Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Rahasia Waktu: Membangun Kerajaan Bisnis di Era Lama

Steven_Rusfianto
21
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 21 chs / week.
--
NOT RATINGS
193
Views
Synopsis
Arya adalah seorang pria sukses di masa depan, seorang pengusaha kaya yang telah menaklukkan dunia bisnis dan teknologi. Namun, di balik kejayaannya, ada luka yang tak terobati—kehilangan keluarganya. Hidupnya terasa hampa meskipun ia memiliki segalanya. Sebagai bentuk penebusan, ia memutuskan untuk membantu korban bencana alam yang sering melanda dunia saat itu. Namun, sebuah kecelakaan pesawat di tengah angin topan mengubah segalanya. Saat terbangun, ia mendapati dirinya kembali ke tahun 1980, terjebak dalam tubuh mudanya yang berusia 18 tahun. Kini, dengan ingatan dan pengetahuan dari masa depan, Arya memiliki kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya. Di tengah kemiskinan dan keterbatasan, ia mulai merintis bisnisnya dari nol, menggunakan wawasan ekonomi dan teknologi yang belum dikenal di zamannya. Dari berdagang kecil-kecilan hingga membangun jaringan bisnis yang kuat, Arya bertekad mengubah nasib keluarganya dan merekrut pelopor teknologi sebelum mereka dikenal dunia. Namun, bisakah ia menghadapi tantangan zaman, persaingan sengit, dan dilema emosional saat bertemu kembali dengan keluarganya yang telah lama tiada? Sebuah kisah perjuangan, kecerdikan, dan kesempatan kedua yang akan menginspirasi setiap pembaca.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 : Penebusan yang hilang

Langit gelap dan mendung menyelimuti kota besar yang gemerlap, menandakan badai yang sedang mendekat. Namun, di balik pemandangan megah itu, seorang pria berdiri di jendela kantor penthouse yang tinggi. Pria itu, bernama Arya, mengamati dunia dari ketinggian, namun hatinya kosong. Meski sukses dan kaya raya, ada sebuah kekosongan yang tidak bisa diisi dengan apapun—kerinduan mendalam akan keluarga yang telah tiada.

Arya hidup sendiri, bergelimang harta, dan dikenal di dunia bisnis sebagai sosok yang tak tertandingi. Namun, kesuksesannya terasa hampa. Ia tidak bisa merasakan kebahagiaan sejati, karena ia tahu bahwa keluarga yang selama ini menjadi bagian terpenting dalam hidupnya, sudah tiada. Ibunya yang selalu mendukungnya, adiknya yang selalu membuatnya tersenyum, mereka semua telah pergi dalam keadaan yang tragis. Meski semua yang dia capai—kekayaan, kekuasaan—adalah hasil dari jerih payah, itu tak mengubah fakta bahwa dia tidak bisa membahagiakan keluarga seperti yang ia harapkan.

Arya memandang dunia luar yang tampak biasa saja, sementara hatinya terbelah. Angin kencang mulai bertiup, membawa tanda akan datangnya bencana alam. Di sebuah wilayah di luar sana, badai besar melanda. Itu adalah wilayah yang pernah dia lihat di peta, sebuah tempat yang sering dilanda bencana alam, tempat yang sangat membutuhkan pertolongan. Ia teringat akan sebuah keputusan yang selalu menghantui dirinya—keputusan untuk tidak membantu mereka saat ia bisa melakukannya, karena kesibukan mengejar kesuksesan.

Tiba-tiba, perasaan penyesalan dan keinginan untuk menebus dosa datang begitu kuat. Arya merasa ada sesuatu yang hilang, dan ia ingin melakukan sesuatu yang lebih besar daripada sekadar bisnis. Sesuatu yang bisa memberi arti pada hidupnya yang kosong. Dengan penuh tekad, dia memutuskan untuk terbang ke wilayah yang tengah dilanda bencana, untuk memberikan bantuan, sebagai bentuk penebusan untuk dirinya sendiri—sebagai balasan untuk kegagalannya membahagiakan keluarga yang telah pergi.

Tanpa banyak bicara, dia mempersiapkan segala sesuatu. Di luar sana, badai semakin mendekat. Pesawat yang akan membawanya menuju wilayah itu siap terbang, namun Arya merasakan suatu kekhawatiran yang aneh. Ada perasaan tak bisa dijelaskan, bahwa mungkin inilah perjalanan terakhirnya. Bencana yang tak hanya akan melanda tempat tersebut, tapi juga dirinya. Namun, dia tidak bisa mundur.

Pesawat melaju menembus angin kencang yang semakin kuat. Dari jendela pesawat, Arya melihat kilatan petir yang menyambar di kejauhan, tanda-tanda angin topan yang datang semakin mendekat. Pesawat itu bergetar, dan terasa seperti masuk ke dalam pusaran badai. Arya menutup matanya, merasakan ketegangan yang luar biasa. Kemudian, seiring suara gemuruh badai yang semakin kuat, dia merasakan tubuhnya terlempar ke dalam kegelapan.