, mengingat penjelasan Fionna tentang hal sihir kepadanya.
"Jadi begitu ya, semua kategori sihir di Eos. Semua hal sihir ini selalu saja mengingatkan gua pada Fionna. Singkatnya, sihir milik diver terbagi menjadi tiga kategori yaitu Elemagica, Sihir yang fokus pada elemen alam. Supmagica, Sihir support yang dimiliki oleh Diver, Dan Unimagica, sihir unik milik Diver yang memiliki kekuatan khusus dibanding dua sihir tadi dengan kemampuan yang dapat mengubah pikiran menjadi realita."
Setelah membaca buku The Terminology of Magic itu dan merasa cukup puas akan penjelasan di buku itu, Nathan kemudian bangun dari kursi.
"Baiklah, ku cukupkan sampai di sini saja. Nanti ku baca lagi secara lengkap."
Ia mengambil dan memegang buku itu dengan niatan untuk mengembalikannya ke tempatnya, tetapi niat itu kemudian terhalang sementara oleh seorang gadis yang tiba-tiba sekali menghampirinya.
Dengan wajah cantik yang dipadukan dengan rambut putih yang panjangnya mencapai punggung, bermata biru cerah yang indah, memiliki payudara yang cukup besar tetapi tidak terlalu besar, dan mengenakan pakaian Seragam sekolah wanita Diver Series Academy.
"Anu, Permisi..."
Dengan sopan, ia permisi pada Nathan yang baru selesai membaca buku dan hendak mengembalikannya.
"Iya?"
Gadis itu bertanya pada Nathan, apakah ia bisa meminjam buku yang dibaca oleh Nathan atau tidak.
"Apakah buku itu bisa aku pinjam?"
"Buku ini? Yah, Uh silahkan."
Nathan memberikan buku The Terminology of Magic itu padanya, dengan diterima olehnya dengan senang hati. Setelah itu ia mengucapkan terimakasih pada Nathan.
"Terimakasih~"
"Sama-sama~. Kamu juga tertarik dengan buku itu?"
"Sebenarnya, aku tidak terlalu tertarik sih cuman ya aku hanya penasaran aja dan sedang ingin mempelajari hal-hal tentang Diver dan Revolt. Itu aja sih."katanya dengan tersenyum ramah.
Nathan terkekeh. Dan memutuskan untuk pulang karena urusannya dengan buku telah selesai hari ini.
"Begitu ya. Kalau begitu, sampai jumpa lagi~"
Sesaat sudah beberapa melangkah, tiba-tiba gadis itu menghentikan langkahnya yang hendak pergi.
"Tunggu...!"
Nathankato berbalik badan dan mempertanyakan kepadanya.
"Ada apa?"
"Kau melupakan smartphone mu."
Siswi itu memberikan smartphone milik Nathan kepada Nathan, kemudian Nathan menerima dengan senang dan berterimakasih kepadanya.
Itu adalah kesalahan Nathan yang menaruh Smartphone sembarangan di tempat umum yang meski perpustakaan ini adalah fasilitas sekolah.
"Oh iya, sampai kelupaan aku menaruh Smartphone ku di meja. Terimakasih banyak."
"Sama-sama~, ngomong-ngomong kamu itu Isurugi Nathankato kan?"
Nathankato mengiyakan pertanyaan itu, tetapi berbalik bertanya layaknya orang idiot. Dengan didalam batinnya yang mengetahui mengapa ia tahu namanya.
(Gua tahu sih, dia tahu nama gua karena tanduk ini. Sialan emang ni tanduk.)
"Ya, emangnya ada apa ya?"
Tiba-tiba dia terdiam mematung tanpa ekspresi apa-apa—saat ditanya oleh Nathan, ia kembali seperti tadi.
"Eh apa ada yang salah?"
"Tidak-tidak~ kalau begitu aku mau baca buku dulu ya. Oh iya, Namaku Kurashina Misaki, senang bertemu denganmu, Isurugi-san~"
"Ya... Sampai jumpa lagi."
Kurashina duduk di kursi untuk membaca buku The Terminology of Magic tadi, sedangkan Nathankato melangkah keluar dari perpustakaan untuk kembali ke asrama.
———
Di dalam gereja tua yang gelap, di ruang tengah gereja, Orion mempertanyakan hal yang dilakukan oleh Kanuzaki daritadi, yang hanya duduk santai di kursi sambil menyandarkan punggungnya dan matanya yang tertutup.
"Apa yang kau rencanakan sekarang, Kanuzaki?"
Kanuzaki membuka matanya, menjawab pertanyaan dari Orion.
"Informasi yang kudapat dari seseorang penyusup kita di akademi akan sangat berguna sekali untuk kedepannya."
"Apa? Informasi?"
"Tachibana Hayase sudah melakukan tindakan untuk mengutus Isurugi Nathankato dan Samasaki Sarasa untuk melawan Revolt kedepannya jika menyerang akademi."
"Isurugi Nathankato?"
"Dan juga pihak sekolah nampaknya menutupi kejadian penyerangan lava Revolt itu. Mereka mencoba untuk tidak membuat murid-muridnya panik di kala semuanya masih belajar dalam menggunakan hati mereka terhadap Diver."
Rin juga yang sedang berdiri juga kemudian berbicara.
"Lalu apa rencanamu selanjutnya?"
"Kita akan terus mengirim Revolt untuk melawan akademi, meski memang akan tetap dihalangi oleh Isurugi Nathankato dan Samasaki Sarasa."
Kanuzaki kembali menutup matanya, resonansi tiba-tiba terjadi antara ia dengan seseorang di akademi.
———
Seorang pria berpakaian seperti seorang polisi atau penjaga di akademi berwarna biru dan bertopi biru yang sedang berdiri di atas salah satu gedung sembari menatap kearah depan.
Wajahnya tidak diketahui, hanya terlihat bagian mulutnya saja.
"Baiklah, akan segera ku laksanakan."
Ia berbicara sendiri tanpa didengar oleh orang lain di sekitar.
Kemudian ia tersenyum menyeringai licik yang seakan tahu apa yang harus ia lakukan kedepannya.
Tetapi senyuman hilang setelah pintu di belakangnya terbuka secara cepat, kemudian ia berbalik kearah belakang.
Melihat seorang polisi yang berpakaian sama sepertinya. Dengan label nama Rukio di samping kiri pakaiannya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Polisi tadi tersenyum ramah padanya dan memberi tahu bahwa ia hanya sedang berpatroli.
"Saya hanya sedang berpatroli sambil melihat sekitar dari sini, pak Rukio."
"Oh begitu ya, baguslah kalau begitu. Teruskan kerjamu, saya pergi dulu, Permisi."
"Ya."
Pak rukio pergi meninggalkan polisi dengan masuk lagi kedalam pintu.
———
Di dalam gereja tua yang gelap, Kanuzaki masih duduk bersandar di kursi.
"Informasi dari penyusup kita di akademi... akan sangat berguna."
Senyum licik terbentuk di wajahnya.
(Permainan ini baru saja dimulai.)