Jiang Chen melangkah dengan tenang di jalan berbatu yang membentang di antara pegunungan yang sunyi. Setelah meninggalkan Baiyun Sect, ia memilih untuk menempuh jalur yang jarang dilalui agar bisa lebih leluasa menjelajahi dunia luar tanpa menarik perhatian. Langit mendung, angin dingin berhembus membawa aroma tanah basah, tanda bahwa hujan mungkin akan turun dalam waktu dekat.
Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.
Saat Jiang Chen melewati sebuah lembah sempit di antara dua tebing tinggi, ia merasakan sesuatu yang tidak beres. Langkahnya berhenti sejenak, matanya menyipit. Ada hawa membunuh yang samar, tersembunyi di balik desir angin.
Tiga... tidak, lima orang.
Dalam sekejap, dari balik bebatuan dan semak belukar, muncul sekelompok pria bersenjata. Mereka mengenakan pakaian kumal, beberapa di antaranya membawa pedang karatan, sementara yang lain menghunus golok besar.Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka di wajahnya, melangkah maju dengan seringai penuh niat buruk.
"Hahaha! Apa yang kita punya di sini?" pria itu tertawa kasar. "Seorang pemuda sendirian di jalan gunung... Sepertinya nasib sedang berpihak pada kami hari ini!"
Jiang Chen tetap diam, hanya menatap mereka dengan ekspresi datar.
"Oi, bocah!" seorang bandit lainnya menimpali. "Kalau kau ingin hidup, tinggalkan semua barang berhargamu dan pergi sebelum kami berubah pikiran!"
Jiang Chen menghela napas pelan. la baru saja meninggalkan sekte, tetapi dunia luar ternyata tidak kalah menjengkelkan. la melirik ke arah langit yang mulai gelap, lalu kembali menatap para bandit yang kini mendekatinya.
"Jika kalian pergi sekarang, aku akan menganggap ini tidak pernah terjadi," kata Jiang Chen dengan suara tenang.
Sejenak, para bandit terdiam sebelum tawa mereka pecah bersamaan.
"Kau dengar itu? Bocah ini benar-benar berani! Hahaha!"
Pria bertubuh besar itu mencabut goloknya dan menunjuk Jiang Chen. "Cukup omong kosong! Bunuh dia!"
Dalam sekejap, kelima bandit itu melompat maju, menyerang Jiang Chen dari berbagai arah.
Namun, bagi Jiang Chen, mereka semua bergerak terlalu lambat.
Dalam satu tarikan napas, ia sudah menghilang dari tempatnya berdiri.
"Eh? Ke mana dia-"
Sret!
Tiba-tiba, tubuh salah satu bandit terhuyung ke belakang. Sebuah luka menganga di lehernya, dan sebelum ia bisa berteriak, darah sudah menyembur keluar.
Jiang Chen muncul di belakangnya, tangannya masih berselimut aura tajam dari serangan sebelumnya.
Mata para bandit melebar ketakutan. "Monster!"
Tapi Jiang Chen tidak memberi mereka kesempatan untuk lari. Dengan satu gerakan cepat, ia menerjang ke depan, menghindari ayunan golok lawan dan menebas pergelangan tangan mereka dengan pukulan telak. Bandit yang terkena serangannya berteriak kesakitan, senjatanya terlepas, sebelum tendangan Jiang Chen menghantam dadanya dan menghempaskannya ke batu besar.
Pria bertubuh besar, yang tampaknya pemimpin mereka, gemetar melihat itu semua. "A-aku... aku menyerah! Ampun, tuan! Aku tidak tahu kalau kau seorang kultivator!"
Jiang Chen mendekatinya dengan langkah pelan. "Kalian sudah mencoba membunuhku. Dan sekarang kau ingin belas kasihan?"
"T-tolong! Aku bersumpah tidak akan melakukan ini lagi!" pria itu merangkak mundur, tetapi tatapan dingin Jiang Chen sudah cukup untuk membuatnya tahu bahwa tidak ada pengampunan.
Tanpa membuang waktu, Jiang Chen mengayunkan tangannya. Sebuah serangan Qi menghantam pria itu tepat di dadanya, meremukkan organ dalamnya dalam sekejap.
Hening.
Semua bandit kini tergeletak di tanah, darah mereka membasahi bebatuan gunung. Jiang Chen menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Dunia luar ternyata memang penuh dengan bahaya, tetapi itu bukanlah alasan untuk mundur.
Tanpa melihat ke belakang, ia melanjutkan perjalanannya, meninggalkan mayat-mayat bandit itu tergeletak di bawah langit yang mulai diguyur gerimis.