Dewi yang berdiri di hadapan Shen Wei dan murid-muridnya adalah Xian Yue, sang Dewi Kegelapan yang dikenal karena kekuatannya yang mampu menembus jiwa dengan racun spiritualnya.
Dari balik jubah hitamnya yang panjang, Xian Yue tersenyum tipis.
"Kau dan murid-muridmu hanya perlawanan kecil bagiku, Shen Wei," suaranya terdengar lembut tetapi penuh kebencian.
Shen Wei tidak terpengaruh.
Dengan tatapan tajam, ia mengangkat pedang surgawinya.
"Kami tidak akan membiarkanmu merusak dunia ini," jawabnya dengan tenang.
Mei Er, Yu Lan, Lin Xia, dan Chen Guang bersiap di belakangnya.
Mereka semua tahu ini akan menjadi pertempuran tersulit yang pernah mereka hadapi.
Xian Yue mengangkat tangannya.
"Serang mereka."
Dalam sekejap, pasukan kegelapan kembali muncul dari bayangan.
Mereka datang dengan jumlah yang lebih besar dari sebelumnya.
Shen Wei langsung melompat ke depan, memulai serangan pertama.
Dengan kecepatan luar biasa, ia menebas pasukan yang mendekat, menciptakan gelombang energi yang menghancurkan puluhan makhluk dalam sekejap.
Mei Er menggunakan pedangnya untuk melindungi Yu Lan, sementara Lin Xia dan Chen Guang bertarung berdampingan.
Namun, Xian Yue mulai mengeluarkan racun spiritualnya.
Kabut hitam pekat menyelimuti medan pertempuran.
"Hati-hati, ini bukan racun biasa!" seru Shen Wei.
Mei Er mencoba menahan napas, tetapi racun itu tetap merasuk ke dalam tubuhnya.
Tubuhnya mulai melemah.
"Tidak... aku tidak bisa berhenti di sini!" pikirnya.
Mei Er memaksakan dirinya untuk terus bertarung, tetapi energinya semakin terkuras.
Shen Wei melihatnya dan segera berlari ke arahnya.
"Mei Er, mundur! Racun ini terlalu berbahaya!"
Namun, sebelum Shen Wei sempat menyelamatkannya, Xian Yue menciptakan klon dirinya.
Klon itu meluncur ke arah Lin Xia dengan kecepatan luar biasa.
Lin Xia yang sedang sibuk bertarung tidak menyadari bahaya yang datang.
Dalam sekejap, klon Xian Yue menusukkan racun spiritual langsung ke tubuhnya.
Racun itu bukan hanya merusak fisiknya, tetapi langsung menembus jiwanya.
"AHH!!" Lin Xia berteriak kesakitan.
Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang terkejut.
"Lin Xia!!"
Shen Wei berteleportasi ke sisinya dan langsung menangkap tubuh muridnya yang jatuh.
Lin Xia tersenyum lemah.
"Se… Senior, maafkan aku… Aku belum bisa menjadi yang terbaik sebagai murid senior…."
Air mata mulai mengalir di wajah Shen Wei.
"Tidak, ini salahku… Aku telat menyelamatkanmu."
"Mei Er, Yu Lan, Chen Guang… maafkan aku…."
Perlahan, Lin Xia tersenyum untuk terakhir kalinya sebelum memejamkan matanya.
Keheningan menyelimuti medan perang.
Mei Er menangis. Chen Guang mengepalkan tinjunya dengan marah.
Yu Lan menundukkan kepala, matanya berkaca-kaca.
Xian Yue tersenyum puas.
"Seorang muridmu sudah mati, Shen Wei. Mungkin akan ada yang lainnya."
Shen Wei menatapnya dengan mata penuh amarah.
Tubuhnya mulai memancarkan cahaya emas yang menyilaukan.
"Xian Yue, aku akan menghancurkanmu!"
Xian Yue sedikit terkejut.
Untuk pertama kalinya, ia merasakan ketakutan.
"Apa… Apa ini?"
Shen Wei mengangkat pedangnya.
Energi surgawi berkumpul di sekelilingnya.
Dengan kecepatan luar biasa, Shen Wei menerjang Xian Yue.
Dewi itu mulai kewalahan.
(Bersambung ke Bab 47…)