Chereads / Murim to Cultivation: The Ascension / Chapter 36 - Bab 37: Kedatangan di Kota Guangling

Chapter 36 - Bab 37: Kedatangan di Kota Guangling

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, Jiang Chen akhirnya melihat dinding batu tinggi yang mengelilingi sebuah kota besar. Kota itu berdiri megah di tengah hamparan tanah subur, dengan bendera berkibar di atas gerbangnya. Dari kejauhan, ia bisa melihat lalu lintas yang sibuk—kereta kuda, pedagang, dan para kultivator yang keluar-masuk kota.

Kota Guangling.

Ini adalah salah satu kota terbesar di wilayah ini, pusat perdagangan sekaligus tempat berkumpulnya para ahli dari berbagai faksi.

Jiang Chen berjalan menuju gerbang utama. Dua penjaga bersenjata tombak berdiri dengan wajah waspada, memeriksa setiap orang yang hendak masuk.

"Bayar tiga koin perak untuk masuk," kata salah satu penjaga kepada seorang pedagang tua.

Pedagang itu mengeluarkan uang dan menyerahkannya tanpa banyak bicara. Jiang Chen memperhatikan sebentar sebelum maju.

"Identitas?" tanya penjaga ketika Jiang Chen tiba di hadapannya.

"Aku seorang pelancong," jawabnya santai.

Penjaga menatapnya sejenak, lalu mengangguk. "Tiga koin perak."

Jiang Chen menyerahkan koin tanpa ribut, lalu melangkah masuk. Begitu melewati gerbang, hiruk-pikuk kota langsung menyambutnya. Jalanan utama dipenuhi kios-kios yang menjual berbagai barang—pil obat, senjata, bahan langka, bahkan kontrak pekerjaan.

Ia berjalan perlahan, mengamati sekeliling. Meski tampak seperti kota biasa, ia tahu bahwa tempat seperti ini menyimpan banyak rahasia.

Saat berjalan melewati sebuah kedai teh, telinganya menangkap percakapan dua pria yang duduk di dekat jendela.

"Klan Lei benar-benar mulai bergerak. Kudengar mereka merekrut banyak ahli bayaran."

"Hmph, Paviliun Seratus Pedang juga tidak tinggal diam. Mereka baru saja mendapatkan seorang ahli pedang dari utara yang kekuatannya sudah di ranah Core Formation."

Jiang Chen tidak menunjukkan reaksi, tetapi dalam hati ia semakin yakin bahwa kota ini memang sedang dalam keadaan tegang.

Aku harus berhati-hati.

---

Setelah berjalan beberapa saat, ia menemukan sebuah penginapan sederhana di dekat pusat kota. Ia masuk dan langsung disambut oleh pemiliknya, seorang pria gemuk dengan senyum ramah.

"Selamat datang, tuan muda! Menginap berapa malam?"

"Untuk sekarang, satu malam dulu," jawab Jiang Chen sambil meletakkan beberapa koin perak di meja.

Pria itu menerima koin dengan senang hati. "Baik! Kamar di lantai dua, nomor tujuh. Jika butuh makanan atau minuman, tinggal pesan saja!"

Jiang Chen mengambil kuncinya dan menuju kamar. Begitu masuk, ia menutup pintu dan duduk bersila di atas tempat tidur.

Langkah pertamaku di dunia luar telah dimulai.

Meski baru tiba, ia bisa merasakan bahwa kota ini bukanlah tempat yang damai. Faksi-faksi kuat saling bersaing, dan kemungkinan besar, ia akan terseret ke dalam arus yang lebih besar.

Namun, Jiang Chen tidak takut.

Sebaliknya, ia menantikan tantangan yang akan datang.