Malam itu, keluarga Wang Liu berkumpul di ruang makan. Meja makan dipenuhi hidangan lezat yang dimasak oleh ibunya. Suasana hangat meliputi keluarga kecil itu. Wang Liu duduk bersama ayah dan ibunya, sementara Jian Shen, yang kini sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga, ikut bergabung dengan tenang.
"Kau terlihat lelah hari ini, Liu. Apa semuanya berjalan baik di sekolah?" tanya ayahnya sambil menyuap nasi.
Wang Liu mengangguk pelan. "Ya, Ayah. Hanya ada sedikit pelajaran tambahan tentang pemanggilan roh tadi. Tidak terlalu berat."
Ibunya tersenyum lembut. "Baguslah. Kau harus tetap menjaga kesehatanmu. Jangan terlalu memaksakan diri."
Setelah selesai makan, Wang Liu membantu ibunya merapikan meja sebelum kembali ke kamarnya. Jian Shen mengikuti di belakangnya, tetap setia seperti bayangan.
Kamar Wang Liu tampak tenang, meskipun sedikit gelap. Cahaya lampu meja yang redup memberikan suasana damai. Wang Liu duduk di kursinya, menyalakan konsol game kesayangannya. Jian Shen berdiri di dekat jendela, mengamati bulan di langit malam.
"Jian Shen, maukah kau bermain game denganku?" tanya Wang Liu, mencoba menghilangkan kebosanan.
"Guru, aku tidak mengerti apa menariknya permainan ini, tetapi aku akan mencoba," jawab Jian Shen sambil mendekat.
Wang Liu tersenyum kecil, menyerahkan salah satu kontroler kepada Jian Shen. Mereka berdua mulai bermain, dan Jian Shen tampak serius mempelajari permainan tersebut. Namun, di tengah-tengah permainan, handphone Wang Liu berdering.
Wang Liu menghentikan permainan, mengambil handphone-nya, dan membaca pesan yang baru saja masuk. Pesan itu berasal dari grup kelas elite.
"Besok akan ada pertandingan pedang roh antar sekolah di Arena Besar," Wang Liu membaca pesan itu dengan suara pelan.
Jian Shen mendekat dan bertanya, "Pertandingan pedang roh? Guru, apakah kau akan ikut serta?"
"Sepertinya begitu. Master Zhang pasti akan menjelaskan lebih banyak di sekolah besok," jawab Wang Liu sambil menyimpan handphone-nya.
Malam itu, Wang Liu mempersiapkan dirinya secara mental. Ia tahu bahwa pertandingan itu tidak hanya akan menjadi ajang menunjukkan kekuatan, tetapi juga bisa menjadi tempat munculnya ancaman baru. Jian Shen tetap berjaga, memastikan keamanan gurunya sepanjang malam.
Pagi itu, suasana di sekolah lebih ramai dari biasanya. Semua murid membicarakan pertandingan pedang roh yang akan diadakan di Arena Besar. Wang Liu berjalan santai menuju kelas elite, dan seperti biasa, Yue, Xing, dan Ming sudah menunggunya di depan pintu.
"Liu, kau sudah mendengar berita tentang pertandingan hari ini?" tanya Yue dengan antusias.
"Sudah. Sepertinya ini akan menarik," jawab Wang Liu singkat.
Setelah semua murid elite berkumpul, Master Zhang masuk ke kelas. Ia berdiri di depan mereka dengan ekspresi serius.
"Seperti yang kalian ketahui, hari ini akan diadakan pertandingan pedang roh antar sekolah elite. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kemampuan kalian dan juga mengukur sejauh mana perkembangan kalian dalam menguasai pedang roh," jelas Master Zhang.
Ia kemudian menatap Wang Liu, Yue, Xing, dan Ming. "Aku berharap banyak dari kalian berempat. Kalian adalah harapan kelas elite kita. Jangan mengecewakan."
Mereka berempat mengangguk dengan penuh keyakinan.
Setelah pelajaran singkat, semua murid elite berangkat ke Arena Besar. Wang Liu, Yue, Xing, dan Ming duduk bersama di dalam bus sekolah. Suasana penuh antisipasi terasa di antara mereka.
"Liu, apa kau gugup?" tanya Yue.
