Chereads / kristal Heksagon : Warisan 6 elemen / Chapter 12 - BAB 12 : PENGORBANAN ARKA

Chapter 12 - BAB 12 : PENGORBANAN ARKA

---

Di lorong-lorong gelap sarang Master Shadow, Arka bergerak dengan cepat namun penuh kehati-hatian, matanya memindai setiap sudut. Setiap bayangan tampak mengintai, siap menyerangnya kapan saja. Pikirannya berpusat pada misi penting ini: untuk mengungkap rencana Master Shadow dan mengirimkan peringatan pada Raiden. Keamanan Eclipsara, tempat para murid berlatih dan berlindung, kini bergantung pada keberhasilannya.

Arka akhirnya sampai di ruang strategi Master Shadow, di mana peta besar tergelar di dinding, menunjukkan lokasi-lokasi strategis di seluruh Eclipsara. Beberapa tanda mencolok di peta itu menandai titik-titik penting yang rentan. Di situ juga tertulis perkiraan waktu dan detail rencana penyerangan yang begitu matang. Hati Arka berdebar melihat betapa seriusnya ancaman ini.

Ia tahu waktu yang dimilikinya semakin menipis. Dengan cepat, ia meraih tongkatnya dan memusatkan energi pada alat itu, membentuk kode rahasia yang hanya bisa dipecahkan oleh Raiden dan para mentor lainnya. Kode ini menyimpan informasi vital mengenai rencana Master Shadow, tetapi lebih dari itu, ia merancangnya agar bisa memberikan arahan penting untuk memperketat keamanan pusat latihan Eclipsara

Setelah mengirimkan kode rahasia melalui tongkatnya, Arka tidak menyadari bahwa tiga prajurit Master Shadow telah mengepungnya: Nashira, Soren, dan Kyra. Kyra, dengan mata yang bersinar gelap, mulai memanifestasikan kilat hitam di tangannya, membuat udara di sekitar mereka bergetar. Arka tahu, kali ini dia menghadapi kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya.

Nashira bergerak cepat, melipatgandakan dirinya menjadi puluhan bayangan yang mengepung Arka. Sementara Arka sibuk menghadapi serangan bayangan-bayangan tersebut, tiba-tiba kilatan hitam dari Kyra melesat, membelah udara dengan kecepatan luar biasa. Arka hanya bisa melompat menghindar, namun sebagian kilat menghantam perisai sihirnya, menggetarkan pertahanannya.

Arka mendengus, fokus pada ketiga musuhnya. Dengan satu gerakan cepat, dia memutar tongkatnya, menciptakan angin badai yang melindunginya dari bayangan Nashira dan kilatan Kyra. Kilat hitam itu menghantam dinding angin yang diciptakannya, menyebabkan percikan energi gelap dan cahaya biru yang menyilaukan.

Soren tak tinggal diam. Dengan kedua tangannya yang memancarkan energi penghancur, dia meluncur ke depan, melepaskan gelombang serangan yang mengguncang tanah di bawah mereka. Arka mengayunkan tongkatnya, menahan kekuatan Soren dengan sekuat tenaga, tapi kilat hitam Kyra terus mengejarnya, membuatnya kewalahan.

Serangan Kilat yang Mencengkeram

Kyra, melihat kesempatan, mengangkat tangannya tinggi-tinggi, membentuk awan hitam yang penuh petir di atas kepala mereka. Dari awan itu, rentetan kilat hitam turun, melesat cepat ke arah Arka. Setiap kilatan seperti ular-ular hitam yang hidup, mengincar kelemahannya. Arka memutar tongkatnya dengan cepat, menciptakan perisai cahaya yang menahan beberapa kilat. Namun, kilatan itu terlalu banyak dan cepat, beberapa di antaranya berhasil menembus perisainya, menyengat tubuhnya dengan panas yang membakar.

Arka menggertakkan giginya, mengabaikan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya. Dia tahu bahwa Kyra menjadi ancaman terbesar dalam pertarungan ini. Ia memfokuskan energinya pada tongkat, menciptakan lingkaran sihir besar yang memancarkan aura biru yang semakin kuat. Dengan satu gerakan tegas, dia melontarkan energi besar dari lingkaran tersebut, membentuk naga cahaya yang melesat ke arah Kyra.

Kyra tersenyum tipis, kemudian melesat mundur dengan kecepatan luar biasa, menghindari naga cahaya Arka. Namun, naga itu mengikuti, mengejarnya dengan kecepatan yang tak kalah cepat. Kyra kemudian mengalirkan kilat hitam ke seluruh tubuhnya, menciptakan lapisan energi hitam yang melindungi dirinya. Saat naga cahaya menghantam lapisan itu, terjadi ledakan besar yang menerangi ruangan, menciptakan percikan energi yang menghantam sekelilingnya.

