Chereads / Immortal Cultivation: Beyond Revenge - For Love and Eternity / Chapter 7 - Bab 6: Pertarungan yang Menentukan

Chapter 7 - Bab 6: Pertarungan yang Menentukan

Lima tahun telah berlalu sejak Yan Ling bergabung dengan Sekte Longquan. Dalam waktu yang relatif singkat, ia telah mencapai perkembangan yang luar biasa, melampaui banyak kultivator yang lebih tua darinya. Kini, ia berada pada Tingkat 13 dalam Qi Purification, sebuah tahap tinggi yang sangat jarang dicapai dalam waktu yang begitu singkat. Dengan pedang spiritual yang selalu setia menemaninya, Yan Ling semakin kuat, dan tekadnya semakin membara untuk mencapai tujuannya—balas dendam kepada Sekte Yuhuan dan membuktikan bahwa ia layak berada di puncak.

Tetua Sekte Longquan, yang telah mengamati perkembangan Yan Ling dengan cermat, merasa sangat kagum dengan kemajuan anak muda itu. Dalam beberapa kesempatan, Tetua Sekte itu telah memberikan petunjuk dan nasihat, namun dia menyadari bahwa kemampuan dan tekad Yan Ling telah melebihi apa yang bisa dia ajarkan. Yan Ling telah mencapai puncak potensinya pada Tingkat 13 Qi Purification, dan para senior serta anggota sekte lainnya mulai merasa terinspirasi oleh keberhasilannya.

Hari itu di Sekte Longquan, para anggota sekte sedang berkumpul di lapangan latihan besar, yang biasanya digunakan untuk ujian dan latihan tempur. Hari itu, sebuah pertarungan besar akan dilaksanakan antara para anggota muda dan senior mereka. Tujuan dari pertarungan ini adalah untuk menguji kemampuan dan memberikan pengalaman langsung dalam pertarungan.

Namun, ada satu kejutan besar yang telah disiapkan oleh Tetua Sekte Longquan. Para anggota sekte sudah berkumpul, dan mereka berbisik-bisik satu sama lain, menunggu siapa yang akan dipilih untuk bertarung dengan para senior mereka. Semua mata tertuju pada Tetua Sekte yang berdiri dengan tenang, menilai situasi dengan ketajaman seorang petarung berpengalaman.

Tiba-tiba, Tetua Sekte itu mengangkat tangannya dan berkata dengan suara yang tegas namun penuh kebijaksanaan, "Hari ini, kita akan memiliki pertarungan yang berbeda. Yan Ling, kamu akan bertarung dengan aku."

Keheningan langsung menyelimuti lapangan. Para anggota sekte terkejut mendengar perintah itu. Yan Ling, yang pada saat itu sudah dikenal sebagai kultivator muda yang sangat berbakat, dipilih untuk bertarung melawan Tetua Sekte yang sudah terkenal akan kekuatannya. Tidak ada yang menyangka bahwa Tetua Sekte akan memilih Yan Ling untuk bertarung dengannya. Para senior yang mendengar perintah itu pun terkejut, dan mereka tak yakin apakah Yan Ling bisa bertahan melawan Tetua yang telah menguasai seni kultivasi selama bertahun-tahun.

Namun, yang mengejutkan mereka lebih lagi adalah reaksi dari Yan Ling. Tanpa ragu dan tanpa menunjukkan sedikit pun ketakutan, Yan Ling melangkah maju dengan tenang menuju lapangan pertarungan. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya melangkah dengan langkah yang mantap, menunjukkan ketenangan dan kedewasaan yang jauh melampaui usianya.

Melihat reaksi Yan Ling, Tetua Sekte itu tersenyum tipis. "Anak muda, kamu memang menarik. Mari kita lihat sejauh mana kemampuanmu."

Para anggota sekte yang menyaksikan itu merasa tercengang. Mereka telah lama mengenal ketenangan dan kebijaksanaan Tetua Sekte, namun melihat bagaimana dia memperlakukan Yan Ling dengan penuh rasa hormat dan rasa ingin tahu membuat mereka semakin tertarik untuk menyaksikan pertarungan itu. Semua mata tertuju pada dua sosok yang kini berdiri berhadapan.

