Chereads / Gods Reincarnation: Eternal Cultivator / Chapter 43 - Bab 43: Kebenaran yang Terungkap

Chapter 43 - Bab 43: Kebenaran yang Terungkap

Setelah pertempuran singkat melawan para utusan Dewi Hitam, Shen Wei dan murid-muridnya melanjutkan perjalanan mereka. Lembah Seribu Cahaya kini semakin dekat, tetapi suasana di sekitar semakin mencekam.

Udara yang tadinya segar berubah menjadi berat, seakan sesuatu yang tak terlihat menekan tubuh mereka.

Mei Er merapat ke sisi Shen Wei, menggenggam pedangnya erat. Matanya penuh kekhawatiran, tetapi ia berusaha tetap tenang.

Lin Xia melirik sekeliling. "Aku merasa seperti diawasi."

Yu Lan mengangguk setuju. "Tempat ini terasa berbeda. Apakah kita benar-benar harus masuk ke lembah ini, Senior?"

Shen Wei menghentikan langkahnya, menatap lurus ke depan. "Jika Dewi itu memang ancaman besar, kita tidak punya pilihan lain. Semakin cepat kita mendapatkan informasi, semakin cepat kita bisa bersiap."

Chen Guang mengepalkan tangannya. "Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapi ini bersama."

Mereka semua mengangguk setuju, lalu melanjutkan perjalanan menuju lembah.

Saat mereka akhirnya memasuki lembah, pemandangan di depan mereka begitu kontras dengan atmosfer yang menekan.

Lembah itu dipenuhi cahaya aneh yang berpendar dari batu-batu kristal berwarna emas dan biru. Tetapi di balik keindahan itu, ada sesuatu yang mengintai.

Di tengah lembah, sebuah kuil tua berdiri megah.

Shen Wei melangkah mendekat, merasakan energi aneh yang menyelimuti tempat itu.

Tiba-tiba, sebuah suara menggema dari dalam kuil.

"Sang pewaris kekuatan surgawi akhirnya datang."

Mereka semua langsung waspada.

Seorang lelaki tua berambut putih panjang berjalan keluar dari kuil.

Matanya tajam, dan auranya penuh dengan kebijaksanaan.

Shen Wei menatapnya dengan penuh kehati-hatian. "Siapa kau?"

Lelaki itu tersenyum tipis. "Aku adalah Penjaga Lembah Seribu Cahaya. Aku telah menunggumu, Shen Wei."

Mei Er melangkah maju, wajahnya sedikit ragu.

"Tuan… apa yang kau ketahui tentang Dewi Hitam?"

Lelaki itu menatapnya dalam-dalam, kemudian menghela napas berat.

"Dewi itu bukan hanya sekadar dewi. Dia adalah makhluk yang lahir dari kegelapan dan kekuatan ilahi yang terdistorsi. Dia tidak hanya memiliki pasukan kegelapan, tetapi juga menguasai racun spiritual yang bisa menembus jiwa."

Mata Shen Wei menyipit. "Racun spiritual?"

Penjaga lembah mengangguk. "Racun ini tidak membunuh tubuh, tetapi menghancurkan jiwa perlahan. Begitu seseorang terkena racun ini, ia akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan menjadi boneka bagi Dewi itu."

Mei Er menggigit bibirnya, matanya dipenuhi kecemasan.

"Bagaimana cara menghindarinya?" tanya Yu Lan.

Lelaki tua itu menggeleng. "Tidak ada cara untuk menghindarinya. Tetapi…"

Mereka semua menahan napas, menunggu kelanjutan kata-katanya.

"… hanya satu orang yang bisa menetralkan racun itu."

Mereka saling berpandangan.

Chen Guang mengernyit. "Siapa?"

Lelaki tua itu menatap lurus ke arah Mei Er.

"Gadis ini."

Semua mata langsung tertuju pada Mei Er.

Mei Er sendiri terkejut. "Aku…?"

Lelaki tua itu mengangguk. "Energi spiritualmu memiliki sifat yang langka. Kau bisa menetralkan racun jiwa itu."

Mei Er terdiam, tangannya sedikit gemetar.

Shen Wei melangkah mendekatinya dan menggenggam tangannya dengan lembut. "Mei Er, aku tahu ini mengejutkan, tetapi kau tidak sendirian."

Mei Er menatap Shen Wei, mata mereka bertemu sejenak, dan hatinya terasa lebih tenang.

Lin Xia menatap mereka dengan serius. "Kalau begitu, kita harus memastikan Mei Er tetap aman."

Yu Lan mengangguk setuju. "Kita tidak boleh membiarkan Dewi itu mendekatinya."

Shen Wei menatap lelaki tua itu. "Di mana Dewi itu sekarang?"

Lelaki tua itu tersenyum samar. "Dia sudah mengetahui bahwa kalian mencarinya. Dia yang akan datang kepada kalian."

Setelah mendapatkan informasi dari Penjaga Lembah, Shen Wei dan murid-muridnya kembali ke perkemahan mereka.

Malam itu, api unggun menerangi wajah mereka yang penuh dengan berbagai perasaan.

Mei Er duduk sedikit menjauh, tatapannya kosong, masih memikirkan apa yang ia dengar.

Shen Wei menghampirinya, lalu duduk di sampingnya.

"Mei Er, kau terlihat gelisah."

Mei Er menghela napas. "Senior… aku takut. Jika aku gagal, maka kita semua akan hancur."

Shen Wei tersenyum lembut. "Mei Er, kau bukan gadis lemah. Aku percaya padamu."

Mei Er menatapnya, matanya sedikit berkaca-kaca.

"Terima kasih, Senior."

Shen Wei mengangkat tangannya dan mengelus rambut Mei Er dengan lembut. "Istirahatlah. Besok akan menjadi hari yang panjang."

Mei Er mengangguk pelan. Ia mulai merasa lebih tenang.

Dari kejauhan, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang memperhatikan mereka.

Chen Guang tersenyum kecil. "Senior benar-benar perhatian kepada Mei Er."

Lin Xia melipat tangannya. "Aku harap Mei Er bisa tetap kuat."

Yu Lan mengangguk. "Kita semua akan melindunginya."

Malam itu, mereka semua beristirahat, tetapi di dalam hati mereka, mereka tahu bahwa esok adalah hari yang akan menentukan segalanya.

Pertempuran melawan Dewi Hitam akan segera dimulai…

(Bersambung ke Volume 5…)