Pertarungan yang Semakin Memuncak

Melihat naga sihir Arka tak bisa menembus perisai kilat Kyra, Nashira dan Soren langsung beraksi, menyerang Arka dari dua arah. Nashira menggunakan bayangan-bayangannya untuk mengalihkan perhatian Arka, sementara Soren meluncurkan serangan penghancur dari belakang. Arka, dengan refleks cepat, berbalik dan menangkis serangan Soren, tapi kilat hitam Kyra sudah kembali menyerang dari sisi lain.

Kilat hitam itu menghantam Arka dengan keras, mendorongnya mundur beberapa langkah. Tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, namun ia tetap berdiri tegap, tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Ia mengarahkan tongkatnya ke Kyra, menciptakan dinding energi untuk menahan kilatan hitam yang semakin deras mengarah padanya.

Kyra tertawa kecil, menikmati keunggulannya. Ia mengangkat tangan lebih tinggi, mengumpulkan kekuatan untuk melepaskan serangan kilat terakhirnya yang akan memusnahkan semua perlindungan Arka.

Namun Arka tak tinggal diam. Ia memusatkan seluruh sisa energinya, dan dengan satu gerakan cepat, menciptakan lingkaran energi yang semakin besar. Cahaya biru berputar mengelilinginya, membentuk lapisan perlindungan yang mampu menahan gelombang kilat hitam yang dilontarkan Kyra. Pertahanan terakhir ini membuat Kyra kewalahan, tapi ia tetap mengerahkan kilatan hitamnya dengan kekuatan penuh, membuat pertarungan mencapai puncak intensitas.

Pengorbanan Arka di Momen Terakhir

Dalam detik-detik terakhir, Arka mengerti bahwa satu-satunya jalan adalah bertarung hingga tetes kekuatan terakhirnya. Ia menciptakan ledakan energi besar dari tongkatnya, meluapkan seluruh energi sihirnya ke seluruh ruangan. Nashira, Soren, dan Kyra terdorong mundur oleh gelombang energi tersebut, namun mereka tetap bertahan, menatap Arka yang mulai kehilangan kekuatannya.

Kyra tersenyum dingin, melihat kelemahan Arka yang semakin jelas. Dengan satu serangan kilat terakhir, ia mengarahkan kilat hitamnya tepat ke jantung Arka. Arka, meski sudah lelah dan nyaris tak berdaya, memandang kilat itu tanpa gentar. Ia tahu, pesan penting di dalam tongkatnya sudah selamat, dan itu adalah tujuan utamanya.

Ketika kilat hitam Kyra menghantamnya, tubuh Arka diselimuti cahaya biru yang mulai pudar. Dengan sisa kekuatan terakhir, ia berbisik, "Untuk Eclipsara..."

Dalam sekejap, kilat hitam Kyra menyelimuti seluruh tubuh Arka, mengakhiri pertarungan dengan dramatis. Ruangan hening, hanya tersisa ketiga prajurit Master Shadow yang berdiri di tempat itu. Namun Arka telah menyelesaikan misinya; pesan rahasianya kini sudah menuju Eclipsara, bersama pengorbanan terakhirnya.

Di Eclipsara

Pagi hari di Eclipsara, suasana yang biasa tenang mendadak berubah saat sebuah kilatan cahaya terang muncul di pusat latihan. Para murid yang sedang berlatih menoleh kaget, sementara Raiden dan para mentor—Galen, Aruna, Liora, dan Darian—berkumpul di aula utama untuk menyelidiki cahaya tersebut. Di tengah ruangan, tongkat Arka mendarat dengan gagah, seakan membawa pesan penting.

Raiden mendekati tongkat itu dengan hati-hati. Dengan penuh rasa cemas, ia merasakan kehadiran energi terakhir dari Arka yang tertinggal di sana. Wajahnya menunjukkan kesedihan mendalam, namun ia menyadari bahwa tugasnya adalah memecahkan kode ini.

"Ini pesan terakhir dari Arka," ucap Raiden dengan suara bergetar. "Sepertinya dia menemukan sesuatu yang sangat penting."

Dengan penuh tekad, Raiden memusatkan energinya ke tongkat tersebut, membuka kode yang disimpan Arka. Cahaya lembut memancar dari tongkat, membentuk kata-kata dan petunjuk yang hanya bisa dipahami oleh para mentor. Setelah beberapa saat berkonsentrasi, Raiden berhasil menguraikan isi pesan tersebut.

"Master Shadow akan segera menyerang Eclipsara," kata Raiden serius. "Dan mereka menargetkan Kristal Hexagon sebagai tujuan utama mereka. Arka memperingatkan kita untuk segera memperketat keamanan di seluruh pusat latihan, dan… dia ingin kita menjaga ini dari pengetahuan para murid."

Para mentor terdiam sesaat, menyadari beratnya tanggung jawab yang kini ada di tangan mereka.