Chereads / The Birth of a God / Chapter 25 - Bab 24: Tantangan di Gunung Tianming

Chapter 25 - Bab 24: Tantangan di Gunung Tianming

Setelah mempelajari isi kitab Ling Qi Jin, Wang Liu dan teman-temannya memulai perjalanan menuju Gunung Tianming, tempat ritual kuno yang disebutkan dalam kitab itu harus dilaksanakan. Perjalanan ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang kebijaksanaan dan kerja sama.

Sebelum berangkat, Master Zhang memperingatkan mereka. "Gunung Tianming bukan tempat biasa. Ada banyak roh penjaga di sana yang akan menguji kalian. Ingat, kekuatan saja tidak cukup. Kadang-kadang, ketenangan dan kecerdasan jauh lebih penting."

Wang Liu hanya tersenyum tipis mendengar peringatan itu. Ia tahu betul bahwa kekuatannya jauh melampaui yang lain, tetapi ia juga tahu bahwa kekuatan besar harus digunakan dengan bijak. Ia memutuskan untuk tidak menggunakan seluruh kemampuannya, melainkan hanya 0,001% dari kekuatannya untuk menghadapi setiap tantangan.

Yue, Xing, dan Ming berjalan di samping Wang Liu, memperhatikan sekeliling dengan waspada. Hutan di kaki gunung terasa sunyi, seolah menyembunyikan sesuatu. Angin dingin bertiup pelan, membuat mereka menggigil meskipun matahari masih bersinar.

"Wang Liu, apakah kau tidak merasa gugup?" tanya Yue, melihat wajahnya yang tenang.

"Tidak," jawab Wang Liu dengan santai. "Kegugupan hanya akan mengaburkan fokus kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah tetap tenang dan menghadapi apa pun yang ada di depan."

Xing mendesah. "Kadang-kadang aku iri dengan ketenanganmu. Aku pasti sudah panik jika berada di posisimu."

Ming tertawa kecil. "Tapi itulah Wang Liu. Dia selalu berbeda."

Wang Liu tidak menjawab, hanya tersenyum tipis.

Di lereng Gunung Tianming, mereka dihadapkan pada sebuah gerbang besar yang terbuat dari batu kristal. Pada gerbang itu terukir lima simbol elemen: Angin, Air, Api, Tanah, dan Cahaya. Sebuah suara bergema dari gerbang itu.

"Hanya mereka yang mampu menyeimbangkan kelima elemen yang dapat melewati gerbang ini."

Yue, Xing, dan Ming saling memandang. Mereka mencoba menggunakan kekuatan spiritual mereka masing-masing, tetapi gerbang itu tidak merespons.

"Gerbang ini membutuhkan harmoni, bukan kekuatan," kata Wang Liu dengan tenang.

Ia melangkah maju, mengangkat tangannya perlahan. Dengan gerakan lembut, ia memanipulasi setiap elemen dengan sempurna. Angin berputar lembut di sekelilingnya, air mengalir dengan tenang, api berkobar stabil, tanah bergemuruh pelan, dan cahaya dari tubuhnya memancar hangat.

Gerbang itu terbuka dengan suara berat, mengungkap jalan menuju puncak gunung. Yue menatap Wang Liu dengan kagum.

"Wang Liu, kau bahkan tidak terlihat berusaha keras," katanya.

"Aku hanya menggunakan 0,001% dari kekuatanku," jawab Wang Liu dengan santai, membuat teman-temannya semakin kagum sekaligus bingung.

Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah danau kecil yang airnya begitu jernih hingga mereka bisa melihat bayangan mereka sendiri. Namun, bayangan itu tiba-tiba bergerak, memisahkan diri dari mereka dan berdiri di hadapan mereka.

"Ini adalah Cermin Jiwa," kata Wang Liu, mengenali fenomena itu dari yang pernah ia baca di Ling Qi Jin. "Ia akan menunjukkan kelemahan kita dan menguji apakah kita bisa mengatasinya."

