Malam itu, langit kota Beijing begitu tenang, dihiasi oleh bintang-bintang yang bersinar terang. Namun, di rumah Wang Liu, suasana berbeda. Wang Liu tidak bisa tidur. Ia hanya terbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit sambil memikirkan banyak hal—ancaman yang mungkin datang, kekuatan spiritualnya, dan tanggung jawabnya untuk melindungi dunia ini.
Setelah beberapa saat berguling-guling, ia memutuskan untuk keluar rumah. Ia mengambil jaketnya dan berjalan ke ruang tamu. Jian Shen, yang biasanya diam di tempatnya, tiba-tiba muncul.
"Guru, kau mau ke mana di malam seperti ini?" tanyanya.
"Aku tidak bisa tidur, Jian Shen. Aku ingin membeli susu favoritku. Udara segar mungkin akan membantuku merasa lebih tenang," jawab Wang Liu sambil mengenakan jaketnya.
Jian Shen mengangguk. "Kalau begitu, aku akan ikut denganmu, Guru. Malam hari adalah waktu di mana ancaman sering muncul."
Wang Liu hanya tersenyum tipis. "Baiklah, mari kita pergi."
Jalanan malam itu sepi, hanya beberapa orang terlihat berjalan atau naik kendaraan. Wang Liu dan Jian Shen berjalan santai menuju toko yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Mereka berbicara ringan tentang latihan hari ini dan perkembangan kemampuan spiritual mereka.
Ketika mereka tiba di toko, Wang Liu langsung mengambil susu favoritnya dari rak. Pemilik toko, seorang pria tua yang ramah, menyapa mereka dengan senyuman.
"Liu, malam-malam begini masih keluar? Kau benar-benar menyukai susu itu, ya?" katanya.
Wang Liu hanya tersenyum dan membayar susu tersebut. Setelah itu, ia dan Jian Shen kembali berjalan keluar.
Namun, ketika mereka melangkah menuju rumah, Wang Liu merasakan sesuatu yang aneh.
Wang Liu menghentikan langkahnya dan menatap ke arah pusat kota yang tidak terlalu jauh. "Jian Shen, kau merasakannya?"
Jian Shen mengangguk dengan wajah serius. "Ada energi gelap yang sangat kuat di sana. Sepertinya banyak roh jahat berkumpul."
Tanpa pikir panjang, Wang Liu langsung berlari menuju pusat kota. Jian Shen mengikutinya dengan sigap. Ketika mereka tiba, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan.
Ratusan orang berkeliaran di jalanan dengan gerakan aneh. Mata mereka berwarna merah gelap, tubuh mereka bergetar, dan aura kegelapan menyelimuti mereka. Wang Liu segera menyadari bahwa tubuh mereka telah dimasuki oleh roh jahat.
"Guru, apa yang akan kita lakukan?" tanya Jian Shen sambil bersiap-siap.
Wang Liu menatap ke arah ratusan orang itu dengan tenang. "Kita akan membantu mereka. Jangan gunakan seluruh kekuatanmu, Jian Shen. Pukul saja perut mereka atau letakkan tanganmu di kepala mereka. Itu akan cukup untuk mengusir roh jahat dari tubuh mereka."
Jian Shen mengangguk. "Baik, Guru."
Wang Liu berdiri di tengah kerumunan orang-orang yang dikendalikan roh jahat itu. Ia menutup matanya sejenak, memanggil kekuatan spiritualnya. Dalam sekejap, aura Jin Guang yang kuat memancar dari tubuhnya, membuat kota yang gelap itu seolah-olah berubah menjadi sore hari. Cahaya emas itu menarik perhatian banyak orang yang kebetulan melewati daerah itu. Mereka berhenti dan memperhatikan Wang Liu dengan takjub.
Roh-roh jahat yang berada di dalam tubuh manusia itu mulai mengarahkan perhatian mereka ke Wang Liu. Mereka menyerang secara bersamaan, tetapi Wang Liu tetap tenang. Dengan gerakan cepat, ia menghindari serangan mereka sambil memukul perut satu per satu. Setiap kali pukulannya mengenai tubuh mereka, roh jahat keluar dengan teriakan yang memekakkan telinga.
Jian Shen juga bergerak dengan cekatan. Ia mengikuti instruksi Wang Liu, memukul perut para korban atau meletakkan tangannya di kepala mereka untuk mengusir roh jahat. Gerakannya sangat terkoordinasi, seolah-olah mereka sudah berlatih bersama selama bertahun-tahun.
"Guru, mereka terlalu banyak. Apa kita perlu mempercepatnya?" tanya Jian Shen sambil mengusir roh jahat dari seorang pria paruh baya.
Wang Liu menggeleng. "Tidak perlu. Kita tidak boleh merusak tubuh mereka. Lakukan saja dengan perlahan, tapi pasti."
Setelah hampir satu jam, akhirnya mereka berhasil membantu semua orang. Ratusan roh jahat itu melayang keluar dari tubuh para korban, lalu menghilang ke udara. Orang-orang yang sebelumnya dikendalikan mulai tersadar. Mereka memandang Wang Liu dan Jian Shen dengan kebingungan, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ketika semua selesai, Wang Liu berdiri di tengah jalan dengan napas yang teratur. Cahaya Jin Guang di tubuhnya perlahan meredup. Jian Shen berjalan mendekatinya dengan ekspresi puas.
"Guru, kau benar-benar hebat. Kau menangani semuanya dengan tenang dan tanpa membuat kerusakan besar."
Wang Liu tersenyum kecil. "Itu tugas kita, Jian Shen. Melindungi orang-orang tanpa membuat mereka merasa takut."
Beberapa orang yang tersadar mulai berterima kasih kepada Wang Liu dan Jian Shen, meskipun mereka tidak sepenuhnya mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah memastikan semuanya aman, Wang Liu dan Jian Shen kembali berjalan pulang. Jalanan kini terasa lebih damai, seolah-olah ancaman tadi tidak pernah ada.
Sesampainya di rumah, Wang Liu mengetuk pintu dan berkata, "Aku pulang."
Ibunya menyambutnya dengan senyuman hangat. "Liu, kau pergi membeli susu, ya? Lama sekali. Apa semuanya baik-baik saja?"
Wang Liu mengangguk sambil meletakkan susu favoritnya di meja. "Semua baik-baik saja, Bu."
Jian Shen yang berdiri di belakangnya hanya tersenyum kecil. Ia tahu bahwa Wang Liu tidak ingin membuat keluarganya khawatir.
Malam itu, Wang Liu duduk di kamarnya, merenungkan kejadian yang baru saja terjadi. Ancaman tadi hanyalah salah satu dari banyak tantangan yang akan ia hadapi di masa depan. Namun, dengan Jian Shen di sisinya, ia merasa yakin bahwa ia bisa mengatasi semuanya.
"Dunia ini… Aku akan melindunginya, apa pun yang terjadi," gumamnya sebelum akhirnya tertidur dengan tenang.