Chereads / Rahasia Waktu: Membangun Kerajaan Bisnis di Era Lama / Chapter 4 - Bab 4 : Langkah awal dalam dunia bisnis

Chapter 4 - Bab 4 : Langkah awal dalam dunia bisnis

Setelah kembali ke masa lalu, Arya menyadari bahwa dia tidak bisa hanya berdiam diri. Pengetahuan ekonomi dan bisnis dari masa depan adalah keunggulannya, tetapi tanpa tindakan, semua itu tidak akan berguna. Hidup dalam kemiskinan dengan ibu dan adik perempuannya yang masih kecil membuatnya sadar bahwa ia harus segera mencari cara untuk menghasilkan uang.

Malam itu, dia duduk di depan rumah, termenung sambil menghitung sisa uang yang ada di kantong ibunya. Hanya sekitar Rp3.000—jumlah yang sangat kecil, bahkan di zaman itu.

Membaca Peluang di Pasar

Keesokan harinya, Arya pergi ke pasar pagi-pagi sekali. Udara masih dingin, dan sebagian besar pedagang baru saja membuka lapak mereka. Dia mengamati dengan saksama setiap transaksi yang terjadi.

Dia memperhatikan bahwa ada beberapa barang yang selalu dicari orang tetapi sering kali harganya naik ketika stok menipis. Salah satunya adalah gula pasir, yang saat itu dihargai sekitar Rp600 per kilogram. Ada juga minyak goreng curah yang dijual sekitar Rp800 per liter. Selain itu, beras kelas medium dijual sekitar Rp125 per kilogram, sementara beras kualitas tinggi bisa mencapai Rp200 per kilogram.

Sebuah ide muncul di benaknya: jika dia bisa membeli barang-barang ini dalam jumlah besar dan menjualnya dengan margin kecil, dia bisa mendapatkan keuntungan yang stabil.

Namun, ada satu kendala: modalnya sangat terbatas.

Mengambil Risiko Pertama

Saat Arya pulang, dia berbicara dengan ibunya.

"Bu, bolehkah aku menggunakan uang belanja untuk memulai usaha?" tanyanya dengan hati-hati.

Sang ibu terkejut. "Uang kita tidak banyak, Nak. Kalau gagal, kita tidak bisa makan."

"Tapi kalau berhasil, kita bisa hidup lebih baik," kata Arya meyakinkan. "Aku tidak akan mengambil semuanya, hanya cukup untuk beli beberapa barang yang pasti laku di sekitar sini."

Setelah berdiskusi panjang, ibunya akhirnya setuju. Dengan modal Rp3.000, Arya kembali ke pasar. Ia membeli 2 kilogram gula pasir (Rp1.200), 1 liter minyak goreng curah (Rp800), dan 5 kilogram beras medium (Rp625). Sisa uangnya ia gunakan untuk membeli kantong plastik dan sedikit biaya tambahan.

Memulai Penjualan

Arya tidak langsung pergi ke pasar untuk berjualan. Sebagai gantinya, ia mengetuk pintu tetangga-tetangganya dan menawarkan barang dagangannya dengan harga sedikit lebih murah dibandingkan kios di pasar.

"Bu, saya jual gula Rp650 per kilo, lebih murah dari pasar," kata Arya kepada seorang ibu rumah tangga.

Si ibu berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah, saya beli dua kilo."

Dengan strategi ini, dalam beberapa jam saja, Arya berhasil menjual semua barangnya dengan keuntungan sekitar Rp300. Itu bukan jumlah yang besar, tetapi itu adalah langkah pertama.

Bekerja Sama dengan Pak Tono

Setelah berhasil menjual barang kebutuhan pokok, Arya mulai berpikir lebih jauh. Di pasar, dia kembali bertemu dengan Pak Tono, pria tua yang ia temui sebelumnya.

Pak Tono bukan hanya seorang pedagang biasa. Ia adalah seorang pengrajin yang membuat berbagai peralatan rumah tangga seperti parutan kelapa (Rp1.000 per unit), saringan teh (Rp500 per unit), dan sendok kayu (Rp250 per unit). Namun, karena tidak memiliki banyak koneksi, barang-barangnya tidak laku banyak.

"Pak, bagaimana kalau kita bekerja sama?" Arya mengajukan ide. "Saya yang mencari pembeli, Bapak yang membuat barangnya. Saya ambil dengan harga grosir, lalu saya jual dengan margin kecil."

Pak Tono mengangguk. "Tapi kau bisa jual berapa banyak?"

"Mulai dari yang kecil dulu, Pak. Saya beli 10 parutan kelapa dengan harga Rp900 per unit, dan saya jual dengan harga Rp1.000. Saya juga beli 20 saringan teh dengan harga Rp450 per unit, dan jual Rp500. Kalau laku, saya ambil lebih banyak."

Pak Tono setuju, dan Arya pun pulang membawa barang-barang itu.

Kali ini, Arya tidak hanya menjual kepada tetangga. Ia juga menawarkan dagangannya ke warung-warung kecil di sekitar pasar. Dengan pendekatan ramah dan harga yang kompetitif, beberapa pemilik warung mulai tertarik membeli darinya.

Dalam seminggu, Arya berhasil menggandakan modalnya. Dari Rp3.000 menjadi Rp6.500.

Menatap Masa Depan

Meskipun masih kecil, usaha ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Dengan pengetahuan bisnisnya dari masa depan, Arya tahu bahwa menguasai distribusi adalah kunci utama untuk menjadi besar.

Langkah berikutnya adalah mencari cara untuk meningkatkan modal lebih cepat—entah dengan mencari mitra baru atau memperluas jangkauan penjualannya.

Satu hal yang pasti: ini baru permulaan.