Chereads / Murim to Cultivation: The Ascension / Chapter 40 - Bab 41: Rahasia Runtuhan Kuno

Chapter 40 - Bab 41: Rahasia Runtuhan Kuno

Runtuhan kuno itu tampak semakin mengesankan saat mereka mendekat. Pilar-pilar batu yang setengah runtuh dipenuhi dengan ukiran simbol-simbol aneh yang memancarkan aura misterius. Di tengah area terbuka, terdapat sebuah altar besar dengan batu hitam mengkilap yang memancarkan energi aneh.

Han Li mengeluarkan peta dari tasnya, matanya bersinar penuh antusias. "Ini dia, Jiang Chen! Menurut peta, harta karun itu berada di bawah altar ini."

Jiang Chen mengamati sekeliling dengan hati-hati. "Jangan terburu-buru. Tempat seperti ini biasanya dipenuhi dengan jebakan."

Han Li mengangguk, tetapi antusiasmenya tidak berkurang. "Aku akan berhati-hati. Tapi kita harus cepat sebelum Klan Lei kembali dengan bala bantuan."

Mereka mendekati altar dengan langkah hati-hati. Jiang Chen mengaktifkan Qi-nya, memindai area sekitar untuk mendeteksi adanya jebakan atau energi aneh. Tiba-tiba, dia merasakan getaran halus di bawah kakinya.

"Berhenti!" serunya, menarik Han Li ke belakang.

Tepat saat itu, tanah di depan altar terbuka, mengungkapkan lubang besar yang dipenuhi dengan duri-duri tajam berwarna hitam. Han Li terengah-engah, matanya membelalak. "Hampir saja aku terjatuh ke sana!"

Jiang Chen mengangguk. "Aku bilang, jebakan selalu ada di tempat seperti ini."

Dia mengamati altar lebih dekat, matanya tertuju pada simbol-simbol aneh yang terpahat di permukaannya. "Ini adalah segel kuno. Kita perlu memecahkannya untuk membuka jalan ke bawah."

Han Li menggaruk kepalanya. "Bagaimana caranya? Aku tidak mengerti simbol-simbol ini."

Jiang Chen merenung sejenak sebelum mengeluarkan sebuah jimat kecil dari tasnya. Jimat itu memancarkan cahaya lembut saat dia mengaktifkannya dengan Qi-nya. "Ini adalah jimat pemecah segel. Mungkin bisa membantu."

Dia menempatkan jimat itu di tengah altar, lalu mengalirkan Qi-nya ke dalamnya. Cahaya dari jimat itu semakin terang, menyebar ke seluruh altar. Simbol-simbol aneh mulai bersinar, satu per satu, sebelum akhirnya terdengar suara gemuruh keras.

Altar itu bergerak, perlahan-lahan terbuka untuk mengungkapkan tangga batu yang menuju ke bawah. Han Li tersenyum lebar. "Kita berhasil!"

Jiang Chen mengangguk, tetapi wajahnya tetap serius. "Ini baru permulaan. Mari kita lanjutkan."

Mereka menuruni tangga batu itu, langkah demi langkah dengan hati-hati. Udara di bawah terasa dingin dan lembab, dipenuhi dengan bau tanah basah dan sesuatu yang lebih tajam—bau racun.

Setelah beberapa menit, mereka tiba di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan peti-peti harta karun. Emas, permata, dan benda-benda berharga lainnya bersinar dalam cahaya redup yang memancar dari dinding ruangan.

Han Li hampir tidak percaya dengan matanya sendiri. "Ini... ini luar biasa! Kita kaya, Jiang Chen!"

Namun, Jiang Chen tidak terpancing oleh harta karun itu. Matanya tertuju pada sebuah meja batu di tengah ruangan, di atasnya terdapat sebuah kotak kayu kecil yang dihiasi dengan ukiran rumit.

Dia mendekati meja itu, merasakan energi kuat yang memancar dari kotak kayu tersebut. "Ini yang kita cari," katanya dengan suara rendah.

Han Li mengikuti, matanya penuh rasa ingin tahu. "Apa itu?"

Jiang Chen membuka kotak kayu itu dengan hati-hati. Di dalamnya, terdapat sebuah kepingan kristal bening yang memancarkan cahaya biru lembut. "Ini adalah Kepingan Jiwa Kuno," katanya. "Benda ini memiliki kekuatan yang sangat besar. Bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan seseorang atau bahkan membuka portal ke dimensi lain."

Han Li terkesima. "Kau serius? Itu... itu luar biasa!"

Tiba-tiba, suara gemuruh keras terdengar dari atas. Jiang Chen segera menutup kotak kayu itu dan memasukkannya ke dalam tasnya. "Klan Lei sudah kembali. Kita harus pergi."

Han Li mengangguk, meski matanya masih tertarik pada harta karun di sekelilingnya. "Tapi... bagaimana dengan semua ini?"

Jiang Chen menariknya ke belakang. "Harta karun itu tidak ada artinya jika kita tidak bisa keluar dari sini. Ayo, cepat!"

Mereka berlari menuju tangga, tetapi sebelum mereka bisa naik, sekelompok orang muncul dari atas—anggota Klan Lei yang dipimpin oleh Lei Ming, yang sekarang terlihat marah dan penuh dendam.

"Kau pikir bisa lari begitu saja?" teriak Lei Ming, matanya menyala dengan kemarahan. "Serahkan Kepingan Jiwa Kuno itu, atau kalian akan mati di sini!"

Jiang Chen menghela napas. "Sepertinya kita tidak punya pilihan lain."

Dia mengeluarkan Qi-nya, energi kuat mengelilingi tubuhnya. Han Li, meski ketakutan, juga mencoba mengeluarkan Qi-nya untuk melindungi diri.

Pertempuran pun dimulai lagi, kali ini di dalam ruangan bawah tanah yang sempit. Jiang Chen melawan Lei Ming dan anggota Klan Lei yang lain dengan kekuatan penuh, sementara Han Li mencoba bertahan dari serangan yang datang.

Di tengah kekacauan itu, Jiang Chen tahu satu hal—mereka harus menemukan cara untuk melarikan diri, atau semua ini akan berakhir dengan tragis.

**Lanjutan ke Bab 42: Pelarian dari Hutan Seribu Racun**