"Tidak," jawab Wang Liu dengan tenang. "Aku hanya ingin melihat seberapa kuat para peserta dari sekolah lain."
Namun, di balik ketenangan Wang Liu, ia tahu bahwa sesuatu yang lebih besar sedang menanti. Jian Shen, yang terhubung dengannya secara spiritual, mengingatkan melalui pikirannya, "Guru, aku merasakan aura gelap mendekat. Kita harus waspada."
Sementara itu, di kota lain, sekelompok ninja pembunuh sedang berkumpul di sebuah tempat terpencil. Di tengah mereka berdiri seorang pria bertubuh besar dengan wajah dingin. Ia adalah Guo Long, pemimpin dari kelompok ninja tersebut.
"Pertandingan ini adalah kesempatan kita. Yue akan berada di sana, dan aku sendiri yang akan memastikan rencana ini berhasil," ucap Guo Long dengan suara berat.
Para ninja lainnya mengangguk patuh. Mereka telah merencanakan serangan yang akan mengguncang pertandingan tersebut.
Arena Besar dipenuhi sorak-sorai penonton dari berbagai sekolah elite. Para murid yang terpilih untuk bertanding bersiap di ruang tunggu. Wang Liu, Yue, Xing, dan Ming berdiri bersama, menunggu giliran mereka untuk memasuki arena.
Ketika giliran mereka tiba, Wang Liu berjalan ke tengah arena dengan tenang. Di sisi lain, lawan dari sekolah lain juga memasuki arena, membawa pedang roh mereka masing-masing.
Pertandingan dimulai dengan serangkaian duel. Xing, dengan roh burung birunya, menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam kecepatan dan ketepatan. Ming, dengan roh elang putihnya, mendominasi lawan dengan serangan udara. Yue, dengan roh kucing pink bersayapnya, menggunakan kelincahan untuk mengelabui lawan.
Ketika giliran Wang Liu tiba, seluruh arena menjadi hening. Ia mengeluarkan Jian Shen, yang bersinar dengan aura Jin Guang. Lawannya terlihat gugup, tetapi Wang Liu tetap tenang. Dengan gerakan sederhana namun kuat, Wang Liu mengalahkan lawannya tanpa kesulitan.
Namun, di tengah pertandingan, Guo Long dan kelompok ninja pembunuhnya memasuki arena secara diam-diam. Mereka menyelinap ke area penonton, menunggu momen yang tepat untuk menyerang Yue.
Wang Liu, yang peka terhadap aura gelap, segera menyadari kehadiran mereka. Ia mengirim pesan telepati kepada Jian Shen, "Bersiaplah. Aku akan melindungi Yue apa pun yang terjadi."
Ketika Guo Long akhirnya melancarkan serangannya, Wang Liu bergerak cepat. Ia muncul di depan Yue, menangkal serangan pedang Guo Long dengan Jian Shen.
"Jadi kau yang disebut-sebut sebagai pelindung Yue?" tanya Guo Long dengan suara mengejek.
Wang Liu menatapnya dengan tajam. "Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh siapa pun di sini."
Pertarungan antara Wang Liu dan Guo Long berlangsung sengit. Jian Shen memancarkan cahaya Jin Guang, sementara pedang Guo Long dikelilingi aura gelap yang pekat. Penonton menyaksikan dengan tegang, tidak menyangka bahwa pertandingan ini akan berubah menjadi pertempuran nyata.
Dengan kekuatan dan strategi yang luar biasa, Wang Liu berhasil mengalahkan Guo Long. Aura gelap yang menyelimuti arena perlahan menghilang, dan penonton bersorak untuk kemenangan Wang Liu.
Setelah semua selesai, Wang Liu berjalan keluar arena bersama Yue, Xing, dan Ming. Yue menatap Wang Liu dengan mata berbinar.
"Liu, kau benar-benar luar biasa. Kau tidak hanya menyelamatkanku lagi, tetapi juga seluruh arena," ucapnya dengan penuh rasa syukur.
Wang Liu hanya tersenyum tipis. "Itu tugasku. Aku akan selalu melindungi kalian."
Malam itu, Wang Liu kembali ke rumah dengan perasaan lega, tetapi ia tahu bahwa ancaman dari Guo Long hanyalah permulaan. Tantangan yang lebih besar masih menunggunya di masa depan.