Berhari-hari berlalu, dan Yan Ling terus berkultivasi dengan tekad yang semakin kuat. Kini, setelah bertahun-tahun berlatih, ia telah mencapai Tingkat Tinggi Qi Purification (Tingkat 13), sebuah pencapaian yang patut dibanggakan. Namun, meskipun telah mencapai tahap ini, Yan Ling tidak merasa puas. Di dalam dirinya, api dendam masih terus membara, dan ia tahu bahwa ia belum sepenuhnya kuat. Dendam terhadap Sekte Yuhuan yang telah membuangnya, serta perasaan tak terpuaskan terhadap pembunuhan ayahnya yang masih membekas dalam ingatan, membuatnya merasa bahwa perjalanan ini belum selesai.
Setiap hari, Yan Ling terus berlatih dengan penuh dedikasi, memusatkan seluruh tenaga dan pikirannya pada kultivasinya. Pedang spiritual yang kini lebih tajam dan lebih kuat selalu menemaninya, bagaikan teman sejati yang setia menunggu saatnya untuk digunakan dalam pertempuran. Ia tidak tahu kapan waktunya akan datang, namun ia tahu bahwa ia akan terus melatih diri sampai saat itu tiba.
Namun, suatu pagi yang cerah, sesuatu yang tak terduga terjadi. Ketika Yan Ling sedang berkultivasi di ruang latihan pribadi, ia dipanggil ke ruang Tetua Sekte Longquan. Biasanya, jika Tetua Sekte memanggilnya, itu berarti ada hal penting yang perlu dibahas. Dengan langkah mantap, Yan Ling menuju ruangan yang selalu terasa penuh dengan aura kebijaksanaan dan kekuatan itu.
Setibanya di ruang tersebut, Tetua Sekte Longquan sedang duduk di kursinya dengan surat yang tergeletak di meja. Wajah Tetua tampak serius, dan atmosfer di dalam ruangan terasa lebih berat dari biasanya. Tanpa berkata sepatah kata pun, Tetua Sekte menunjuk surat itu kepada Yan Ling, memintanya untuk membacanya.
Dengan rasa penasaran, Yan Ling mengambil surat itu dan membuka segelnya. Surat tersebut terbuat dari kertas halus yang berbau harum, namun aroma itu tak mampu mengurangi ketegangan yang ia rasakan. Begitu membaca, Yan Ling langsung terdiam sejenak. Mata ketajamannya menyisir setiap kata yang tertulis di surat tersebut, dan seiring berjalannya waktu, rasa cemas dan dendam mulai mengguncang hatinya.
"Sekte Yuhuan mengajak Sekte Longquan untuk pertemuan besar, yang bertujuan untuk mengeluarkan murid senior mereka dan menunjukkan siapa yang akan menjadi sekte terkuat di dunia kultivasi." Begitu bunyi surat itu. Ada juga kalimat tambahan yang lebih mengguncang hati Yan Ling: "Sekte Yuhuan mengundang perwakilan dari Sekte Longquan untuk bertemu dalam pertemuan tersebut. Mereka ingin melihat sejauh mana kekuatan masing-masing sekte dan siapa yang pantas disebut sebagai yang terkuat."
Seketika, darah Yan Ling mendidih. Pertemuan dengan Sekte Yuhuan? Itu adalah kesempatan yang tidak boleh ia lewatkan. Di saat yang sama, rasa dendam terhadap mereka semakin membara. Sekte Yuhuan, yang telah membuangnya begitu saja, kini ingin menunjukkan kekuatan mereka kepada dunia. Mereka mungkin tidak tahu bahwa mereka telah memancing kemarahan seorang anak muda yang telah menghabiskan tahun-tahun hidupnya untuk menjadi kuat hanya untuk satu tujuan—balas dendam.
Dengan hati yang bergejolak, Yan Ling menundukkan kepalanya sejenak untuk menenangkan diri. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk tidak membiarkan emosinya menguasai dirinya. Setelah beberapa detik yang terasa seperti jam, ia melipat kedua tangannya dan menatap Tetua Sekte itu dengan tatapan yang serius.