Pertarungan dimulai dengan cepat. Tanpa ada peringatan, Tetua Sekte itu mengayunkan tangannya, mengeluarkan gelombang Qi yang kuat yang seakan membelah udara. Yan Ling, dengan gerakan gesit, menghindar dengan mudah, menggunakan kecepatan luar biasa yang sudah ia latih selama bertahun-tahun. Meskipun Tetua Sekte itu jauh lebih berpengalaman, Yan Ling menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengendalikan Qi-nya, serta kecepatan gerakan yang menakjubkan.

Tetua Sekte itu tertawa kecil, "Bagus, anak muda. Kau berkembang lebih cepat dari yang aku bayangkan." Dia melanjutkan dengan serangan kedua yang jauh lebih kuat, melepaskan gelombang Qi dalam bentuk serangan jarak jauh yang bergerak cepat menuju Yan Ling. Namun, kali ini, Yan Ling memanggil pedang spiritualnya. Pedang itu bersinar terang, memancarkan aura yang kuat, dan seakan hidup dalam genggaman tangan Yan Ling.

Dengan keahlian yang terasah, Yan Ling mengarahkan pedang spiritualnya ke serangan yang datang, dan dengan satu tebasan cepat, pedang itu membelah gelombang Qi yang dilepaskan oleh Tetua Sekte. Para anggota sekte yang menyaksikan itu terperangah, tidak menyangka bahwa serangan yang begitu kuat dapat dihentikan dengan begitu mudah oleh Yan Ling.

Tetua Sekte itu tampak terkesan dengan kekuatan dan ketepatan serangan Yan Ling. "Kau memang luar biasa, anak muda," katanya sambil melangkah maju, bersiap untuk melancarkan serangan lebih lanjut.

Pertarungan terus berlangsung dengan intens. Setiap serangan yang datang dari Tetua Sekte dihadapi oleh Yan Ling dengan ketenangan dan kekuatan yang memadai. Pedang spiritualnya berkilau di udara, memotong Qi yang datang dan membalikkan serangan. Namun, meskipun Yan Ling sudah begitu kuat, ia tetap tidak bisa mengalahkan Tetua Sekte yang jauh lebih berpengalaman.

Di tengah pertarungan, sebuah serangan datang begitu cepat sehingga Yan Ling harus memfokuskan seluruh Qi-nya untuk bertahan. Serangan itu hampir mengenai tubuhnya, namun dengan gerakan gesit dan akurat, Yan Ling berhasil menghindar, meskipun pedangnya sempat melukai sedikit bagian dari tubuh Tetua Sekte. Luka itu bukan luka serius, tetapi cukup untuk menunjukkan bahwa Yan Ling bukanlah lawan yang mudah.

Tetua Sekte itu terkejut dan tersenyum penuh kagum, "Hebat, kau sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi. Meskipun hanya berada di tahap Tinggi Qi Purification, kamu mampu melukai aku." Dia kemudian berhenti dan melepaskan serangan terakhirnya dengan sangat kuat, membuat Yan Ling kewalahan untuk beberapa detik.

Namun, Yan Ling tetap berdiri tegak, meskipun napasnya agak terengah-engah. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan berkata dengan rendah hati, "Senior, terima kasih atas pertarungan ini."

Tetua Sekte itu tersenyum dengan bangga dan memberikan tepukan ringan di pundak Yan Ling. "Kau cukup kuat, Yan Ling. Bahkan, aku yakin kamu akan terus berkembang lebih jauh lagi. Jangan pernah berhenti untuk belajar dan mengasah dirimu."

Setelah pertarungan itu, Yan Ling mengundurkan diri dengan tenang. Meskipun dia kewalahan, ia merasa bangga dengan kemampuannya. Petualangannya masih panjang, dan dia tahu bahwa setiap pertarungan adalah langkah untuk mendekatkan diri pada tujuannya. Setelah pertarungan yang melelahkan itu, Yan Ling kembali ke tempat tinggalnya di Sekte Longquan, dan sejenak ia beristirahat, sebelum melanjutkan kultivasinya.

Dengan tekad yang semakin kuat, Yan Ling tahu bahwa langkah berikutnya akan semakin sulit, namun ia tidak akan mundur. Tak peduli seberapa keras jalan yang harus ia tempuh, ia akan terus maju, melawan segala rintangan yang ada di depannya.