Bayangan Yue berbicara dengan nada dingin, mengungkapkan rasa takutnya akan kehilangan orang yang dicintai. Bayangan Xing menyoroti keraguannya terhadap kemampuannya sendiri. Bayangan Ming membeberkan kecemasannya tentang masa depannya.

Ketiganya berusaha melawan bayangan itu dengan kekuatan mereka, tetapi bayangan itu tampak lebih kuat.

"Berhenti melawan," kata Wang Liu dengan tenang. "Bayangan itu bukan musuh kalian. Ia adalah bagian dari diri kalian. Terimalah kelemahan kalian, dan kalian akan menang."

Yue, Xing, dan Ming akhirnya mengikuti saran Wang Liu. Mereka berhenti melawan dan mulai menerima apa yang dikatakan bayangan mereka. Perlahan, bayangan itu menghilang, meninggalkan mereka dengan rasa lega.

Ketika giliran Wang Liu, bayangannya muncul dengan senyuman yang sama tenangnya.

"Apa kelemahanmu, Wang Liu?" tanya Yue.

Wang Liu menatap bayangannya dengan mata penuh ketenangan. "Aku tidak punya kelemahan. Tapi jika aku harus menyebutkan satu, mungkin itu adalah keinginanku untuk melindungi segalanya, meskipun aku tahu aku tidak bisa menyelamatkan semua orang."

Bayangan Wang Liu mengangguk, tersenyum, lalu menghilang tanpa perlawanan.

Setelah melewati ujian-ujian itu, mereka akhirnya tiba di puncak Gunung Tianming. Tempat itu adalah sebuah dataran luas yang dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi. Di tengahnya terdapat altar batu besar dengan simbol-simbol kuno yang bersinar terang.

Wang Liu berdiri di depan altar, membuka Ling Qi Jin, dan mulai melafalkan mantra kuno dari kitab itu. Yue, Xing, dan Ming berdiri di sekelilingnya, memberikan energi spiritual mereka untuk mendukung ritual itu.

Tiba-tiba, langit di atas mereka berubah menjadi gelap, dan angin kencang bertiup. Dari kegelapan itu muncul makhluk besar dengan bentuk menyerupai naga hitam. Itu adalah Hei Long, penjaga terakhir yang akan menguji kekuatan Wang Liu.

"Wang Liu, kau berani mengganggu keseimbangan dunia dengan melakukan ritual ini," kata Hei Long dengan suara menggelegar.

Wang Liu menatap Hei Long dengan tenang. "Aku tidak mengganggu keseimbangan. Aku mencoba memperkuatnya."

Hei Long menyerang dengan kekuatan dahsyat, tetapi Wang Liu tetap tenang. Ia hanya menggunakan 0,001% dari kekuatannya, menciptakan perisai cahaya yang dengan mudah menahan serangan itu.

Dengan satu gerakan lembut, Wang Liu mengarahkan energi spiritualnya ke arah Hei Long, menenangkan makhluk itu.

"Kau tidak perlu melawan. Aku hanya ingin melindungi dunia ini," kata Wang Liu.

Hei Long berhenti, menatap Wang Liu dengan mata penuh pengakuan. "Kau memang layak. Lanjutkan ritualmu."

Setelah Hei Long menghilang, Wang Liu menyelesaikan ritual itu. Sebuah cahaya besar memancar dari altar, menyelimuti seluruh Gunung Tianming. Energi spiritual yang kuat menyebar ke seluruh dunia, memperkuat pelindung dunia spiritual seperti yang disebutkan dalam Ling Qi Jin.

Saat mereka kembali ke sekolah, Yue, Xing, dan Ming tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka terhadap Wang Liu.

"Kau benar-benar luar biasa," kata Yue. "Tapi kenapa kau tidak pernah menggunakan seluruh kekuatanmu?"

Wang Liu tersenyum. "Karena kekuatan sejati bukan tentang seberapa banyak yang bisa kau gunakan, tetapi tentang seberapa bijak kau menggunakannya."

Perjalanan ke Gunung Tianming telah mengukuhkan posisi Wang Liu sebagai pelindung dunia spiritual, tetapi ia tahu bahwa ini hanyalah awal dari tanggung jawab besar yang harus ia emban.