"Senior, saya bukan murid terlatih di sini. Mungkin saya tidak akan bisa pergi untuk pertemuan itu." Suara Yan Ling terdengar tegas, meskipun ada keraguan yang terselip dalam kata-katanya. Ia merasa bahwa sebagai murid yang belum lama berada di Sekte Longquan, ia tidak layak untuk ikut serta dalam pertemuan besar dengan Sekte Yuhuan. Banyak murid senior di Sekte Longquan yang lebih berpengalaman dan lebih kuat darinya. Jadi, ia merasa ragu apakah dirinya pantas ikut serta dalam pertemuan itu.
Tetua Sekte itu menatap Yan Ling dengan mata yang penuh kebijaksanaan. Dalam diam, Tetua Sekte itu mengamati wajah Yan Ling yang penuh keteguhan, serta aura yang semakin kuat seiring berjalannya waktu. Setelah beberapa saat, Tetua Sekte itu akhirnya menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada yang penuh keyakinan, "Yan Ling, kau jauh lebih kuat dari yang kau kira. Kau tidak hanya sekadar murid biasa di sini. Aku bisa melihat potensimu yang luar biasa. Kau akan ikut denganku ke pertemuan Sekte Yuhuan."
Yan Ling terkejut mendengar kata-kata itu. "Apa? Senior, apakah Anda yakin?" Yan Ling merasa bahwa ini adalah kesempatan yang luar biasa, namun pada saat yang sama, ia merasa ragu. Ia masih merasa bahwa dirinya bukanlah pilihan yang tepat. Namun, melihat tekad di mata Tetua Sekte, ia tahu bahwa keputusan ini bukanlah sesuatu yang bisa ia tolak begitu saja.
Tetua Sekte itu tersenyum dan berkata dengan bijaksana, "Kau sudah melangkah jauh. Apa yang kamu butuhkan sekarang bukan hanya kekuatan, tapi juga keberanian untuk menghadapi tantangan yang lebih besar. Kau ingin membalas dendam kepada Sekte Yuhuan, bukan? Inilah kesempatanmu."
Tetua Sekte itu berdiri dan mendekatkan dirinya kepada Yan Ling. "Kau akan menunjukkan kepada mereka siapa kau sebenarnya. Jangan biarkan apapun menghentikanmu. Itu adalah jalanmu." Tetua Sekte menepuk pundak Yan Ling dengan penuh pengertian.
Yan Ling merasa sebuah kekuatan yang besar mengalir dalam dirinya. Ia merasa ada dorongan yang kuat di dalam dirinya untuk tidak lagi mundur, untuk tidak lagi menjadi orang yang takut. Dendam yang selama ini ia pelihara, kini menjadi bahan bakar yang mendorongnya maju. Keinginan untuk membalas dendam, untuk membuktikan kepada dunia bahwa ia lebih dari sekadar murid yang dibuang, semakin menguat dalam hatinya.
Dengan tekad yang semakin bulat, Yan Ling menatap Tetua Sekte itu dan berkata, "Saya akan pergi. Saya akan menunjukkan kepada Sekte Yuhuan bahwa saya bukanlah orang yang bisa mereka abaikan. Saya akan membuat mereka menyesal telah membuang saya."
Tetua Sekte itu tersenyum, dan dengan penuh keyakinan berkata, "Aku tahu kau akan menjadi seseorang yang luar biasa. Bersiaplah, Yan Ling. Waktu untuk melangkah ke pertemuan itu sudah semakin dekat."
Dengan kata-kata itu, Yan Ling merasa siap untuk menghadapi apapun yang ada di depan. Saat pertemuan Sekte Yuhuan itu dimulai, ia akan berdiri di sana, siap untuk menunjukkan kekuatan sejatinya—dan membalas dendam yang telah ia rencanakan selama ini.