Chereads / kristal Heksagon : Warisan 6 elemen / Chapter 10 - BAB 10 : MISI BATU HOLY 1

Chapter 10 - BAB 10 : MISI BATU HOLY 1

---

Dimas dan teman-temannya berkumpul di ruang pelatihan, merasakan ketegangan yang mengalir di antara mereka. Aruna, mentor mereka, berdiri di depan dengan peta di tangan. "Hari ini, kalian akan menjalani misi yang sangat penting," katanya dengan suara tegas. "Misi kalian adalah untuk menemukan Batu Holy yang telah saya sembunyikan di Gunung Dekat Markas Eclipsara. Namun, hanya satu tim yang akan berhasil!"

"Bagaimana cara kita menemukannya?" tanya Kael, mengerutkan dahi.

Aruna mengulurkan peta yang penuh teka-teki. "Peta ini berisi petunjuk yang harus kalian pecahkan untuk menemukan lokasi Batu Holy. Namun, kalian harus bersaing dan bisa saling menyerang satu sama lain. Saya akan membagi kalian menjadi dua tim."

"Siapa yang ada di tim mana?" tanya Mira, penasaran.

"Tim A terdiri dari Dimas, Kael, Shoko, dan Mira. Tim B dipimpin oleh Reno, dan terdiri dari Riko dan Lila," jawab Aruna sambil tersenyum. "Ingat, ini adalah tentang kerja sama dan kompetisi."

Dimas merasakan campuran kegembiraan dan ketegangan saat mendengar pembagian tim. "Oke, kita bisa melakukannya!" serunya penuh semangat.

"Kalau begitu, ayo kita mulai!" Riko menambahkan, matanya berbinar.

Setelah menerima peta, kedua tim segera berangkat menuju Gunung Dekat Markas Eclipsara. Dalam perjalanan, Dimas melihat peta tersebut dan mulai merenungkan teka-teki yang ada di sana. "Kita harus memecahkan teka-teki ini secepat mungkin agar bisa menemukan batu itu," kata Dimas kepada timnya.

Mira mengangguk. "Lihat, ini mungkin petunjuk pertama. 'Di bawah cahaya bulan, di mana angin berbisik'."

"Apa maksudnya?" tanya Shoko, berusaha memahami.

"Sepertinya kita perlu menemukan tempat di gunung yang memiliki pencahayaan bulan. Mari kita cepat-cepat mencari!" Dimas menjawab, bertekad untuk memimpin timnya.

Sementara itu, Tim B, yang dipimpin oleh Reno, juga bergerak cepat. "Kita harus lebih cepat dari mereka. Tim A tidak boleh mendapat Batu Holy duluan!" seru Reno, menatap tajam pada peta.

"Dan kita akan membuat mereka sulit!" Lila menambahkan, dengan senyum nakal di wajahnya. "Aku bisa mengubah wujud menjadi elang untuk melihat dari atas."

Ketika mereka mencapai bagian tengah gunung, Dimas dan timnya berhenti. "Kita harus mencari tempat yang sesuai dengan petunjuk itu," ujar Dimas.

"Di bawah cahaya bulan, jadi mungkin kita perlu mencari celah di antara pepohonan," kata Kael.

Mereka mulai mencari, tetapi tidak lama kemudian, mereka mendengar suara di belakang mereka. Tim B mendekat! Dimas merasakan adrenalinnya meningkat. "Mereka sudah di sini. Kita harus bersiap!" teriaknya.

"Tenang, kita bisa menghadapinya," Shoko menambahkan, mengaktifkan kekuatan pelindungnya.

Ketika Tim B tiba, Reno melancarkan serangan pertama dengan memanggil makhluk bertangan empat yang disebut **Quadraxis**. "Ayo, kita serang mereka! Munculkan Quadraxis dari Kegelapan!" teriaknya. Makhluk besar dengan empat tangan, masing-masing bersenjatakan cakar tajam, muncul di belakang Reno, menciptakan suasana yang mengancam.

Quadraxis mengeluarkan raungan yang mengguntur, dan langsung melompat ke arah Dimas dan timnya. "Hati-hati!" teriak Mira, tetapi sudah terlambat. Quadraxis menghantam tanah, menciptakan gelombang kejut yang membuat Tim A terhuyung.

"Aku tidak akan membiarkanmu!" Dimas melancarkan serangan angin ke arah Quadraxis, tetapi makhluk itu hanya mengangkat satu tangannya dan menangkis serangan tersebut dengan mudah.

"Jangan ragu, serang bersamaan!" perintah Kael, mencoba memberikan semangat kepada timnya.

Shoko mengaktifkan kekuatan pelindungnya dan memanggil sebuah perisai energi di depan Dimas. "Gunakan ini untuk melindungi dirimu!" teriaknya, sementara Dimas bersiap meluncurkan serangan berikutnya.

