Chereads / Murim to Cultivation: The Ascension / Chapter 39 - Bab 40: Pertempuran di Tengah Hutan

Chapter 39 - Bab 40: Pertempuran di Tengah Hutan

Udara di sekitar mereka terasa semakin tebal, dipenuhi dengan energi Qi yang saling bertabrakan. Lei Ming, dengan senyum penuh keyakinan, melangkah maju. Tangannya bergerak cepat, membentuk segel tangan yang rumit sebelum mengeluarkan serangan kilat berwarna ungu yang melesat langsung ke arah Jiang Chen.

Jiang Chen, dengan ketenangan yang luar biasa, mengangkat tangannya. Sebuah perisai energi terbentuk di depannya, menahan serangan kilat itu dengan mudah. Kilat itu memecah menjadi percikan kecil yang menghilang di udara.

"Kau pikir itu cukup?" tanya Jiang Chen dengan nada datar, matanya tajam seperti pedang.

Lei Ming mengerutkan kening, sedikit terkejut dengan kemampuan Jiang Chen. Namun, arogansinya tidak berkurang. "Kau hanya Core Formation tahap awal. Jangan sombong!"

Dia melompat ke udara, tangannya mengumpulkan energi gelap yang berputar-putar seperti pusaran. Dengan teriakan keras, dia melemparkan bola energi gelap itu ke arah Jiang Chen. Bola itu melesat dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak hitam di udara.

Jiang Chen tidak menghindar. Sebaliknya, dia menggerakkan tangannya dengan cepat, membentuk segel tangan yang rumit. "Lapis Pelindung Surgawi!" serunya. Sebuah perisai energi besar muncul di depannya, menahan bola energi gelap itu. Ledakan dahsyat terjadi, mengguncang tanah di sekitar mereka.

Han Li, yang berdiri di belakang, hampir terjatuh karena guncangan itu. "Jiang Chen, hati-hati!" teriaknya, matanya penuh kekhawatiran.

Jiang Chen tidak menjawab. Dia melompat ke depan, tubuhnya bergerak seperti kilat. Dalam sekejap, dia sudah berada di depan Lei Ming, tangannya mengeluarkan serangan Qi murni yang kuat.

Lei Ming terkejut, tetapi dia masih sempat mengangkat tangannya untuk menahan serangan itu. Namun, kekuatan Jiang Chen jauh lebih besar dari yang dia duga. Serangan itu membuatnya terlempar ke belakang, mendarat keras di tanah.

"Tidak mungkin!" teriak Lei Ming, bangkit dengan cepat. "Bagaimana kau bisa sekuat ini?"

Jiang Chen tidak menjawab. Dia terus menekan, serangannya semakin cepat dan kuat. Lei Ming, yang awalnya percaya diri, mulai terdesak. Dia mencoba melawan, tetapi setiap serangannya dengan mudah diatasi oleh Jiang Chen.

Di sisi lain, anggota Klan Lei yang lain mulai bergerak. Mereka mengepung Han Li, yang terlihat ketakutan. "Jangan mendekat!" teriak Han Li, mencoba mengeluarkan Qi-nya untuk melindungi diri.

Salah satu anggota Klan Lei tertawa. "Anak kecil, kau pikir bisa melawan kami?" Dia melompat ke depan, tangannya mengeluarkan serangan energi gelap.

Han Li menutup matanya, siap menerima nasibnya. Namun, serangan itu tidak pernah datang. Ketika dia membuka matanya, dia melihat Jiang Chen sudah berdiri di depannya, menahan serangan itu dengan satu tangan.

"Jangan sentuh dia," kata Jiang Chen dengan suara dingin. Dia menggerakkan tangannya, dan energi yang kuat melesat keluar, menghantam anggota Klan Lei itu dan membuatnya terlempar jauh.

Lei Ming, yang melihat kejadian itu, mulai merasa panik. "Tidak mungkin! Siapa kau sebenarnya?"

Jiang Chen menatapnya dengan tatapan dingin. "Aku hanya seorang pengembara. Tapi kau sudah mengganggu perjalananku."

Dia melompat ke depan lagi, serangannya semakin cepat dan kuat. Lei Ming mencoba bertahan, tetapi dia tidak bisa mengimbangi kecepatan dan kekuatan Jiang Chen. Dalam hitungan detik, dia sudah terlempar ke tanah lagi, kali ini tidak bisa bangkit.

Anggota Klan Lei yang lain, melihat pemimpin mereka kalah, mulai mundur dengan ketakutan. "Kita harus pergi!" teriak salah satu dari mereka, dan mereka semua melarikan diri, meninggalkan Lei Ming yang terluka.

Jiang Chen tidak mengejar mereka. Dia berbalik ke Han Li, yang masih terlihat shock. "Kau baik-baik saja?" tanyanya.

Han Li mengangguk pelan. "Ya... aku baik-baik saja. Kau... kau sangat kuat, Jiang Chen."

Jiang Chen tidak menjawab. Dia melihat ke arah runtuhan kuno di tengah hutan. "Mari kita lanjutkan. Kita sudah dekat dengan tujuan kita."

Han Li mengangguk lagi, kali ini dengan semangat yang kembali. "Ya, mari kita lanjutkan!"

Mereka berjalan menuju runtuhan kuno, meninggalkan Lei Ming yang masih tergeletak di tanah. Pertempuran ini mungkin sudah berakhir, tetapi perjalanan mereka masih panjang. Dan di tengah Hutan Seribu Racun, bahaya selalu mengintai di setiap sudut.