"Baiklah, aku akan mencoba lagi!" Dimas berseru, kali ini fokus pada energi di dalam dirinya. Dia merasakan kehangatan dan kekuatan yang mengalir di telapak tangannya.

Riko, dari sisi lain, memanfaatkan kekuatan ilusi untuk mengelabui Tim A. "Ayo, kita buat mereka bingung!" Ia menciptakan beberapa bayangan dirinya yang tampak sama, membuat Dimas dan teman-temannya tidak tahu mana yang asli.

"Bingung! Bingung! Jangan terjebak!" teriak Kael, mencoba untuk tetap fokus pada situasi.

Mira, berusaha mengalihkan perhatian, mulai menggunakan kekuatan flora-nya untuk menciptakan tanaman merambat yang mencoba menjerat Quadraxis. "Aku akan menghentikannya dengan tanaman!" katanya, merentangkan tangannya.

Tetapi ketika tanaman itu mendekati Quadraxis, makhluk itu menendang tanah dan menghancurkan tanaman tersebut dengan cakar tajamnya. "Hmph! Serangan yang lemah!" Reno mengejek, tertawa ketika melihat usaha Mira gagal.

Dimas merasakan frustrasi yang semakin dalam. "Tidak mungkin! Kita harus bertahan!" teriaknya, melihat teman-temannya terdesak.

"Jangan biarkan mereka menghalangi kita!" seru Shoko, berusaha memberikan semangat kepada timnya. "Kita harus bersatu!"

Namun, Tim B tidak tinggal diam. "Sekarang, serang mereka!" Reno memerintahkan, dan dengan itu, Quadraxis kembali meluncurkan serangan ke arah Dimas dan timnya.

Dimas menggandakan usahanya, mengerahkan kekuatan elemen dalam dirinya. "Kami tidak akan menyerah!" serunya, memfokuskan semua energi yang dimilikinya untuk membentuk serangan elemen.

"Aku bisa melakukannya!" Dimas menjerit, memfokuskan seluruh energinya. Dia melihat teman-temannya berjuang dan merasakan kemarahan yang membara di dalam hatinya. "Aku tidak akan membiarkan ini terus berlanjut!"

Tiba-tiba, saat mendengar ejekan dari Reno, amarahnya melonjak. "Kekuatan Api!" teriaknya, melontarkan api dari telapak tangannya.

Api membara meluncur dari tangan Dimas, membakar semua bayangan ilusi yang ada di depannya. Suara gemuruh api memenuhi udara, dan kekuatan tersebut membuat Quadraxis mundur. "Lihat! Dimas berhasil!" Mira berteriak, terkejut dan bangga dengan teman mereka.

Dengan kekuatan barunya, Dimas mengarahkan gelombang apinya ke arah Quadraxis, membakar cakar makhluk itu dan membuatnya mengeluarkan jeritan kesakitan. "Aku tidak akan membiarkanmu menang!" Dimas bertekad, memfokuskan semua energinya untuk mengendalikan api.

Dengan semangat yang menyala-nyala, Dimas terus menyerang. Api melesat dari telapak tangannya, menghanguskan semua yang ada di depannya, termasuk beberapa bayangan yang diciptakan oleh Riko.

"Berhenti, Dimas! Kami hanya ingin menemukan Batu Holy!" teriak Riko, terdesak oleh serangan itu.

"Ini bukan hanya tentang batu, ini tentang menghargai kerja sama kita!" Dimas menjawab, kini merasakan semangat yang mengalir dalam dirinya.

Quadraxis, yang terluka, mulai marah dan melancarkan serangan balasan. Makhluk itu menerjang ke arah Dimas, tetapi Shoko segera menangkisnya dengan perisai energinya. "Tidak! Kita tidak bisa kalah sekarang!" serunya.

Kombinasi serangan Dimas dan Shoko berhasil menghentikan Quadraxis untuk sementara. Namun, Reno tidak tinggal diam. "Serang mereka lagi, Quadraxis!" teriaknya, memberi perintah.

Dengan serangan yang terkoordinasi, Tim B mulai mendesak Dimas dan teman-temannya. Riko meluncurkan ilusi yang lebih kuat, membuat Tim A kesulitan untuk melihat mana yang nyata dan mana yang palsu. "Sekarang, serang!" seru Reno.

Dimas merasakan tekanan yang meningkat. "Kita harus bersatu dan bekerja sama!" serunya, mengarahkan semua energinya untuk menyatukan kekuatan mereka.

"Sekarang! Mari kita buktikan bahwa kita bisa!" Kael berteriak, mencoba membangkitkan semangat timnya.

Sementara itu, Mira mulai menyerang dengan kekuatan flora-nya lagi, menciptakan tanaman tajam yang melesat ke arah Reno dan timnya. "Aku tidak akan membiarkan kalian menang!" Mira berteriak, mencoba melindungi Dimas.

Namun, dengan langkah cepat, Lila mengubah wujudnya menjadi sosok harimau yang ganas. "Kami tidak akan kalah